A. PENGERTIAN
Kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua
janin atau lebih (Manuaba, 1998 : 265).
Kehamilan ganda adalah bila proses fertilisasi
menghasilkan janin lebih dari satu (Saifuddin, 2001 : 311).
Kehamilan ganda adalah satu kehamilan
dengan dua janin atau lebih. (Mochtar, 1990).
Kembar siam adalah keadaan anak kembar
dimana tubuh keduanya bersatu yang terjadi apabila zigot dari bayi kembar
identik gagal terpisah secara sempurna.
Kehamilan ganda adalah suatu keadaan kehamilan
dengan jumlah janin dua atau lebih.(Taber, 1994 : 282).
Kehamilan ganda adalah kehamilan dimana
terdapat dua atau lebih janin dalam satu uterus pada waktu kehamilan tersebut
(sewaktu hamil). (Wikipedia Indonesia, 2003).
B.
KLASIFIKASI
Jenis
kehamilan kembar menurut Manuaba dan Mochtar (1990) meliputi:
1. Kehamilan kembar monozigote (identik).
Merupakan kehamilan kembar
yang berasal dari satu ovum sehingga disebutkan juga hamil kembar identik atau
hamil kembar homolog atau hamil kembar uniovuler. Kehamilan kembar monozigote
dapat terjadi karena:
a. Satu ovum dengan 2 inti, hambatan pada
tingkat blastula.
b. Hambatan pada tingkat segmentasi.
c. Hambatan setelah amnion terbentuk, tetapi
sebelum primitive strike (4 – 5
minggu kehamilan).
Hamil kembar ini mempunyai
ciri sebagai berikut:
-
Jenis
kelamin sama.
-
Biasanya
kembar identik.
-
Mempunyai
gen yang sama.
-
Pada
kehamilan dalam rahim terdapat 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion.
Pada hamil kembar monozigote
dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar siam.
2. Kehamilan kembar dizigote
Merupakan
kehamilan kembar 2 ovum, heterolog, glovuler dan fraternal.
Kedua
telur dapat berasal dari:
a. 1 ovarium dari 2 flikel de graff.
b. 1 ovarium dari 1 folikel de graff.
c. 1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari
ovarium kiri.
Ciri kehamilan kembar dizigote
yaitu:
§ Jenis kelamin dapat sama atau berbeda.
§ Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion, 2 korion.
Pada kehamilan kembar
digizote:
§ Dapat terjadi satu janin meninggak dan
yang lain tumbuh sampai cukup bulan.
§ Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau
pada kehamilan muda) atau pada kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut
fetus papyraseus atau kompresus.
Perbedaan kehamilan kembar monozigote dan dizigote
Perbedaan
|
Kembar Monozigote
|
Kembar Dizigote
|
Plasenta
Khorion
Amnion
Tali pusat
Sekat kedua kantong
Jenis kelamin
Rupa dan sifat
Mata, kuping, gigi, kulit
Ukuran antropologik
Sidik jari
Cara pegangan
Golongan darah
|
1 (70 %)
2 (30 %)
1 (70 %)
2 (30 %)
1 (70 %)
2 (30 %)
2 bersekutu
2 lapis
Sama
Sama
Sama
Sama
Sama
Bisa sama, bisa satu kidal, uang lain
kanan
Sama
|
2 (100 %)
2 (100 %)
2 (100 %)
2 terpisah
4 lapis
Sama / tidak
Agak berlainan
Berbeda
Berbeda
Berbeda
Bisa sama, bisa duanya kanan
Sama / tidak
|
3. Conjoined twins, suporfokundasi dan suporfotasi
q Conjoined
twins atau kembar siam
ialah kembar dimana janin melekat
satu dengan yang lainnya.
Misalnya:
- torakopagus (dada dengan
dada)
- dominopagus (perlengketan
kedua abdomen)
- kraniopagus (kedua kepala)
q Suporfokundasi
ialah
perbuahan 2 telur yang dikeluarkan pada ovum yang sama pada dua kali
koitus
yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.
q Suporfetasi
Adalah
kehamilan kedua yang terjadi pada beberapa minggu atau setelah kehamilan
pertama.
Letak Janin
Pada
kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.
Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir,
misalnya letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai
kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi; yang paling sering
dijumpai adalah:
1. Kedua
janin dalam letak membujur, presentasi kepala; (44-47%);
2. Letak
membujur, presentasi kepala bokong (37-38%);
3. Keduanya
presentasi bokong (8-10%);
4. Letak
lintang dan presentasi kepala (5-5,3%);
5. Letak
lintang dan presentasi bokong (1,5-2%);
6. Dua-duanya
letak lintang (0,2-0,6%);
7. Letak
dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi “kunci
mengunci” (interlocking).
C.
ETIOLOGI
Dalam berbagai literatur
disebut insiden kehamilan kembar adalah 1 kehamilan kembar dibanding 89
kehamilan tunggal. Sedangkan kembar tiga 1 berbanding 89 pangkat dua, dan
kembar empat 1 berbanding 89 pangkat tiga, dan seterusnya. Beberapa faktor
berikut menurut Mariono ikut
berperan dalam menyebabkan terjadinya kehamilan ganda:
1.
