بسم الله الرحمان الرحيم
Akhi dan Ukhti semua pasti pernah mendengar kata jodoh, tapi taukah kita jodoh kita itu siapa? dimana? orang mana? baik ga? cakep ga? sholeh ga? huh pokoknya banyak deh pertanyaan tentang jodoh, apalagi jika ditanya pengen jodoh yang kayak gimana pasti jawabnya yang bagus-bagus. wajar si, wajib belajar maksudnya.. karena wajar yuk kita bahas bagaimana mendapatkan jodoh yang baik.
Al-Qur’an menerangkan tentang jodoh
Seperti yang kita tau dasar pemahaman Agama kita berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka yang wajib kita jadikan referensi dalam segala aspek kehidupan kita adalah kedua hal itu, begitupun dengan pembahasaan kali ini tentang jodoh ternyata Allah telah menerangkannya dalam Al-Qur’an, simak ayat berikut:
”Wanita-wanita yang buruk adalah untuk laki-laki yang buruk dan laki-laki yang buruk adalah untuk wanita-wanita yang buruk (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (QS An-Nuur : 26)
Asbabun Nuzul ayat diatas adalah untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW. dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik; jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan. Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat yang menunjukkan kepada kaum muslimin bahwa Rasulullah adalah orang yang paling baik maka pastilah wanita yang baik pula yang menjadi istri beliau, yaitu ‘Aisyah r.a.
Seperti yang penulis sampaikan di catatan sebelumnya dalam memahami ayat atau hadist dalam kaidah Ilmu Ushul Fiqh mengatakan “Al-`Ibratu bi `Umumil Lafzhi Laa Bi Khushushis Sabab” “Yang dijadikan pedoman adalah keumuman lafadz sebuah dalil dan bukan kekhususan sebab”. maka ayat diatas dapat dijadikan pedoman untuk kita semua.
Jadilah Baik, Maka Jodohmu pun Baik
ya secara dzohir dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa seorang ikhwan(laki-laki) yang baik untuk akhwat(perempuan) yang baik, begitu sebaliknya dan ikhwan yang buruk untuk akhwat yang buruk begitu pun sebaliknya, itu janji Allah dan sesungguhnya Allah Maha menepati janji-Nya. Maka dari itu mau jodoh yang sholeh? kita lihat diri kita sholeh tidak??
Hisablah Dirimu, Sebelum Allah Hisab
Kini kita tau bahwasanya jika kita ingin mendapatkan seorang pendamping hidup yang baik, maka perbaikilah diri kita, jika kita baik maka jodohpun baik.
Umar r.a berpesan:
حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا
” hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung..”
Maka dari itu ya akhi dan ukhti mari kita bermuhasabah, menghitung dosa dan memperbaiki diri kita kembali ke fitrah seorang muslim yang berakhlakul karimah.
Memperbaiki Diri -> Memperbaiki Jodoh
Dalam sebuah hadist dari Rosulullah menyebutkan bahwa Allah telah menetapkan Ajal, Rezeki, Amal, & Celaka/bahagianya seorang manusia sejak dalam kandungan, tapi Allah tidak menyebutkan kata jodoh melalui lisan nabi pada hadist tersebut, berikut hadistnya:
Dari Abu ‘Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, bahwa Rasulullah telah bersabda yang artinya:
“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama itu juga lalu menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya lalu diperintahkan untuk menuliskan 4 hal: rezeki, ajal, amal dan celaka/bahagianya. Maka demi Allah yang tiada Ilah selain-Nya, ada seseorang diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dirinya dan surga kecuali sehasta saja, kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli neraka dan ia masuk neraka. Ada diantara kalian yang mengerjakan amalan ahli neraka sehingga tidak ada lagi jarak antara dirinya dan neraka kecuali sehasta saja. kemudian ia didahului oleh ketetapan Allah lalu ia melakukan perbuatan ahli surga dan ia masuk surga.”
(Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Bad’ul Khalq)
Ya tidak ada kata jodoh bersamaan 4 hal yang telah Allah tentukan bagi kita ketika masih dalam kandungan, jadi kita bisa saja mendapatkan jodoh yang buruk jika kita membuat diri kita buruk dan kita pun bisa sebaliknya, maka ya Akhi ya Ukhti mari kita perbaiki diri karena Allah, siapa yang tidak ingin mendapatkan jodoh yang baik, sholeh/sholehah?
Aku yakin dia jodohku
Mungkin ada di sebagian kita yang menyangka dan yakin seseorang itu jodohnya, tidak apa-apa silahkan mencari yang terbaik yang terpenting apakah diri ini baik dan ia pun baik yang kita pilih hingga Allah akan satukan dalam ikatan suci? tentunya bukan dalam ikatan yang tidak disyariatkan, jika begitu penulis mengingatkan kembali ayat dibawah ini:
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”. (QS al-Baqarah: 216)
Dan kita pun ikhwan dan akhwat telah Allah atur dalam ketetapan syariat-Nya, sehingga kita tidak punya pilihan lain selain menaati syariat kecuali jika ingin mengecewakanNya,
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS. Al Ahzab, 36)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar