MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KOMPETENSI GURU


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia hidup untuk memenuhi kebutuhannya, dan dalam rangka tersebut manusia melakukan aktivitas yang didorong oleh motivasi. Motivasi adalah daya penggerak yang menjadikan manusia melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya. Demikian pula halnya siswa yang sedang menjalani aktivitas belajar di sekolah, karena didorong oleh motivasi dalam diri masing-masing. Motivasi belajar merupakan daya penggerak dari berbagai motif yang ada pada diri individu dan diarahkan pada tujuan tertentu. Untuk mempelajari suatu ilmu dengan baik dibutuhkan motivasi, sebab motivasi berkaitan dengan semangat dan kegairahan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah banyak dipengaruhi oleh factor guru dan siswa. Oleh karena itu kompetensi guru dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar merupakan salah satu factor yang menentukan motivasi siswa untuk melakukan aktivitas belajarnya.
Pendidikan agama islam sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, baik negeri maupun swasta mempunyai andil dalam mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Oleh karena itu perlu adalnya perhatian serius agar tujuan pendidikan agama yang merupakan sub system dari pendidikan Nasional dapat terealisasikan.

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha yang lebih khususnya ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman siswa agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keelarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Adapun ruang lingkup bahan pelajarannya meliputi : keimanan, ibadah, akhlak, al-Qur’an, muammalah, syariah dan tarikh (sejarah Islam)
Pola pembinaan Pendidikan Agama Islam dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarat, sehingga ruang lingkup pembinaan yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam terhadap siswa juga meliputi ketiga lingkungan tersebut.
Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengingat pentingnya tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, maka siswa yang sedang melakukan aktivitas belajar, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tersebut memerlukan motivasi yang kuat. Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah bagi kegiatan belajar tersebut sehingga tujuan belajar siswa tercapai.
Motivasi belajar timbul karena siswa merasakan kebutuhan akan belajar. Motivasi bisa dating dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar siswa. Motivasi dari dalam sering disebut dengan motivasi intrinsik, sedangkan motivasi dari luar tersebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik  biasanya lebih kuat dan lebih tahan lama. Melalui motivasi intrinsic, siswa belajar  dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri sehingga siswa belajar atas kesadaran diri sendiri.
Motivasi ekstrinsik tumbuh dari rangsangan luar atau dari pihak luar, meskipun berasal dari luar, namun motivasi ekstrinsik tidak dapat diabaikan, kadang kala siswa mengalami perubahan kondisi psikologis yang menyebabkan menurunnya motivasi. Misalnya karena jenuh ataupun bosan, maka siswa membutuhkan rangsangan dari luar untuk memulihkan dan membangkitkan motivasi belajarnya.
Salah satu factor yang membangkitkan motivasi siswa adalah guru. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam harus mempunyai berbagai kompetensi dalam melaksanakan aktivitas kepengajarannya.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa sajakah kompetensi yang harus dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa ?
2.      Bagaimanakah hubungan antara kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dengan membangkitkan motivasi belajar siswa ?

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.      Kompetensi yang harus dimiliki oleh Pendidikan Agama Islam agar dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
2.      Hubungan antara kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar siswa.

D.    Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian literer, yakni penelitian yang menjadikan literaur (buku-buku) sebagai bahan rujukannya. Adapun metode yang dipakai adalah :
1.      Metode Induktif
Metode ini menggunakan cara-cara berpikir dari hal-hal yang sifatnya khusus menuju ke hal-hal yang bersifat umum.
2.      Metode Deduktif
Metode ini menggunakan cara-cara berpikir dari hal-hal yang sifatnya umum menuju ke hal-hal yang khusus.
3.      Metode Korelasi
Metode ini menggunakan cara-cara berpikir dengan mencari kolerasi (hubungan) antara sesuatu hal dengan hal lain.

E.     Kerangka Berpikir
Penelitian Agama Islam sebagai integral dari system pendidikan Nasional mempunyai tujuan yang mendukung tujuan nasional. Guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan adalah merupakan factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu guru harus memiliki berbagai kompetensi. Dalam proses belajar mengajar, kompetensi tersebut guru mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga akan mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi yang lebih baik.


BAB II
ANALISA MASALAH


A.    Kompetensi Guru Agama Islam
Kompetensi adalah kemampuan seseorang baik kualitatif maupun kuantitatif. Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimiliki seseorang berkenaan dengan tugas, jabatan maupun profesinya. Jadi kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampulan yang dimiliki oleh seseorang yang bertugas mendidik siswa agar mempunyai kepribadian yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan dari pendidikan. Kompetensi menjadi tuntutan dasar bagi seorang guru.
Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, system pendidikan harus ditata dan dirancang oleh orang-orang ahli dibidangnya yang ditandai dengan kompetensi sebagai persyaratannya. Guru harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampulan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.
Bagi sebuah profesi, kompetnsi merupakan sebuah tuntutan. Demikian pula halnya dengan profesi keguruan. Guru sebagai salah satu factor yang menentukan keberhasilan pendidikan harus memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas kependidikannya.
Guru Pendidikan Agama Islam yang mengemban tujuan khusus Pendidikan Agama Islam juga harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidangnya. Pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah akan dipengaruhi oleh kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam



B.     Hubungan Antara Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dengan Motivasi Belajar Mengajar Siswa
Manfaat merupakan dorongan, alasan, kehendak atau kemauan suatu daya penggerak dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tindakan tertentu dan memberikan arah dalam menapai tujuan, baik dorongan atau rangsangan dari dalam maupun dari luar diri seseorang.
Pada dasarnya setiap tindakan manusia di dorong oleh motivasi yang ada dalam dirinya. Tindakan manusia itu sendiri timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Dorongan itu timbul secara khusus menjadi suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut menimbulkan keadaan siap pada diri seseorang untuk memulai atau melanjutkan serangkaian tindakan. Respon manusia terhadap kebutuhan akan motivasi, kebutuhan dan tindakan manusia.
Motivasi belajar merupakan kondisi yang mendorong siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar ini bisa datang dari dalam diri siswa sendiri maupun dari luar dirinya. Dalam proses belajar di sekolah, maka motivasi belajar bisa datang dari seorang guru. Guru adalah salah satu factor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar siswa. Oleh karenanya kemampuan seorang guru untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sangat penting.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, maka guru harus memiliki berbagai kompetensi yang dapat mendukung fungsi tersebut. Dengan berbagai kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa tersebut akan dapat mempengaruhi keberhasilan siswa.
Guru Pendidikan Agama Islam yang mengemban amanat khusus untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam harus memiliki berbagai kompetensi yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Berbagi kompetensi yang dimiliki oleh guru Pendidikan Agama Islam sesuai dengan bidangnya akan mendukung keberhasilan belajar siswa.

BAB III
PEMBAHASAN MASALAH


A.    Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam
Sama halnya dengan profesi lain, guru pun membutuhkan sejumlah pengetahuan, metode, kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Oleh karenanya guru harus memiliki kompetensi yang lebih agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Setidaknya ada tiga bidang kompetensi yang harus dimiliki seorang guru dalam proses belajar mengajar, yaitu : kompetensi pribadi, kompetensi professional dan kompetensi social. Secara lebih rinci kompetensi tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Kompetensi pribadi, meliputi :
a.       Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
b.      Berpikir alternative
c.       Kemantapan dan integrasi pribadi
d.      Adil, jujur dan objektif
e.       Berdisiplin dalam menjalankan
f.       Ulet dan tekun bekerja
g.      Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.
h.      Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak.
i.        Bersifat terbuka
j.        Kreatif
k.      Berwibawa
2.      Kompetensi Profesional, meliputi :
a.       Mampu menguasai bahan-bidang studi.
b.      Mampu mengelola program belajar mengajar.
c.       Mampu mengelola kelas.
d.      Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar
e.       Mampu menilai prestasi belajar mengajar.
f.       Memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan.
g.      Terampil memberikan bimbingan dan bantuan kepada siswa.
h.      Menguasai metode berpikir.
i.        Meningkatkan kemampuan dalam menjalankan profesinya.
j.        Memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan.
k.      Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran.
l.        Mampu memahami karekteristik siswa.
m.    Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah.
n.      Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan.
o.      Berani mengambil keputusan.
p.      Memahami kurikulum dan perkembangannya.
q.      Mampu bekerja terencana dan terprogram.
r.        Mampu menggunakan waktu secara tepat.
3.      Kompetisi sosial, meliputi :
a.       Terampil berkomunikasi dengan siswa .
b.      Bersikap simpatik.
c.       Dapat bekerja sama dengan BP3.
d.      Pandai bergaul dengan kawan dan mitra pendidikan
Untuk lebih jelasnya bidang kompetensi guru tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Kompetensi Pribadi
   Seseorang guru dituntut memiliki kepribadian yang baik, karena disamping mengajarkan ilmu, guru juga harus membimbing dan membina anak didiknya.Perbuatan dan tingkah lakunya harus dapat diajadikan sebagai teladan.Artinya seorang guru harus berbudi perkerti yang luhur. Dengan kata lain guru harus bersikap yang terbaik dan konsekuen terhadap perkataan dan perbuatannya, karena guru adalah figure sentral yang akan dicontoh dan diteladani anak didik.
   Berkaitan dengan hal tersebut sosok pendidik yang dikehendaki dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat (2) adalah bahwa untuk dapat diangkat menjadi tenaga pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 serta memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar.6
   Oleh karena itulah seorang guru harus benar-benar memiliki kompetensi keperibadian yang mantap, baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga Negara konsisten dengan profesinya.Demikian pulalah yang harus dimiliki oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam.Sebagai peribadi yang menghambakan diri kepada Allah SWT dan sebgai warga Negara Indonesia yang mengemban amanat untuk melaksanakan profesinya sebik-baiknya.
2.      Kompetensi Profesional
   Masalah utama pekerjaan profesi adalah implikasi dan konsekuensi jabatan terhadap tugas dan tanggung jawabnya.Tinggi rendahnya pengakuan profesionalisme bergantung kepada keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuh. Setiap guru harus memahami fungsinya karena sangat besar pengaruhnya terhadap cara bertindak dan berbuat dalam menunaikan tugasnya sehari-hari di sekolah dan di masyarakat. Pengetahuan dan pemahamaannya tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatannya dalam menunaikan profesi guru.7
   Dengan demikaian seorang yang telah memilih guru sebagai profesinya harus benar-benar professional di bidangnya.Disamping itu juga harus memiliki kecakapan dan kemampuan dalam mengelola interaksi belajar mengajar. Hal ini dapat dipahami bahwa profesionalitas seseorang guru dapat menetukan keberhasilan proses belajar siswa.
   Sesorang guru pendidikan Agama Isalam sebagai guru yang mempunyai profesionalitas di bidangnya, artinya menguasai betul seluk beluk pendidikan agama Islam. Pendidikan Agama Islam memiliki karakteristik tersendiri di banding mata pelajaran yang lain, karena pendidikan agama Islam mengajarkan isi ajaran itu sendiri.
3.      Kompetensi Sosial
   Seorang guru tidak hanya bertanggung jawab di dalam kelas, tetapi juga harus mewarnai perkembangan anak didik di luar kelas. Guru bukanlah sekedar orang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu tetapi juga anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
   Sebagai pendidik, kehadiran guru di masyarakat sangat diharapkan baik secara langsung sebagai anggota masyarakat maupun secara tidak langsung yaitu melalui peranannya membimbing dan mengarahkan anak didik.Karena pada kenyataannya di mata masyarakat, terutama di mata anak didik, guru merupakan pantuan yang layak diteladani.
   Dalam kehidupan sosial guru juga merupakan figur sentral yang menjadi ukuran bagi masyarakat untuk mengambil keteladanannya.Hal ini menutut guru untuk berperan secara propesional dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga guru harus memiliki kemampuan untuk hidup bermasyarakat dengan baik. Keterlibatan seorang guru dalam kehidupan masyarakat akan menjadi tuntutan bagi anak didik.
   Guru pendidikan agama Islam harus dapat mengambil peranan yang tepat di dalam kehidupan masyarakat. Keterkaitannya dengan profesi sebagai guru pendidikan agama Islam akan membawanya kepada peranan sebagai tokoh yang menjadi panutan, terutama yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai ajaran Islam di masyarakat. Oleh karena itu kompetensi sosial yang dimiliki untuk dapat terlibat dalam kehidupan masyarakat harus  merupakan cerminan nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri.



B.     Hubungan Antara Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dan Motivasi Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan antara belajar siswa dengan mengajar guru, yang keduanya terjalin hubungan yang saling menunjang. Proses belajar guru tidak akan berarti tanpa diikuti dengan motivasi belajar siswa sulit mengarah kepada tujuan tanpa bimbingan dari guru dengan segala kompetensi yang dimiliki.
Aktivitas belajar yang disertai dengan motivasi yang kuat, akan mengahsilkan prestasi yang baik. Semakin tepat motivasi yang diberikan, semakin berhasil pengajaran itu, motivasi menentukan intensitas usaha belajar siswa.x
Semakin kuat motivasi belajar siswa maka kemungkinan besar lebih baik prestasi belajarnnya.Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.Seseorang melakukan suatu tindakan tertentu karena adanya motivasi. Motivasi yang baik dalam belajar akan membawa hasil yang baik pula.
Mengingat pentingnya motivasi dalam belajar, maka guru pendidikan agama Islam juga harus mampu membangkitkan motivasi siswa, terutama motivasi dari dalam diri siswa sendiri atau yang sering disebut dengan mmotivasi intrinsik. Membangkitkan motivasi intrinsik ini bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1.      Menjelaskan mengapa suatu mata pelajaran diajarkan dan apa kegunaannya dalam kehidupan di masa depan
2.      Menunjukkan antusias dalam mengajar dan menggunakan prosedur mengajar yang sesuai.
3.      Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar.
4.      Menjaga disiplin belajar di dalam kelas.
5.      Memberikan hasil pekerjaan siswa dalam wakatu sesingkat mungkin.9
Cara lain untuk membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara memberikan motivasi ekstrinsik atau dari luar diri siswa yang berfungsi sebagai stimulant (rangsangan). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, misalnya: memberi hasil ulangan, memberi hadiah, pujian ataupun dengan memberi hukuman kepada siswa.
Sebaik apapun orientas yang dimiliki siswa, ia tidak akan berkembang dengan baik keculai dengan binaan dan arahan yang intensif. Seorang yang berkepribadian yang memiliki kemampuan mendidik akan mampu membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga akan mampu membangkitkan motivasi belajar sehingga mempengaruhi prestasi belajarnya. Guru berfungsi sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar.
Belajar sebagai aktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam diri siswa maupun dari luar, faktor dari dalam misalnya: kesiapan belajar, motivasi, minat, konsentrasi, keteraturan, tujuan yang jelas. Adapun faktor dari luar adalah lingkungan tempat siswa belajar, misalnya: ruang kelas, penerangan, alat-alat belajar, termasuk guru. Kompetensi yang dimiliki guru berperan dalam mendukung keberhasilan belajar siswa.
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kompetensi guru dan motivasi belajr siswa. Dengan berbagai kompetensi yang dimiliki guru akan mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Demikian pula bagi guru pendidikan agama Islam.
Dengan berbagai kompetensi yang dimiliki maka ia akan mampu membngkitkan motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh mata pelajaran pendidikan agama Islam. Dengan motivasi yang kuat tersebut maka siswa akan mendukung siswa untuk mendapatkan prestasi yang memuaskan.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam untuk memotivasi belajar siswa, baik motivasi secara itrinsik maupun ekstrinsik. Lebih-lebih materi pendidikan agama Islam yang berisisi tentang nilai-nilai ajaran Islam yang agung, maka guru pendidikan agama Islam mempunyai lebih banyak cara. Di dalam materi pelajaran itu sendiri terkandung banyak nilai-nilai yang dapat dijadikan sarana untuk membangkitkan motivasi siswa.
Nilai-nilai ajaran agama Islam yang luhur harus dapat dipergunakan oleh guru pendidikan agama Islam untuk membangkitkan motivasi dalam diri siswa.Sentuhan keagamaan merupakan faktor yang efektif untuk mejalankan peran ini. Potensi fitrah dan kondsi kejiwaan siswa akan lebih mudah tersentuh dengan cara pendekatan nilai-nilai keagamaan. Dengan demikian motivasi belajar siswa akan lebih mudah pula untuk dibangkitkan.
Guru pendidikan agama Islam juga dapat menggunakan pendekatan ekstrinsik untuk membangkitkan motivasi belajar siswa. Dengan cara keteladanan yang baik dalam menjalankan ajaran Islam, maka menjadi rangsangan bagi siswa untuk mencontohnya. Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh kepada keterikatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini berarti guru pendidikan agama Islam telah mampu memberikan motivasi kepada siswa.


BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
1.      Kompetensi yang harus dimiliki oleh seoreang guru pendidikan agama Islam sebgaimana guru yang lain meliputi: kompetensi profesionalitas dan kompetensi pribadi, kompetensi profesionalitas dan kompetensii sosial. Kompetensi profesionalitas adalah kemampuan yang berkaitan dengan profesi keguruannya, yaitu kemampuan untuk menjalankan fungsi profesinya dengan baik berdasarkan standar profesionalitas seorang guru. Adapun kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan guru dalam menjalankan peranannya dalam kehidupan masyarakat. Guru harus dapat menjadi figur yang layak diteladani bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
2.      Kompetensi yang dimiliki oleh guru pendidikan agama Islam berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Dengan berbagai kompetensi yang dimiliki dapat menjadi rangsangan yang memotivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar denga sungguh-sungguh, sehingga pada akhirnya akan mendukung keberhasilan siswa dalam belajarnya.

B.     Saran
Mengingat pentingnya kompetensi guru pendidikan agama Islam dalam membngkitakan motivasi belajar siswa, maka guru pendidikan agama Islam harus senatiasa menignkatkan kompetensinya sehingga belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan akan menjadi faktor pendukung bagi siswa untuk meraih prestasi lebih baik.           
           

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditiya Media,
                 Yogyakarta, 1992.
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar,
                 Remaja Rosda Karya, Bandung, 1991.
Depdikbud, Garis-Garis Besar Program Pengajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum Kelas I, II, III. Depdikbud, Jakarta, 1995
Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, CV. Haji Masagung, Jakarta, 1995.
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosada Karya, Bandung, 1990.
S. Nasution. Didaktika Asas-asas Mengajar.Jemmars, Bandung, 1986.
UUSPN, Sistem Pendidikan Nasional, Tugu Muda, Semarang, 1989.
Winarno Surachmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Taristo, Bandung, 1984.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2011 PAKAR BANGSA - All rights reserved. PIK REMAJA KECAMATAN PASEKAN INDRAMAYU