Ras/bangsa
Menurut literatur, ras berwarna
seperti bangsa Asia dan Afrika cenderung lebih besar mengalami kehamilan ganda
ketimbang ras kulit putih/Eropa. Meski belum dapat dibuktikan secara empiris,
tapi pada banyak kasus memang terlihat kehamilan ganda lebih sering dialami
ibu-ibu hamil kulit berwarna dibanding mereka yang berkulit putih.
2.
Usia
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan
terjadinya kehamilan ganda semakin besar. Akan tetapi selepas umur 40 tahun,
probabilitas terjadinya kehamilan ganda akan menurun lagi.
3. Hereditas/keturunan
Hamil kembar biasanya diwariskan
secara maternal (garis keturunan ibu). Bila dari garis keturunan ibu ada yang
kembar, maka prosentase melahirkan anak kembar lebih besar. Namun tidak
tertutup kemungkinan garis keturunan ayah bisa menimbulkan kehamilan kembar.
Yang pasti, insiden atau angka kejadian dari garis maternal lebih besar
dibanding dari garis paternal.
4. Obat-obatan
Ibu yang memakai obat pemicu ovulasi
untuk mematangkan sel telurnya juga ikut meningkatkan peluang terjadinya
kehamilan kembar. Soalnya, dengan obat tersebut sel telur yang matang pada
setiap siklus jadi lebih dari satu. Obat ini biasanya diberikan pada pasangan
yang sulit hamil dengan faktor penyebab infertilitas indung telur. Itulah
mengapa, pada kasus-kasus pasangan yang sulit mendapat momongan kemudian
menjalani terapi obat-obat penyubur ini, bila akhirnya terjadi kehamilan,
biasanya merupakan kehamilan kembar.
5. Prosedur fertilisasi in vitro
Di sini beberapa embrio yang sudah
dibuahi diimplantasikan dalam rahim. Jika semua berkembang dengan baik, maka
terjadi pertumbuhan lebih dari satu. Di atas usia kehamilan 30 minggu, berat
badan masing-masing janin ini umumnya lebih ringan dibanding janin pada
kehamilan tunggal di usia kehamilan yang sama. Perbedaan berat saat persalinan
bisa mencapai 1000-1500 gram. Penyebabnya diperkirakan adalah regangan berlebih
pada uterus, hingga sirkulasi darah di plasenta mengalami penurunan.
D.
PROSES TERJADINYA KEHAMILAN GANDA
Pada kembar identik atau
kembar monozigote, proses terjadinya yaitu pada saat pembuahan, satu ovum
dibuahi oleh satu sel sperma. Kemudian terbentuk zigote. Zigote membelah secara
mitosis, dari 1 sel menjadi 2, dari 2 sel menjadi 4 dan seterusnya yang disebut
fase morula, blastula, gastula, dan neurula.
Bila pembelahan seperti diatas
terjadi pada fase morula (1-3 hari setelah pembuahan), maka setiap embrio akan
memiliki kantong ketuban yang berbeda dan satu plasenta. Kemudian pada fase
primitif, akan terjadi pemisahan sempurna yang akan berkembang menjadi 2 (atau
lebih) janin yang kembar identik.
Bila pada fase primitif terjadi gangguan, atau terdapat kegagalan pembelahan, maka biasanya akan menimbulkan kecacatan fisik atau dempetnya
bagian tubuh tertentu. Ketidaksempurnaan akibat gangguan segmentasi inilah yang
menyebabkan proses pemisahan dua jabang bayi tak berlangsung sempurna dan
disebut kembar siam.
Pada kembar fraternal atau
kembar dizigote, dimana terjadi dua ovum yang matang secara bersama – sama
dibuahi oleh masing masing 1 sel sperma. Sehingga pada proses pembelahan
selanjutnya akan terbentuk 2 janin dengan 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion
yang terpisah, tetapi masih dalam satu rahim.
E. PATHWAY KEPERAWATAN
|
F.
GAMBARAN KLINIK
Pada
kehamilan ganda dengan distensi uterus yang berlebihan dapat terjadi persalinan
prematur. Kebutuhan ibu untuk pertumbuhan janin lebih besar sehingga terjadi
defisiensi nutrisi seperti anemia kehamilan yang dapat menggangu pertumbuhan
janin dalam rahim. Frekuensi terjadinya hidramnion pada hamil ganda sekitar 10
kali lebih besar dari kehamilan tunggal. Keregangan otot rahim yang menyebabkan
iskemik uteri dapat meningkatkan kemungkinan pre eklampsia dan eklampsia.
Solusio
plasenta dapat terjadi setelah persalinan anak pertama karena retraksi otot
rahim yang berlebihan, perjalanan persalinan dapat berlangsung lebih lama,
karena ketegangan otot rahim yang melampaui batas setelah persalinan, terjadi
gangguan kontraksi otot rahim yang menyebabkan atonia uteri, menimbulkan
perdarahan, retensio plasenta dan plasenta rest.
Dengan
janin yang relatif berat badannya rendah menyebabkan morbiditas yang tinggi.
Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya terasa sesak napas, sering ingin
kencing, edema tungkai, pembesaran pembuluh darah (varises). Dalam perawatan
antenatal pada kehamilan kembar dapat di tingkatkan.
(Manuaba,
1994)
G.
KOMPLIKASI
Komplikasi potensial meliputi
hal – hal berikut :
1. Persalinan dan kelahiran prematur, yang
terjadi 5 sampai 10 kali lebih sering dibangding kehamilan tunggal, dan
merupakan ancaman terbesar bagi kehamilan kembar / ganda.
2. Kelainan letak (mal presentasi) kembar
yang pertama, dapat bokong, oblik, atau lintang dan diperkirakan terjadi pada 25 – 30 % kasus.
3. Persalinan disfungsional, yang disertai
dengan peregangan uterus yang berlebihan.
4. Malformasi janin.
5. Prolaps tali pusat.
6. Hidramnion.
7. Anemia defisiensi besi pada bumil.
8. Pre eklampsia atau eklampsia.
9. Perdarahan antepartum, baik plasenta
previa ataupun solusio plasenta, yang dapat terjadi pada hampir 5 % kehamilan
kembar.
10. Perdarahan post partum.
11. Toxaemia gravidarum, lebih sering terjadi
pada kehamilan kembar dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
Komplikasi yang sangat jarang
meliputi hal – hal berikut :
1. Kolisi (collision), yaitu persentuhan
bagian – bsgisn janin kembar dengan kembarannya sehingga mencegah penurunan
janin.
2. Impaksi, perlekukan bagian janin dari
salah satu kembar kedalam permukaan kembarannya, sehingga memungkinkan
penurunan keduanya secara bersamaan.
3. Kompaksi, proses pengeluaran janin yang
betul – betul bersamaan dari kutub presentasi keduanya yang mengisi rongga
pelvis sejati dan mencegah desensus lebih lanjut keduanya.
4. Kembar terkunci (locked twins), presentasi
kembar pertama bokong dan kembar kedua puncak kepala (verteks). Ketika kembar
pertama menjalani desensus, dagunya mengenai leher dan dagu kembar kedua diatas
pintu atas panggul, dan mencegah kemajuan selanjutnya.
5. Kembar monoamniotik, angka mortalitasnya
sangat tinggi, hampir 50 %, mempunyai tali pusat yang kusut dan bersimpul.
(Taber, 1994)
H.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Ultrasonografi memudahkan diagnosis
kehamilan ganda, evaluasi pertumbuhan janin dan identifikasi presentasi janin.
2. Foto abdimen dapat membantu bila USG tidak
tersedia.
3. Pemantauan frekuensi jantung janin
memberikan penilaian kesehatan janin
I.
PENATALAKSANAAN
1.
Penanganan
dalam Kehamilan
1)
Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan
mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa
ulang akan lebih sering (1 kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
2)
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh
dilarang, karena akan merangsang partus prematurus.
3)
Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat
diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4)
Pemeriksaan darah lengkap, Hb dan golongan darah.
5)
Makanan dianjurkan mengandung banyak protein dan makan
dilaksanakan lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
6)
Bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam
dengan pemberian betamethason 24 mg per hari untuk pematangan janin.
7)
Anjurkan rawat inap bila:
-
ada kelainan obstetri,
-
ada his/pembukaan serviks,
-
adanya hipertensi,
-
pertumbuhan salah satu janin terganggu,
-
kondisi sosial yang tidak baik,
-
profilaksis/mencegah partus prematurus dengan obat
tokolitik,
-
pemasangan jerat (Shirodkar’s
operation).
2.
Penanganan
dalam Persalinan
1)
Bila anak I letaknya membujur, kala I diawasi seperti
biasa, ditolong seperti biasa dengan episiotimi mediolateralis.
2)
Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa
dalam untuk menentukan keadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah
ibu dan lain-lain.
3)
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila
janin II letak membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban
tidak deras mengalir keluar. Tunggu dan pimpin persalinan anak II seperti
biasa.
4)
Awas atas kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum,
maka sebaiknya dipasang infus profilaksis.
5)
Bila ada kelainan letak anak II, misalnya melintang
atau terjadi prolaps talipusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan
dengan cara operatif obstetrik;
a)
Pada letak lintang coba versi luar dahulu.
b)
Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstraksi;
c)
Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan
ekstraksi vakum atau forceps.
d)
Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau
kaki.
6)
Indikasi sectio caesarea hanya pada:
a)
Janin I letak lintang;
b)
Terjadi prolaps talipusat;
c)
Plasenta previa;
d)
Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak I
letak sungsang dan anak II letak kepala.
J.
PROGNOSIS
Mochtar (1998 : 265)
menyatakan bahwa prognosis gemelli pada ibu dan janin adalah :
- Pada ibu
prognosis jelek dibandingkan kehamilan tunggal karena sering terjadi
taksania gravidarum, hidramnion anemia, pertolongan obstetric operatif dan
perdarahan post partum.
- Pada
janin menyebabkan angka kematian peri natal tinggi karena prmature,
prolapsus tali pusat, solutio plasenta, tindakan obstetric karena kelainan
letak janin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar