A. PENGKAJIAN
Pengkajian yang dilakukan menurut Bobak (1995), dan
Taber (1994) :
- Wawancara
-
Mengenai keluhan yang dirasakan pasien: rasa gatal,
nyeri, dispareuria, disuria, poliuria, sekret vagina.
-
Tanyakan dan periksa apakah pasien sedang hamil, sedang
mengkonsumsi kontrasepsi/post menopause.
-
Tanyakan sejak kapan ia mengalami keluhan dan kapan
biasanya terjadi.
-
Kaji tentang gaya
hidup (merokok, alkohol, gizi buruk, stres, keletihan), penggunaan obat-obatan,
kateterisasi yang sering dan adanya cedera lahir pada vagina.
-
Kaji tanda dan gejala subyektif, lamanya gejala, serta
pengobatan yang telah dilakukan.
- Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik didapat tanda-tanda:
a.
Penampilan vulva
-
Eritema
-
Edema
b.
Penampilan sekret vagina
-
Sekret abu-abu.
-
Encer seperti air/kental.
c.
Penampilan serviks
Sekret purulen.
d.
Rabas vagina, vesikel/luka, demam dan nyeri.
- Pemeriksaan Penunjang
a)
In Spekulo
b)
Pemeriksaan Dalam/Colok Vaginal
c)
Pemeriksaan Pap Smear
d)
Kolposkopi
e)
Biopsi
f)
Pemeriksaan
BV (Bakterial Vaginosis) atau Swab Vagina
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut
Bobak (2004) dan Edge (1993), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul yaitu:
- Nyeri berhubungan dengan adanya lesi, vasodilatasi lokal.
- Ketidaknyamanan berhubungan dengan respon tubuh terhadap agen infeksi dan sifat infeksi (misalnya: iritasi, nyeri, gatal).
- Kurang pengetahuan mengenai obat, pencegahan, prognosis, dari kondisi berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap infeksi dan sumber-sumber, serta kesalahan terhadap interpretasi.
- Ansietas berhubungan dengan efek yang dipersepsikan pada hubungan seksual.
C. INTERVENSI
Diagnosa keperawatan I :
Nyeri berhubungan dengan adanya lesi, vasodilatasi local.
Intervensi :
1)
Usahakan agar daerah sekitar vagina tetap kering.
Rasional : untuk memberikan rasa nyaman dan untuk mencegah
infeksi lebih lanjut.
2)
Batasi pergerakan pada daerah yang terinfeksi.
Rasional : mencegah
penyebaran infeksi dan mengurangi nyeri.
3)
Hindari kontak langsung/ menggaruk pada daerah yang
terinfeksi.
Rasional : mencegah
penyebaran/ pelebaran infeksi.
4)
Kolaborasi pemberian salep antibiotik.
Rasional : mempercepat
proses penyembuhan.
Diagnosa keperawatan II :
Ketidaknyamanan berhubungan dengan respon tubuh terhadap agen infeksi dan
sifat infeksi (misalnya: iritasi, nyeri, gatal).
Intervensi :
1)
Identifikasi sumber, lokasi, dan tingkat
ketidaknyamanan; perhatikan tanda dan gejala proses infeksi.
Rasional : Menentukan
bagian dari tindakan dan intervensi.
2)
Anjurkan peningkatan cairan dan berkemih dengan
menggunakan rendam duduk hangat.
Rasional : Membantu mencegah statis; kehangatan
merilekskan perinium dan meatus urinarius untuk memudahkan berkemih.
3)
Berikan informasi tentang tindakan higiene seperti
sering mandi, dan menggunakan pakaian dalam katun.
Rasional : Supaya
lebih kering dan mencegah kerusakan kulit.
4)
Berikan informasi mengenai penggunaan rendam duduk
hangat, dan penggunaan pengering rambut area genital.
Rasional : Membantu menjaga area genital tetap kering atau
bersih; mencegah rasa tidak nyaman berkenaan dengan urin yang kontak dengan
lesi.
5)
Kolaborasi pemberian obat-obatan.
-
Analgetik
Rasional : Menghilangkan
ketidaknyamanan.
-
Antipiretik
Rasional : Menurunkan
demam (tanda infeksi).
Diagnosa keperawatan III :
Kurang pengetahuan mengenai obat, pencegahan, prognosis, dari kondisi
berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap infeksi dan sumber-sumber, serta
kesalahan terhadap interpretasi.
Intervensi :
1)
Identifikasi tanda dan gejala infeksi. Diskusikan
pentingnya untuk melaporkan dengan segera kepada pemberi layanan kesehatan.
Rasional : Intervensi yang tepat untuk dapat mencegah
komplikasi dan meningkatkan kemungkinan hasil positif.
2)
Berikan penjelasan tentang penatalaksanaan dan penyebab
infeksi.
Rasional : pemberian
informasi dapat membantu pasien memahami hal-hal yang tidak diketahui.
3)
Diskusikan bentuk transmisi infeksi khusus, bila
dibutuhkan.
Rasional : Memberikan informasi untuk membantu klien membuat keputusan
relatif terhadap perubahan gaya
hidup atau perilaku.
4)
Tinjau tindakan higiene, termasuk mengusap vulva dari
depan ke belakang setelah berkemih dan sering mencuci tangan (termasuk setelah
kontak minimal).
Rasional : Membantu mencegah kontaminasi E. coli rektal ke vagina dan
menurunkan kontaminasi bakteri lain yang mungkin ditularkan melalui praktek
higiene buruk.
Diagnosa keperawatan IV :
Ansietas berhubungan dengan efek yang dipersepsikan pada hubungan
seksual.
Intervensi :
1)
Kaji tingkat kecemasan pasien.
Rasional : untuk mengetahui kondisi pasien dan untuk menentukan problem
solving yang tepat
2)
Berikan problem solving yang tepat sesuai dengan
penyebab kecemasan pasien.
Rasional : agar kecemasan pasien dapat diatasi dengan tepat
3)
Berikan cara-cara untuk mengurangi kecemasan.
Rasional : untuk mengurangi kecemasan pasien.
D. EVALUASI
Diagnosa keperawatan I
§
Pasien merasa nyaman dan sakit berkurang.
Diagnosa keperawatan II
§
Mengidentifikasi atau menggunakan tindakan
menyenangkan yang tepat secara individu.
§
Melaporkan ketidaknyamanan hilang atau
terkontrol.
Diagnosa keperawatan III
§
Mengidentifikasi praktek-praktek pencegahan yang
tepat.
§
Mengikuti aturan pengobatan individual.
§
Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan
evaluasi dan intervensi.
§
Mengungkapkan pemahaman tentang pentingnya
memberikan informasi yang perlu untuk mengumpulkan data.
Diagnosa keperawatan IV
§
Kecemasan pasien berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
(2006). Uretritis non-gonokokus&servisitis klamidialis. Terdapat
pada:http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=242&idktg=20&idobat=&UID=20060925100930202149.88.2.
Diakses pada tanggal 23 September 2006.
Bagian
Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. (1980). Ginekologi. Bandung : Elster Offset.
Bobak. (2004).
Buku ajar keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Duenhoelter,
Johann H. (1989). Ginekologi greenhill ed10, Alih bahasa :
Chandra Sanuni. Jakarta
: EGC.
Edge, V.
(1993). Women’s health care. VSA : Von Hoffman Press.
Fira. (2006). [balita-anda]
Aneka pemeriksaan rahim (FYI). Terdapat pada : http://www.mail-archive.com/balita-anda@balita-anda.com/msg83945.html.
Diakses pada tanggal 23 September 2006.
Krisnadi,
Sofie Rifayani. (2006). Servisitis gonoroika. Terdapat pada : http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/09_151_DampakInfeksiGenitalTerhadap.pdf/09_151_DampakInfeksiGenitalTerhadap.html.
Diakses pada tanggal 23 September 2006.
Manuba, Ida
Bagus. (2001). Ilmu kebidanan penyakit kandungan, dan keluarga berencana.
Jakarta : EGC.
Saifuddin,
Abdul Bari. (1994). Ilmu kebidanan, cetakan ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sinclair,
C.C.R.& Webb, J.B. (1992). Segi praktis ilmu kebidanan dan kandungan
untuk pemula, Alih bahasa Hasrul D.Biran. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Taber, B.
(1994). Kapita selekta kedaruratan obstetri dan ginekologi. Jakarta : EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar