Wanita Lebih Beresiko Alami Keropos Tulang


KAUM wanita beresiko lebih besar mengalami rapuh tulang atau osteoporosis dari pada laki-laki, terutama wanita pasca menopouse, kata Kepala Bagian Gizi Rumah Sakit dr.Kariadi Semarang dr.H.Wiratmo Haryoko. "Osteoporosis banyak terjadi pada wanita, terutama pasca menopause karena kekuarangan hormon estrogen," katanya dalam Work Shop Osteoporosis di Semarang, Sabtu. Pada usia 50 tahun, katanya, resiko patah tulang pada wanita tiga kali lebih besar dari pada pria. Menurut dia, estrogen berperan dalam proses mineralisasi tulang yang dipicu oleh kalsitriol dan menghambat resorbsi tulang serta pembentukan osteoklas melalui penghambatan produksi sitokin-sitokin dalam proses resorbsi tulang. Terapi sulih hormon, katanya, merupakan pengobatan utama dalam penatalaksanaan osteoporosis pasca menopause. Kombinasi esterogen dan progesteron digarapkan mempunyai efek terhadap proliverasi
endometrium sehingga mencegah hiperplasi dan kanker endometrium. Selain per oral, tuturnya, esterogen dapat pula diberikan dalam bentuk koyok dan susuk. Selama pengobatan osteoporosis, katanya, baik hormonal maupun non-hormonal diperlukan pengawasan ketat seperti mamografi, sitologi, dan penilaian densitometri. Ia mengatakan, insiden osteoporosis pada laki-laki lebih rendah dari pada wanita, karena laki-laki dapat mencapai massa tulang puncak yang lebih tinggi serta tingkat kehilangan massa tulang kortikol juga lebih rendah. Patogenesis osteopeni pada laki-laki, katanya, mungkin disebabkan berkurangnya pembentukan massa tulang dan bukan akibat meningkatnya resorbsi massa tulang. Sampai sekarang, menurutnya, belum ada pengobatan baku osteoporosis pada laki-laki. Testosteron dilaporkan meningkatkan densitas massa tulang vertebra sebesar lima persen, namun kadar estradiol serum ternyata juga meningkat 45 persen dan berkolerasi dengan peningkatan massa tulang vertebra. "Kaitan antara androgen (testosteron) dengan osteoporosis pada laki-laki memang belum jelas, sama halnya dengan keberadaan menopouse pada laki-laki atau andropause," demikian Wiratmo Haryoko. Berjemur Pagi Cegah Osteoporosis Berjemur di bawah sinar matahari pagi merupakan salah satu cara yang baik untuk mencegah terjadinya kerapuhan tulang atau osteoporosis, kata dr.Imam Budiwiyono SpPK dari bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Ia mengatakan, pencegahan osteoporosis ini telah banyak dilakukan agar tulang tidak menjadi kropos dan rupanya cukup berhasil dengan baik antara lain diet makanan yang cukup banyak zat kapur, cukup vitamin D atau berjemur sinar matahari pagi dan berolahraga cukup. Hal tersebut, ia kemukakan dalam Work Shop Osteoporosis yang diselenggarakan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (Unnes). "Setelah orang berumur di atas 40 tahun untuk mencegah osteoporosis ini, para ahli menganjurkan untuk makan Kalsium 1.000 sampai 1.500 mg per hari ditambah vitamin D," katanya. Ia menjelaskan, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai oleh berkurangnya massa tulang dan adanya kelainan mikroarsitektur jaringan tulang yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang serta resiko terjadinya patah tulang. Dikatakannya, struktur tulang masih normal, tetapi massa tulang yang mengisi jaringan tulang menjadi rapuh dan mudah patah (fraktur). "Penyakit ini juga disebut `pencuri tulang` yang bekerja secara diam-diam tanpa gejala sampai terjadinya komplikasi patah tulang yang disebabkan oleh hal-hal sepele," katanya menambahkan. Imam mengatakan, data penelitian menyebutkan bahwa wanita berumur 65 tahun ke atas yang menderita penyakit osteoporosis 15 sampai 20 persen dan umur 80 tahun lebih banyak lagi, yakni sekitar 25 sampai 40 persen. Menurut dia, osteoporosis disebabkan adanya kehilangan massa tulang karena gangguan pada metabolisme tulang, yakni pada proses pembentukan dan penyerapan tulang. Ia menyebutkan, ada dua jenis osteoporosis, yaitu osteoporosis primer (disebabkan bukan sebagai akibat penyakit lain) terjadi pada usia lanjut, terutama pada wanita pasca menopause. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit ini, misalnya kekuarangan Kalsium, gerak, vitamin D, gangguan hormon tubuh, perokok berat, dan peminum alkohol berlebihan. Kemudian, katanya, osteoporosis sekunder (disebabkan penyakit lain) antara lain disebabkan pemakaian obat-obat kortikosteroid, obat anti kanker, obat perangsang kencing yang terlalu lama, dan juga karena penyakit menahun seperti kencing manis, gondok, rematik, radang tulang punggung, gagal ginjal kronik, dan lain lain. [Dh, Ant] Sumber: Gatra.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2011 PAKAR BANGSA - All rights reserved. PIK REMAJA KECAMATAN PASEKAN INDRAMAYU