Vaksin dan Antiserum
KETERSEDIAAN. Antitoksin Anstrak, rabies dan vaksin demam kuning, antitoksin botulism dan antiracun laba – laba dan ular tersedia di pusat keracunan setempat dan PT. Biofarma.
Untuk anti bisa ular, lihat Bab 15.
Permintaan untuk vaksin yang tidak tersedia di apotik dapat diajukan ke PT. Biofarma, Jl. Pasteur No. 26 Bandung.
VAKSIN BCG
BCG (Bacilius calmette- Guerin) adalah starin hidup Mycobactrium bovis yang dilemahkan yang merangsang hipersentivitas terhadap M.tuberkulosis. vaksin BCG harus diberikan secara intradermal oleh orang yang menguasai teknik ini (lihat bawah)
Dalam 2-6 minggu timbul pembengkakan kecil ditempat injeksi yang papula atau ulkus benigna berdiameter sekitar 10 mm dan akan sembuh dalam 6-12 minggu. Perban kering dapat digunakan bila ulkus pecah, tetapi udara harus bisa lewat.
BCG dianjurkan untuk kelompok berikut ini bila belum pernah mendapat imunisasi BCG sebelumnya, yang dibuktikan dengan parut yang spesifik, dan bila reaksi hipersentivitas tuberkuloproteinnya negatif :
- Yang berkontrak dengan mereka yang menderita tuberculosis paru aktif.
- Imigran (termasuk bayi dan anak) dari Negara yang prevalensi tuberkulosisnya tinggi;
- Staf pelayanan kesehatan (termasuk mahasiswa kedokteran, staf kesehatan di rumah sakit, dan semua yang mengadakan kontrak dengan pasien, termasuk fisioterapist dan radiographer, staff teknis di departemen patologi, dan orang lain yang diperkirakan berisiko khusus karena kemungkinan kontak dengan pasien atau sputum mereka; sangat penting untuk menguji staf laboratorium yang kontak dengan pasien yang immunocompromised, misalnya staf unit transplantasi, onkologi, dan HIV, dan staf di bagian kebidanan dan bagian pediatri;
- Anak antara umur 10 – 14 tahun (lihat tabel 14.1);
- Dokter hewan dan staf lain yang menangani spesies binatang yang diketahui mudah terserang tuberculosis;
- Staf yang bekerja di penjara, rumah jompo, dan hostel untuk pengungsi dan tuna wisma;
- Mereka yang tinggal lebih dari 1 bulan di Negara yang kejadian tuberkulosisnya tinggi (lihat14.6);
- Bayi baru lahir, anak kecil atau dewasa yang minta imunisasi.
Selain bayi sampai usia 3 bulan, semua orang yang akan diberi imunisasi BCG harus menjalani skin test (tes kulit) dulu untuk melihat hipersentivitasnya terhadap tuberkuloprotein (lihat test diagnostic, dibawah).
Vaksin BCG dapat diberikan bersama dengan vaksin hidup lainnya (juga lihat 14.1), tetapi bila tidak diberikan secara bersamaan, harus ada interval sedikitnya 3 minggu di antara pemberian kedua vaksin. Bila BCG diberikan pada bayi, tidak ada kebutuhan untuk menunda imunisasi primer, termasuk untuk poliomielistis.
Lihat 14.1 untuk kontaindikasi umum. BCG juga dikontraindikasikan untuk subyek dengan sepsis kulit umum (dalam kasus eksim, tempat sutikan harus bebas dari luka).
Injeksi intrademal
Vaksin bacillus Calmette – Guerin
Sediaan beku-kering (freeze- dried) dari bakteri hidup suatu strain turunan basil calmette dan Guerin
Dosis: 0,1 ml (BAYI di bawah usia 3 bulan 0,05 ml) dengan cara injeksi intradermal.
Vaksin BCG kering (bio farma)
BCG Vaccine SSI (Statent Serum Institut – Denmark) serbuk Inj. 0,75 mg/ml (K)
TEKNIK INJEKSI INTRADERMAL
Setelah diusapkan dengan alcohol dan dibiarkan mongering, kulit ditarik diantara jempol dan telunjuk, dan jarum (ukuran 25G dan 26G) ditusukkan (bevel di atas) sekitar 2 mm ke lapisan kulit superficial (hamper parallel dengan permukaan). Jarum harus pendek dengan bevel pendek (biasanya dapat dilihat melalui epidermis sewaktu penyuntikan). Bula putih yang timbul di kulit dan memperlihatkan ujung folikel rambut menandakan injeksi telah dilakukan demham nemar; bula 7 mm= injeksi 0,1 ml; bila tidak dirasakan tahanan kembali sebelum menambahkan vaksin lagi.
Injeksi dilakukan ditempat insersi m.deltoidesus di humerus (tempat yang lebih tinggi di lengan cenderung menimbulkan pembentukan keloid); ujung bahu harus dihindari; untuk alasan kosmetis, permukaan paha atas-lateral dapat juga dipilih dan ini merupakan alternative yang dapat diterima.
Injeksi perkuatan
Teknik tusukan ganda perkutan (percutaneous multiple pucture ) hanya dapat di terima sebagai alternative untuk bayi usia muda yang mungkin sulit diberi injeksi intradermal (dibutuhkan 18-20 titik ulang)
ZAT DIAGNOSTIK. Pada uji Mantoux, dosis diagnostic adalah injeksi intradermal Tuberculin Purified Protein Derivative (PPD)
Rutin : 10 unit PPD 1 ml 100 unit/ml (1 dalam 1.000)
Khusus (hipersensitifitas atau diduga TB): 1 unit PPD 0,1 10 unit/ml (1 dalam 100)
Khusus (sensitivitas rendah) : 100 unit PPD 0,1 ml 1.000 unit/ml (1 dalam 100)
Pada uji Heaf (multiple puncture) larutan mengandung tuberculin purified protein Derivative digunakan 100.000 unit dalam 1 ml.
Catatan. Uji Tuberkulin tidak boleh dilaksanakan dalam 4 minggu setelah menerima vaksin virus hidup karena respons terhadap tuberkulin dapat terhambat.
Tubercullin PPD. (Bio Farma), cairan Inj. 2 TU, 5 TU (K)
Dibuat dari produk biakan hasil pemanasan dan lisis dari spesies mikrobakterium yang sesuai, dan mengandung 100.000 unit/ml. 1 ampul. Juga tersedia yang dilarutkan 1 dalam 1.000 (100 unit/ml), dan 1 dalam 10.000 (10 unit/ml).
ANTITOKSIN BOTULISM
Antitoksin botulism trivalent tersedia untuk profilaksis paskapermaparan botulism dan untuk pengobatan orang yang dianggap menderita botulism. Secara spesifik mentralisir toksin yang diproduksi oleh Clostridium botulism tipe A, B, dan E.
Tidak efektif terhadap botulism pada anak karena toksinnya (tipe A), bila ada, jarang ditemukan dalam darah pada infeksi jenis ini.
Reaksi hipersentivitas merupakan masalah. Penting untuk membaca kontraindikasi, peringatan dan rincian dari uji sensitivitas pada brosur kemasan. Sebelum pengobatan, harus dilakukan dicek adanya pemberian antitoksin sebelumnya dan riwayat alergi, seperti asma, hay fever, dan lain – lain. Semua pasien harus menjalani uji sensitivitas (mengencerkan antitoksin bila ada riwayat alergi).
Botox (Allergean Pharmaceutical, Bio Farma )
Serbuk Inj. 100 UI (K)
Sediaan mengandung glubolin antitoksin spesifik yang memiliki kekuatan netralisir toksin yang terbentuk oleh Clostridium botulinum tipe A, B, dan E.
Catatan. Nama Botulinum Antitoxin BP tidak digunakan karena sediaan yang sekarang ada kandungan fenolnya lebih tinggi (0,45% vs. 0,25%)
Dosis. Profilaksis, 20 ml injeksi intramuscular secepat mungkin setelah pemaparan; pengobatan, 20ml (diencerkan hingga 100ml dengan natrium klorida 0,9%) secara infuse perlahan intravena dilanjutkan dengan 10 ml 2-4 jam kemudian, dan dosis berikut dengan interval 12-24 jam.
VAKSIN KOLERA
Vaksin kolera mengandung vibria cholera serovar O1. Sub tipe Inaba dan Ogawa yang dimatikan dengan pemanasan.
Vaksin kolera dapat member sedikit perlindungan infeksi tetapi tidak dapat mengendalikan penyebaran penyakit. Staf laboratorium yang kontak langsung dengan kuman kolera harus diperingatkan akan resiko yang mungkin terjadi, dan keharusan untuk vaksinasi harus ditetapkan. Vaksinasi kolera tidak lagi diharuskan untuk perjalanan internasional. Departemen Kesehatan telah mengeluarkan pernyataan:
“Vaksin konvensional memberikan sedikit perlindungan dan tidak perlu lagi diberikan untuk perjalanan internasional. Kadang – kadang bila diduga ada permintaan yang tidak resmi, maka pernyataan tidak diperlukannya vaksinasi kolera diberikan oleh dokter secara resmi dengan tanda tangan dan stempel dokter”.
Wisatawan yang berkunjung ke Negara yang ada kolera diperingatkan bahwa memperhatikan makanan, air, dan hygiene adalah sangat penting.
Vaksinasi Kotipa (kombinasi vaksin kolera, tifus dan paratifus) (Bio Farma) (K).
Dosis: Dosis pertama, seperti dijelaskan pada label, biasanya 0,5 ml dengan cara injeksi subkutan dalam atau injeksi intramuscular; dosis kedua, setelah paling sedikit 1 minggu dan lebih baik 4 minggu, 1 ml; dosis penguat setiap 6 bulan bila terjadi pemaparan yang terus menerus; ANAK usia 1-5 tahun 0,1 ml, dosis kedua 0,3 ml, usia 5-10 tahun, 0,3 ml, dosis kedua 0,5 ml.
VAKSIN DIFETRI
Perlindungan terhadap difetri terutama adalah karena timbulnya antitoksin yang diproduksi karena rangsangan oleh vaksin yang dibuat dari toksin Corynnebcterium diptheriae. Vaksin ini lebih efektif dan lebih sedikit menyebabkan efek samping bila dijerap (ad-sorbed) pada carrier mineral. Vaksin jerap difetri dianjurkan untuk imunisasi rutin bayi dan diberikan dalam bentuk triple vaccine, vaksin jerap difteri, tetanus, dan (oral) biasanya diberikan bersamaan dengan tiap dosis vaksin DPT (lihat tabel 14.1)
Vaksin jerap difteri dan tetanus (DT) dipakai sebagai pengganti DPT bila imunisasi terhadap pertusis dikontraindikasikan .
Dosis penguat dari vaksin jerap difteri dan tetanus dianjurkan pada anak yang akan masuk sekolah (usia 4-5 tahun). Ini lebih baik diberikan setelah interval paling tidak diberikan setelah interval paling tidak 3 tahun dari dosis terakhir suntikan dasar. Dosis penguat lebih lanjut dianjurkan pada saat meninggalkan sekolah; untuk tujuan ini tersedia vaksin jerap difteri dan tetanus (DT) untuk dewasa dan remaja (versi dosis tunggal dengan vaksin tetanus). Untuk rincian mengenai dosis booster dari vaksin difteri pada anak diatas usia 13 tahun yang memerlukan pengobatan pada luka yang rentan tetanus. Bila ternyata, ketika tiba saatnya untuk memberikan dosis penguat vaksin difteri dan tetanus di akhir masa sekolah, ditemukan catatan bahwa pernah diberikan dosis tetanus kelima, maka diberikan dosis penguat antigen tunggal berupa vaksin jerap difteri dosis rendah.
Dosis penguat vaksin difteri lain tidak dianjtkan untuk vaksinasi rutin, kecuali untuk staf yang berhubungan dengan pasien difteri, atau menangani specimen klinik yang bisa patogenik, atau bekerja langsung dengan Corynebacterium diphtheria; mereka harus dipertimbangkan untuk booster atau imunisasi primer setelah penilaian tentan resiko. Vaksin dosis rendah. Vaksin jerap difteri untuk dewasa. Tersedia untuk tujuan ini.
Wisatawan yang sudah diimunisasi dan berkunjung ke Negara tempat difteri bersifat endemic atau epidemic memerlukan dosis penguat bila imunsisasi primer dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Wisatawan yang belum diimunisasi memerlukan 3 dosis dengan interval bulanan (penting; dewasa dan anak diatas usia 10 tahun yang memerlukan dosis primer atau penguat harus diberi vaksin dosis rendah- mereka yang juga memerlukan perlindungan terhadap tetanus dapat diberi dosis rendah dikombinasikan dengan vaksin tetanus.
Lihat 14.1 untuk kontraindikasi umum
Vaksin difteri untuk anak
Dengan tetanus dan pertusis (triple accine)
Vaksin Jerap Diphteria, Tetanus, dan Pertuis (DPT) (Bio Farma) (K)
Dibuat dari toksoid difteri, toksoid tetanus, tetanus, toksoid, dan vaksin pertuis dalam bentuk vaksin jerap.
Dosis. Imunisasi primer pada ANAK, 0,5 ml secara intramuskuler pada umur 2 bulan disusul dengan dosis kedua setelah 4 minggu dan dosis ketiga setelah 4 minggu berikutnya (lihat Tabel 14.1)
Dengan tetanus
Vaksin Jerap Difteri dan Tetanus (Anak) (Bio Farma) (K)
Dibuat dari toksoid difteri dan toksoid tetanus diadsorbsi dengan pembawa (carrier) mineral
Dosis: imunisasi primer ANAK tanpa komponen pertusis, 0,5 ml secara Intramuskular atau injeksi subkutan dalam pada usia 2 bulan disuse dengan dosis kedua setelah 4 minggu dan dosis ketiga setelah 4 minggu berikutnya (lihat tabel 14.1); booster pada saat masuk sekolah, 0,5 ml(lihat tabel 14.1)
Antigen tugal
Dibuat dari toksoid difteri yang dijerap pada carrier mineral. Tersedia dalam sediaan untuk anak – anak dan remaja. Vaksin jerap untuk anak hanya digunakan untuk kontak kasus difteri atau karier; anak – anak yang diimunisasi di bawah usia 10 tahun diberikan satu dosis 0,5 ml secara intramuscular atau subkutan dalam, anak yang tidak diimunisasi di bawah usia 10 tahun diberikan tiga dosis 0,5 ml dengan interval 4 minggu antara ketiga dosis; dewasa dan anak – anak usia 10 tahun harus diberi vaksin jerap difteri untuk dewasa (lihat di bawah).
Vaksin jerap difteri untuk dewasa dan anak diatas 10 tahun.
PENTING. Untuk pemakaian pada anak usia 10 tahun atau lebih.
Jumlah kecil toksoid difteri yang terdapat dalam sediaan di bawah ini cukup untuk memicu kekebalan pada individu yang sebelumnya telah mendapat imunisasi difteri tetapi yang kekebalannya sudah menghilang dengan waktu; tidak cukup untuk menyebabkan reaksi – reaksi efek samping serius seperti bila vaksin difteri formula konvensional digunakan untuk dewasa dan anak diatas usia 10 tahun; untuk yang akan meninggalkan sekolah, juga tersedia versi dosis rendah yang dikombinasi dengan vaksin tetanus dalam injeksi tunggal (lihat catatan di atas).
Bila terjadi dewasa yang tidak diimunisasi dan anak diatas 10 tahun berkontak dengan kasus difteri atau karir harus diberi imunisasi primer; dewasa yang telah di imunisasi dan anak di atas usia 10 tahun dapat diberi dosis penguat.
Dengan tetanus.
Vaksin Jerap Difteri and Tetanus untuk Dewasa dan Remaja (Dewasa) (Bio Farma) (K)
Dibuat dari toksoid difteri dan toksoid tetanus yang dijerap pada carrier mineral.
Dosis: imunisasi primer pada pasien diatas usia 10 tahun, tiga dosis masing – masing 0,5 ml secara intramuscular atau subkutan dalam interval 4 minggu; penguat; 0,5 ml setelah 10 tahun.
ANTITOKSIN DIFTERI
Antitoksin difteri digunakan untuk imunisasi pasif; disiapkan di dalam tubuh kuda, karena itu reaksi setelah penyuntikan merupakan hal biasa.
Sekarang hanya digunakan untuk dugaan kasus difteri (tanpa menunggu konfirmasi bakteriologis); harus dilakukan dulu ujisensitivitas.
Sekarang tidak digunakan lagi untuk profilaksis karena resiko hipersensitivitas; kontak yang diimunisasi harus segera diperiksa dan diberi profilaksis eritromisin (lihat seksi 5.1, tabel 2) dan vaksin (lihat catatan di atas)
Serum Anti-Diphteria (kuda) (Bio Farma),
Cairan Inj. 2000 UI/ml (K)
Dosis
Profilaksis anak : 1000-3000 UI, injeksi intramuskuler, tegantung umum anak.
Profilaksis dewasa : 3000-5000 UI, infeksi intramuskuler.
VAKSIN HAEMOPHILUS INFLUENZAE TIPE B
Vaksin Hemophilus influenza tipe b
(Hib) diberikan dalam seri 3 dosis dengan interval 1 bulan biasanya bersamaan dengan imunisasi rutin anak terhadap difteri, tetanus, pertuis, dan poliomeilitis (lihat lampiran tabel Imunisasi Anak dan Dewasa) untuk bayi sedari usia 2 bulan. Anak dibawah usia 13 tahun yang telah menyelesaikan imunisasi rutin primer masih harus menerima 3 dosis vaksin Hib dengan interval 1 bulan. Anak di atas usia 13 tahun memiliki resiko infeksi lebih rendah, dan vaksin efektif setelah dosis tunggal. Resiko infeksi turun dengan tajam setelah usia 4 tahun oleh karena itu vaksin biasanya tidak dibutuhkan untuk anak diatas usia 4 tahun. Tetapi, vaksin boleh diberikan kepada mereka yang berusia di atas 4 tahun yang diperkirakan memiliki resiko tinggi terhadap penyakit Haemophilus influenza tipe b yang invasif (seperti pasien sickle cell disease dan mereka yang menerima terapi keganasan). Juga anak dan dewasa tanpa limpa, terlepas dari usia atau interval waktu sejak splenektomi, perlu menerima dosis tunggal vaksin Haemophilus influenza tipe b, mereka yang berusia di bawah 1 tahun harus diberi 3 dosis.
Untuk spnelektomi elektif, vaksin harus diberikan paling sedikit 2 minggu sebelum pembedahan. Efek samping yang dilaporkan meliputi demam, sakit kepala, malaise, iritabilitas, menangis yang berkepanjangan, hilang selera makan, muntah, diare, dan gatal – gatal (termasuk urtikaria); konvulsi, eritema multiforme, dan sianosis sementara dari tungkai bawah telah dilaporkan. Lihat seksi 14.1 untuk kontraindikasi umum.
Act-Hib (Pasteur Meriux, Bio Farma) Serbuk Inj. 10 mcg/vial (K).
Capsular conjugated polysaccharide vaccine.
Dosis: 0,5 ml intramuskuler atau subkutan dalam di tungkai berbeda dari vaksin lain yang diberikan bersamaan. Untuk imunisasi primer 3 dosis diperlukan dengan interval 1 bulan. (lihat jadwal, seksi 14.1).
Act-Hib dapat digunakan untuk menyelesaikan seri imunisasi yang dimulai dengan vaksin lainnya.
Catatan. Produsen Act-Hib (vaksin Haemophilus influenza tipe b) menganjurkan bahwa vial dosis tunggal dapat dilarutkan dengan 0,5 ml vaksin jerap difteri, tetanus, dan pertusis dari Pasteur Meriux. Pak mengandung kedua vaksin tersedia sebagai Tetract-Hib.
VAKSIN HEPATITIS A.
Vaksin hepatitis A dibuat dari virus hepatitis A yangdikembangbiakan dalam sel diploid manusia dan diinaktivasi dalam formaldehid.
Imunisasi dianjurkan untuk; staf laboratorium yang bekerja langsung dengan virus; pasien hemophilia yang diobati dengan konsentrat Faktor VIII atau factor IX; wisatawan yang bepergian ke daerah resiko tinggi; individu yang memiliki resiko tinggi karena perilaku seksualnya.
Imunisasi harus dipertimbangkan untuk: pasien dengan penyakit hati kronis; staf dan penghuni rumah sakit cacat mental; pekerja yang memiliki resiko terpapar limbah yang tidak diproses.
Pasien hemophilia dan pasien penyakit hati kronis baru harus dicek apakah ada pemaparan sebelum imunisasi.
Wisatawan yang akan bepergian ke daerah resiko tinggi baru diimunisasi kurang dari 2 minggu sebelum keberangkatan dapat diberi vaksin dosis tunggal ditambah dengan imuglobin normal pada tempat injeksi yang berbeda. Pemberian imunoglobin normal manusia pada waktu bersamaan dengan vaksin ini, pada tempat injeksi yang berbeda, tidak mempengaruhi laju serokonversi tetapi kadar antibody mungkin berkurang.
Efek samping vaksin hepatitis A, biasanya ringan, termasuk rasa sakit sementara, eritema, dan indurasi pada tempat suntik. Efek lain yang jarang termasuk demam, malaise, lelah, sakit kepala, mual dan hilangnya selera makan. Telah dilaporkan bahwa Havrix memberikan imunisasi yang aman dan efektif terhadap hepatitis A, dan bahwa sampai sekarang laporan yang diperoleh adalah gatal – gatal seluruh tubuh dan kadang – kadang reaksi neurologis yang sangat jarang (yang tidak selalu disebabkan oleh vaksin).
Lihat 14.1 untuk kontraindikasi umum
Havrix (Smith Kline Biological sa Belgium-Bio Farma), Cairan Inj. 360 Elisa Units, (K) Suspensi virus hepatitis A yang telah dilemahkan dengan formaldehid (GBM yang dikembangbiakan dalam sel diploid manusia) 320 antigen unit/ml dijerap pada aluminium hidroksida. 0,5 ml prefilled syringe.
Dosis. Injeksi intramuscular (lihat catatan di atas). 0,5 ml sebagai dosis tunggal; dosis penguat 0,5 ml 6 bulan kemudian setelah dosis awal; dosis penguat lanjutan, 0,5 ml tiap 10 tahun; ANAK di bawah usia 16 tahun, tidak dianjurkan menggunakannya. Daerah deltoid lebih dipilih sebagai tempat injeksi. Injeksi subkutan dapat digunakan untuk pasien hemophilia.
Havrix 1440 (Smith Kline Biological Sa Belgium-Bio Farma), Cairan Inj. 1440 Elisa Units (K).
Suspensi virus hepatitis A (H 175 dikembangbiakan dalam sel diploid manusia) yang dilemahkan dalam formaldehid 1440 ELISA unit/ml dijerap pada aluminium hidroksida. 1 ml (1440 ELISA unit) prefilled syringe; 0,5 ml (720 ELISA unit) prefiled syringe (Havrix Junior Monodose)
Dosis : Injeksi intramuscular (lihat catatan di bawah), 1 ml sebagai dosis tunggal; dosis penguat, 1 ml 6 – 12 bulan setelah dosis awal; ANAK usia 1 – 15 tahun 0,5 ml.
Individu yang telah selesai diimunisasi dengan dosis primer Havrix Yunior (720 Eliza unit/ dosis) bila memerlukan 4 dosis tunggal Havrix 1440.
Catatan
Daerah deltoid lebih dipilih sebagai tempat injeksi pada orang dewasa. Injeksi subkutan dapat digunakan untuk pasien hemophilia.
VAKSIN HEPATITIS B
Vaksin Hepatitis B mengandung inactivated hepatitis b virus surface antigen (HBsAg) dijerap pada adjuvant aluminium hidroksida. Dibuat secara biosintesis menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin digunakan pada individu yang memiliki resiko tinggi tertular hepatitis B.
Yang termasuk high risk groups meliputi :
- Pemakai obat terlarang suntikan;
- Individu yang sering berganti pasangan seksual;
- Keluarga dekat seorang yang sakit atau carrier
- Bayi lahir dari ibu yang telah mendapat hepatitis B selama kehamilan, atau positif untuk antigen permukaan hepatitis B dan e-antigen atau antigen permukaan positif tanpa e-markers (atau bila belum ditentukan); imunisasi aktif bayi dimulai segera lahir dan imunoglobin hepatitis B diberikan pada waktu bersamaan dengan vaksinnya. Bayi yang lahir dari ibu yang positif untuk antigen permukaan hepatitis B dan untuk antibody e-antigen harus menerima vaksin tetapi bukan imunoglobinnya.
- Pasien hemophilia yang menerima transfuse darah atau produk darah secara teratur, dan perawat yang bertanggung jawab dalam pemberian produk demikian.
- Pasien dengan gagal ginjal kronis.
- Personel pelayanan kesehatan yang berkontak langsung dengan darah atau cairan tubuh yang tercemar darah atau jaringan pasien.
- Traine pelayanan kesehatan
- Grup resiko lain seperti orang bekerja di rumah duka dan pembalseman.
- Staf dan pasien di pusat day-care atau asrama untuk mereka yang terbelakang dan kesulitan belajar.
- Penghuni rumah tahanan
- Wisatawan yang ke daerah prevalensi tinggi yang berniat untuk mencari pekerjaan sebagai pelayan kesehatan atau mereka yang merencanakan untuk tinggal di sana untuk jangka waktu yang lama dan oleh karena itu beresiko lebih tinggi untuk terinfeksi karena prosedur medis atau dental di Negara itu;
- Keluarga yang mengadopsi anak dari Negara dengan prevalensi tinggi hepatitis B
Wisatawan jangka pendek atau business traveler umumnya tidak beresiko lebih tinggi untuk terkena infeksi tetapi dapat menjadi demikian karena perilaku seksual mereka di luar negeri.
Harus diingat bahwa imunisasi memelukan waktu 6 bulan untuk memberikan perlindungan yang memadai; lamanya kekebalan tidak diketahui secara tepat; tetapi dosis penguat tunggal 5 tahun setelah dosis primer mencukupi untuk mempertahankan kekebalan mereka yang terus berada dalam resiko tertular.
Petunjuk lebih lanjut diberikan dalam memorandum Immunisation against infectious Disease. Imunisasi tidak menghilangkan kebutuhan untuk berhati – hati dalam menghindari resiko infeksi dari carier yang telah jelas diketahui. Inokulasi dengan darah yang tercemar hepatitis B ke dalam luka, insisi, bekas tusukan jarum, atau abrasi dapat menyebabkan infeksi, sedangkan paparan tak langsung dari karier tidak akan menyebabkan terinfeksi.
Immunoglobulin hepatitis B spesifik tersedia untuk digunakan dengan vaksin pada mereka yang tanpa sengaja terinfeksi dan bayi (seksi 14.5)
Lihat seksi 14.1 untuk kontraindikasi umum
Engerix B (Smith Kline Biological SA Belgium, Bio Farma) Cairan Inj. (K)
Suspense antigen permukaan hepatitis B (rby, dibuat dari sel ragi dengan teknik DNA rekombinan) 20 mikrogram/ml dijerap pada aluminium hidroksida. 0,5 ml vial; 1 ml vial; 1 ml prefiled syringe.
Dosis : Injeksi intramuskuler (lihat catatan di bawah). 3 dosis 1 ml (20 mikrogram), yang kedua satu bulan, dan yang ketiga 6 bulan setelah dosis pertama; cara lebih cepat (untuk yang berpergian), dosis ketiga 2 bulan setelah dosis pertama dengan penguat pada bulan ke 12; ANAK lahir hingga 12 tahun 3 dosis 0,5 ml (10 mikrogram); BAYI lahir dari ibu dengan HBsAg-positif (lihat juga diatas), 3 dosis dari 0,5 ml (10 mikrogram), dosis pertama ketika lahir dengan injeksi imunoglobin hepatitis B (tempat yang berbeda).
Catatan. Otot deltoid adalah tempat injeksi yang terpilih pada orang dewasa; paha anterolateral adalah tempat terpilih pada bayi dan anak. Bokong tidak boleh digunakan karena efikasi vaksin bisa berkurang. Injeksi subkutan digunakan untuk pasien hemophilia.
HB-Vaz (Merck Sharp & Dohme, Pharos Indonesia). Cairan Inj. 10 mcg/ml (K)
Suspensi antigen permukaan hepatitis B (dibuat dari sel ragi dengan tekhnik DNA rekombinan) 10 mikrogram/ml dijerap pada aluminum hidroksida. 1 ml prefiled syringe; 1 ml vial.
Dosis: injeksi intramuskuler (lihat catatan di bawah) 3 dosis 1 ml (10 mikrogram), yang kedua 1 bulanan dan yang ketiga 2 bulan setelah dosis pertama dengan penguat untuk 12 bulan; ANAK dari lahir hingga 15 tahun 3 dosis 0,5 ml (5 mikrogram); BAYI yang baru lahir dari ibu dengan HBsAg-postif (lihat juga diatas), 3 dosis 0,5 ml (5 mikrogram), dosis pertama ketika lahir dengan injeksi immunoglobulin hepatitis B (pada tempat injeksi yang berbeda).
Catatan: Otot deltoid adalah tempat injeksi yang terpilih pada orang dewasa: antero lateral terpilih pada bayi dan anak; bokong tidak boleh digunakan karena efikasi vaksin dapat berkurang. Jalur subkutan digunakan pada pasien hemophilia.
Bimmugen (The Chemo – Sero Therapeutic Research Institute, Bio Farma) Cairan Inj 20 mcg/ml (K)
Gwen Hevac B Pasteur (Institute Pasteur, Bio Farma) Cairan Inj. 0 mcg/0,5 ml (K)
Hepa-B (Korea Green Cross Corporation, Bio Farma) Cairan Inj. 10 mcg/ml (K).
Hepaccine – B (Cheil Sugar & Co) Cairan Inj. 3mcg/ml (K)
VAKSIN INFLUENZA
Meskipun kebanyakan virus stabil secara antigenic, virus influenza A dan B (khususnya A) selalu mengubah struktur antigeniknya seperti yang terlihat dari perubahan pada hemaglutin (H) dan neuraminidases (N) yang terdapat di permukaan virus. Penting di ketahui bahwa vaksin influenza yang dipasarkan dan dipakai mengandung komponen H dan N dari strain yang sering timbul. Setiap tahun WHO (World Health Organization) memberi rekomendasi strain mana yang sering muncul itu.
Strain tersebut kemudian dikembangbiakan dalam rongga alantoik embrio ayam (oleh karena itu dikontraindikasikan untuk mereka yang hipersensitif terhadap telur ayam)
Karena Vaksin influenza tidak dapat mengendalikan epidemic, maka vaksinasi hanya dianjurkan bagi orang – orang yang beresiko tinggi. Imunisasi tahunan sangat dianjurkan untuk semua golongan umur, khususnya usia lanjut, dengan kondisi berikut; peyakit respirasi kronik; termasuk asma; penyakit jantung kronik; gagal ginjal kronik; diabetes mellitus; imunosupresi karena penyakit atau pengobatan, termasuk asplenia atau disfungsi limpa.
Imunisasi influenza juga diajurkan untuk penghuni panti jompo, dan fasilitas lainnya untuk tinggal lama.
Dalam tahun nonpandemik imunisasi tidak dianjurkan untuk staf pelayanan kesehatan, kecuali mereka yang beresiko tinggi (akibat penyakit)
Interaksi : lihat lampiran 1 (vaksin influenza)
Lihat seksi 14.1 untuk kontraindikasi umum.
Vaxigrip (Pasteur-Merieux-Bio Farma) (K)
Inactivated influenza vaccine (split virion) 0,5 ml disposable syringe, vial 5 ml
Dosis: 0,5 ml secara subkutan-dalam atau injeksi intramuscular; ANAK usia 6-47 bulan, 0,25 ml diulang sekali 4-6 minggu; 4-12 tahun, 0,5 ml diulang sekali setelah 4-6 minggu; dosis tunggal cocok untuk anak yang telah diimunsasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar