A. Definisi
Dermatitis merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif pruritus.
Obyektif tampak inflamasi eritema, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik.
Tanda-tanda poliorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama. Penyakit
bertendensi residif dan menjadi kronis.
B. Sinonim
Unitaris : Ekzema
dan dermatitis dianggap sinonim. Anggapan ini yang berasal dari kontinen Eropa,
dan tidak dianut lagi.
Dualistis : Ekzema
dan dermatitis merupakan nama yang tidak sinonim . Anggapan dualistis sekarang
dianut di semua negeri. Semua kelainan dianggap dermatitis dan dengan demikian
dicari faktor-faktor penyebab.Yang dulu disebut eczema adalah salah satu bentuk
dermatitis, yaitu yang dinamakan dermatitis atopik.
C. Etiologi
Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui.
Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen, misalnya zat kimia,
protein, bakteri, dan fungus. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Alergi ialah perubahan kemampuan tubuh yang didapat dan spesifik untuk
bereaksi.
Reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara
antigen dan antibody. Karena banyaknya agen penyebab, ada anggapan bahwa nama
dermatitis digunakan sebagai nama “tong sampah” (catch basket term). Banyak
penyakit alergi yang disertai tanda-tanda polimorfi disebut dermatitis.
D. Tipe-Tipe Dermatitis
1.
Dermatitis kontak alergi
Kemerahan, gatal-gatal, melepuh, terjadi saat ada kontak dengan substansi
dimana sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing, misalnya tidak cocok
dengan lotion tertentu.
2.
Dermatitis atopi
Penyakit kulit kronis yang dimanifestasikan dengan gatal-gatal dan
inflamasi kulit.
3.
Ekzema kontak
Suatu reaksi yang terlokalisir dengan tanda-tanda : kemerahan, gatal, dan
rasa terbakar. Ini terjadi karena kulit kontak dengan alergen atau bahan-bahan
iritan seperti asam, bahan pembersih, atau bahan kimia lainnya.
4.
Ekzema dishidrotik
Iritasi kulit yang terjadi pada jari-jari tangan dan sela-sela jari kaki,
yang ditandai dengan lepuh dalam, gatal dan nyeri terbakar.
5.
Neurodermatitis
Patch yang terdapat di kepala, kaki bagian bawah, pergelangan atau lengan
bagian dalam yang disebabkan oleg gatal yang terlokalisir (misalnya karena
gigitan serangga) yang akhirnya menjadi iritasi.
6.
Ekzema nummular
Patch berbentuk coin di lengan, punggung, kaki
bawah, yang kemungkinan timbul krusta, bersisik dan gatal sekali.
7.
Ekzema seboroik
Warna kekuningan, berminyak, scalling patch, terdapat di wajah atau
bagian tubuh lainnya.
8.
Dermatitis stasis
Iritasi pada kulit pada kaki bawah, biasanya berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
E. Manifestasi Klinis
Subyektif ada tanda-tanda radang akut, terutama
pruritus (sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu
(kalor), kemerahan (rubor), pembengkakan (edema), dan gangguan fungsi kulit
(fungsio laesa).
Obyektif biasanya batas kelainan tidak tegas dan
terdapat lesi polimorfi, yang dapat timbul secara serentak atau berturut-turut.
Pada permukaan timbul eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit yang
longgar, misalnya muka (terutama palpebra dan bibir) dan genetalia eksterna.
Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) berarti terdapat eksudasi.
Disana-sini terdapat sumber dermatitis, artinya terdapat vesikel-vesikel
pungtiformis yang berkelompok dan kemudian membesar. Kelainan tersebut dapat
disertai bula atau pustule, jika desertai infeksi.
Dermatitis sika (kering) berarti tidak madidans. Bila
gelembung-gelembung mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan
krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut dermatitis sika. Pada
stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik-sisik. Bila proses
menjadi kronis tampak likenifikasi dan sebagai sekuele terlihat hiperpigmentasi
atau hipopigmentasi.
E. Histopatologi
Pada dermatitis akut kelainan di epidermis berupa
vesikel atau bula, spongiosis, edema intrasel, dan eksositosis, terutama sel
mononuclear. Kadang-kadang tampak krusta menutupi epidermis. Dermis sembab,
pembuluh darah melebar, disekitarnya terdapat sebukan sel radang mononuclear.
Kelainan pada stadium subakut hampir seperti pada
stadium akut; jumlah vesikel sedikit dan lebih kecil, spongiosis masih jelas;
kelainan di dermis menyerupai stadium akut.
Pada stadium kronis perubahan yang terlihat terutama
akantosis, rete ridges memanjang, parakeratosis, dan hyperkeratosis. Spongiosis
ringan kadang-kadang terlihat, sedangkan vesikel idak lagi ditemukan. Perubahan
dalam dermis berupa penebalan jaringan kolagen, fibroblast bertambah banyak,
serta pembuluh darah kapiler bertambah dan dindingnya menebal. Sebukan sel
radang menahun ditemukan di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas.
F. Penatalaksanaan
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi
antihistamin-antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dsb. Pada kasus perat
dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topical diuraikan dibawah ini :
- Dermatitis
basah (madidans) harus diobati dengan kompres terbuka. Dermatitis kering (sika)
diobati dengan krim atau salep.
- Makin
berat atau akut penyakitnya, makin rendah presentasi obat spesifik.
- Bila
dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut, diberi losio (bedak kocok),
pasta, krim, atau linimentum (pasta pendigin). Bila kronik diberi salep.
-
Pada dermatitis sika, bila superficial, diberikan
bedak, losio, krim, atau pasta; bila kronik diberikan salep. Krim diberikan
pada daerah berambut, sedangkan pasta pada daerah tidak berambut. Penetrasi
salaep lebih besar daripada krim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar