A.
PENGKAJIAN
Menurut
Doengoes (2001) fokus pengkajian pasien dengan sectio caesarea, yaitu ;
1.
Sirkulasi
Kehilangan
darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
2.
Integritas ego
Dapat
menunjukkan labilitas emosi dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau
menarik diri. Klien atau pasangan dapat memiliki pertanyaan atau peran dalam
pengalaman kelahiran, mungkin mengekspresikan ketidakmampuan untuk menghadapi
situasi baru
3.
Eliminasi
Kateter
mungkin terpasang, urine jernih pucat, bising usus tidak ada/jelas
4.
Makanan atau cairan
Abdomen
lunak dengan tidak ada distensi pada awal
5.
Neurosensori
Kerusakan
gerakan dan sensori di bawah tingkat anastesi spinal epidural
6.
Nyeri atau ketidaknyamanan
Mungkin
mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber , misalnya : trauma bedah atau
insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih, atau efek-efek anestesi
7.
Pernafasan
Bunyi
paru jelas dan vaskuler
8.
Seksualitas
Kontraksi
kuat dan terletak umbilikus, aliran lokhea sedang dan berlebihan/banyak
9.
Pemeriksaan diagnostik
Jumlah
darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (hb/ht): mengkaji perubahan dari kadar pra
operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
Sedangkan
urinalisis : kultur, urine, darah vaginal dan lokhea. Pemeriksaan tambahan
didasarkan pada kebutuhan individu
B.
FOKUS INTERVENSI
Menurut
Doegoes (2001) Carpeniti (2000) dan Nanda (2001) :
1.
Nyeri akut berhubungan dengan diskontiunitas
jaringan sekunder terhadap insisi bedah.
Tujuan
: nyeri berkurang
Hasil
yang diharapkan :
· Mengidentifikasi
dan menggunakan intervensi untuk mengatasi nyeri dengan tepat
· Melaporkan/mengungkapkan
nyeri berkurang
· Klien tampak
rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat
Intervensi
:
a.
Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan skala nyeri
Perhatikan
isyarat verbal dan non verbal pasien
Rasional : Pasien mungkin tidak secara verbal
melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara langsung, menentukan tingkat nyeri,
mengetahui berat ringannya penderitaan pasien dan memudahkan untuk menentukan
tindakan
b.
Kaji tanda-tanda vital
Rasional
: nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat.
Analgesia dapat menurunkan tekanan darah
c.
Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
Rasional
: pengalihan perhatian ke hal-hal yang menyenangkan dapat meningkatkan rasa
kenyamanan dan mengurangi nyeri
d.
Ubah posisi klien senyaman mungkin
Rasional:
merelaksasikan otot, meningkatkan kenyamanan, serta meningkatkan rasa
sejahtera.
e.
Kolaborasi
Berikan
analgetik sesuai indikasi
Rasional
: meningkatkan kenyamanan karena mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan
mobilitas
2.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan, prosedur invasif
Tujuan
: tidak ada tanda-tanda infeksi
Kriteria
hasil/hasil yang diharapkan :
· Bebas dari
infeksi, tidak demam dan tidak ada tanda-tanda infeksi lainnya
· Menunjukkan
tanda awal penyembuhan (misalnya penyatuan tepi-tepi luka)
· Karakter
lokhea normal dan urine jernih kuning pucat
Intervensi
:
a.
Kaji/monitor tanda-tanda vital (ttv)
Rasional
: perubahan ttv terutama suhu tubuh dapat disebabkan oleh terjadinya proses
infeksi, sehingga merangsang hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh
b.
Anjurkan dan gunakan teknik cuci tangan dengan cermat
dan pembuangan pengalas kotoran, pembalut perineal dan linen terkontaminasi
dengan tepat
Rasional
: membantu mencegah atau membatasi penyebaran infeksi
c.
Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau
rembesan, lepaskan balutan, sesuai indikasi
Rasional
: balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama kelahiran caesarea
melindungi luka dari cidera atau kontaminasi. Rembesan dapat menandakan
hematoma, gangguan penyatuan jahitan. Pengankatan balutan memungkinkan insisi
mengering dan meningkatkan penyembuhan
Inspeksi
insisi terhadap penyembuhan, perhatikan kemerahan, edema, nyeri, eksudat, atau
ganguan penyatuan
Rasional
: membantu menghilangkan media pertumbuhan bakteri, meningkatkan hygiene
d.
Rawat luka dan teknik steril
Rasional : mencegah pertumbuhan bakteri
e.
Kolaborasi
Rasional : perlu untuk mematikan mikroorganisme
Berikan antibiotik khusus untuk infeksi yang
teridentifikasi
3.
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan
pembekakan payudara, pembendungan ASI
Tujuan
: menyusui dengan efektif
Kriteria
hasil/hasil yang diharapkan :
·
Asi keluar lancar
·
Payudara tidak bengkak
·
Tidak terjadi pembendungan asi
Intervensi
a.
Tanyakan pada ibu tentang riwayat menyusui
Rasional : agar dapat memberikan intervensi
selanjutnya
b.
Jelaskan pada ibu pentingnya asi bagi bayi
Rasional
: memotivasi ibu agar proses menyusui efektif dapat berlangsung baik
c.
Jelaskan dna anjurkan pada ibu tentang pentingnya
perawatan payudara. Lakukan perawatan payudara, anjurkan melakukan 2 x sehari.
Rasional
: perawatan payudara dapat melancarkan asi dan mengurangi pembengkakan payudara
d.
Kaji keadaan payudara
Rasional
: identifikasi dini efektif untuk melakukan intervensi yang tepat
e.
Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara teratur
Rasional
: rangsangan isapan bayi dapat merangsang keluarnya asi
f. Anjurkan ibu
untuk makan makanan bergizi
Rasional
:makanan yang bergizi dapat menghasilkan ASI yang baik
g.
Berikan alternatif posisi yang aman saat menyusui
Rasional
: posisi yang tepat memberikan kenyamanan kepada ibu dan bayi
4.
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
adanya perdarahan sekunder terhadap insisi bedah
Tujuan
: tidak terjadi kkuarangan volume cairan
Kriteria
hasil/hasil yang diharapkan :
·
Volume cairan adekuat, hb/ht dalam batas normal
·
Perdarahan minimal kurang dari 500 cc
Intervensi
:
a.
Hitung dan catat balance cairan selama 24 jam
Rasional :
mengidentifikasi dan mengontrol balance cairan
b.
Monitor ttv
Rasional
: hipotensi, takikardi, keadaan kulit dan mukosa mulut menandakan tanda-tanda
syok hipovolemik
c.
Tetap dampingi pasien aelama dalam keadaan kekurangan
cairan (volum cairan)
Rasional
: pengawasan yang ketat dapat memudahkan intervensi selanjutnya
d.
Kolaborasi
· Beri cairan
parenteral sesuai indikasi
Rasional
: mengganti cairan yang hilang untuk mempertahankan balance cairan
· Pantau hasil laboratorium
(hb/ht)
Rasional
: membantu dalam menentukan jumlah kehilangan cairan
5.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan dan ketidaknyamanan fisik
Tujuan : klien dapat melakukan perawatan diri secara
mandiri
Kriteria hasil/hasil yang diharapkan :
· Pasien dapat
mendemonstrasikan teknik-teknik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
·
Mengidentifikasi/menggunakan sumber- sumber yang ada.
Intervensi:
a.
Kaji keadaan fisik dan psikologis klien.
Rasional:
Adanya perubahan dan kesejahteraan fisik atau emosional dapat
memundurkan asumsi peran otonom pada
perawatan diri.
b.
Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan pasien dalam
memenuhi kebutuhan sehari- hari.
Rasional:
Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan pemenuhan kebutuhan secara
individual.
c.
Berikan bantuan seperlunya sesuai kebutuhan.
Rasional:
Memperbaiki harga diri, meningkatkan kemandirian dan pemulihan, serta
meningkatkan perasaan sejahtera.
d.
Berikan umpan balik positif untuk setiap usaha yang
dilakukan pasien.
asional:
Meningkatkan kemandirian dan mendorong pasien untuk berusaha.
e.
Berikan dukungan dan beri waktu cukup untuk melakukan
aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan.
Rasional:Pasien merasa lebih bersemangat dalam
melakukan aktifitasnya dan merasa lebih leluasa.
6.
Resiko konstipasi berhubungan dengan penurunan
peristaltik usus
Tujuan : tidak ada keluhan dalam bab
Kriteria hasil/hasil yang diharapkan :
· Mendapatkan
kembali pola eliminasi dalam 4 hari postpartum, yaitu bab 1-2 kali per hari
· Kembalinya
fungsi usus normal (bising usus kurang lebih 5-30 kali per menit, flatus)
Intervensi :
a.
Auskultasi terhadap adanya bising usus pada keempat
kuadran
Rasional
: menentukan kesiapan terhadap pemberian makanan per oral dan kemungkinan
terjadinya komplikasi
b.
Palpasi abdomen. Perhatikan adanya distensi abdomen
Rasional
: menandakan pembentukan gas dan akumulasi atau kemungkinan ileus paralitik
c.
Anjurkan masukkan cairan per oral dan diit makanan
tinggi serat
Rasional
: cairan yang adekuat dan diit tinggi serat merangsang eliminasi dan mencegah
konstipasi
d.
Anjurkan pasien untuk ambulasi dini
Rasional
: ambulasi dini meningkatkan peristaltik dan pengeluaran gas sehingga
menghilangkan/mengurangi nyeri
e.
Kolaborasi
· Berikan
analgesik 30 menit sebelum ambulasi
Rasional
: memudahkan kemampuan untuk ambulasi dapat menurunkan aktifitas usus
· Berikan
pelunak feses
Rasional
: melunakkan feses, merangsang peristaltik dan mengembalikan fungsi usus
7.
Inadekuat mobilitas fisik berhubungan dengan
nyeri pembedahan
Tujuan : Mobilitas fisik adekuat
Kriteria hasil/ hasil yang diharapkan :
. Tidak ada kontraktur
.
. Menunjukan teknik yang memampukan melakukan
aktivitas.
Intervensi:
a.
Kaji tanda-tanda vital dan kebutuhan aktivitas.
Rasional
: Aktivitas dapat mempengaruhi
perubahan respon autonomic meliputi perubahan pada tekanan darah, nadi dan
pernafasan.
b.
Anjurkan mobilisasi secara bertahap.
Rasional
: Meningkatkan sirkulasi ke seluruh tubuh dan melatih kemandirian.
c.
Bantu dalam melakukan mobilisasi sesuai dangan
kebutuhan.
Rasional
: Mobilisasi didi dan dan menurunkan komplikasi tirah baring dan meningkatkan
penyembuhan dan normalisasi fungsi organ.
d.
Ajarkan rentang gerak aktif – pasif.
Rasional
: Meningkatkan aliran darah ke otot, mempertahankan gerak sendi dan mencegah
kontraktur.
e.
Anjurkan klien banyak istirahat dan atur posisi pasien
senyaman mungkin.
Rasional
: Menjadikan pasien lebih rileks dan memaksimalkan istirahat.
f. Libatkan
keluarga dalam mobilisasi pasien.
Rasional
: Menciptakan hubungan kerja sama antara tim kesehatan dangan keluarga dalam
proses penyembuhan.
g.
Motivasi klien untuk ambulasi, minimal 3 kali
Rasional
: Ambulasi secara teratur dapat meningkatkan penyembuhan.
8.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif, miss interpretasi informasi.
Tujuan
: Tingkat pengetahuan pasien meningkat.
Kriteria
hasil/ hasil yang diharapkan :
. Pasien mengungkapkan pemahaman, perubahan fisiologi.
Intervensi :
a. Kaji kesiapan klien dan motivasi
untuk belajar.
Rasional
: Periode pascanatal dapat merupakan pengalaman positif bila penyuluhan yang
tepat diberikan untuk membantu mengembangkan pertumbuhan ibu, maturasi dan
kompetensi.
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi
kebutuhan.
Rasional
: Karena memerlukan waktu untuk bergerak dari fase taking in ke taking hold
dimana penerimaan dari kesiapannya ditingkatkan dan ia secara emosional dan
secara fisik siap untuk belajar informasi baru untuk memudahkan peleksanaan
peran barunya.
c. Diskusikan perubahan fisik dan
psikologis yang normal.
Rasional
: Status emosional karena mungkin kadang–kadang lebih pada saat ini dan sering
di pengaruhi oleh kesejahteraan fisik.
d. Identifikasi sumber–sumber yang
tersedia.
Rasional : Meningkatkan kemandirian dan
memberikan dukungan untuk adaptasi pada perubahan multipel.
C. EVALUASI
1.
Diagnosa keperawatan I
o Mengidentifikasi
dan menggunakan intervensi untuk mengatasi nyeri dengan tepat.
o Mengungkapkan
nyeri berkurang atau hilang.
o Klien tampak
rileks, mampu tidur/istirahat dengan tepat.
2.
Diagnosa keperawatan II
o Klien
mendemonstrasikan cara untuk meningkatkan penyembuhan
o Bebas dari
infeksi, tidak demam dan tidak ada tanda-tanda infeksi lain
o Menunjukan
tanda awal penyembuhan [penyatuan tepi- tepi luka].
o Karakter
lokhea normal dan urine jernih kuning pucat.
1.
Diagnosa keperawatan III
o ASI keluar
dengan lancar
o Pasien
merasakan payudara lebih lunak dan tidak terasa tegang, sehingga tidak terjadi
pembendungan ASI
4.
Diagnosa keperawatan IV
o Volume cairan
adekuat.
o Hb/Ht dalam
batas normal.
o Perdarahan
minimal kurang dari 500 cc.
5.
Diagnosa keperawatan V
o Pasien dapat
mendemonstrasikan teknik–teknik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
o Mengidentifikasi/menggunakan
sumber- sumber yang ada.
6.
Diagnosa keperawatan VI
o
Mendapatkan kembali eliminasi dalam 4 hari postpartum
yaitu 1- 2 kali per hari.
o
Kembalinya fungsi usus normal.
7.
Diagnosa Keperawatan VII
o Tidak adanya
kontraktur
o Meningkatkan/mempertahankan
mobilitas pada tingkat paling tinggi mungkin.
o Menunjukan
teknik yang memampukan melakukan aktivitas.
8.
Diagnosa keperawatan VIII
o Pasien
mengungkapkan pemahaman terhadap informasi yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Moorhouse, Mary Frances, 2001, Rencana Perawatan
Maternal/Bayi : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Dokumentasi Perawatan
Klien, ed. 3, EGC, Jakarta .
Friedman, 1998, Seri Skema Diagnosis Dan
Penatalaksanaan Obstetri, ed. 2, Binarupa Aksara Jakarta .
Hamilton, Persis Mary, 1995, Dasar-Dasar
Keperawatan Maternitas, EGC , Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gede, 1999, Operasi Kebidanan
Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk Dokter Umum, EGC, Jakarta .
Martius,
Gerhand, 1995, Bedah Kebidanan Martius, EGC, Jakarta .
Mochtam,
Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri , ed.2,EGC Jakarta.
Padjajaran, Universitas, 1995, Obstetri Operatif,
Elstar Offset, Bandung .
Saifuddin, A.B., 2002 Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta .
Saifuddin, A.B., 2005, Ilmu Kandungan, Edisi
Ketiga , Cetakan Ketujuh, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta .
Wiknjosastro, Hanifa, 1994, Ilmu Bedah Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta .
p;
<5 �>n<0h)pan>Pasien mengutarakan keinginan dan berpartisipasi
dalam aktivitas, mendemonstrasikan tingkah laku yang meningkatkan
kelangsungan/melakukan kembali aktivitas.
Intervensi :
a.
Kaji KU pasien.
Rasional : Untuk
mengetahui keadaan pasien sehingga dapat ditentukan rencana tindakan yang akan
dilakukan.
b.
Jelaskan pentingnya mobilisasi pasien.
Rasional : Untuk
motivasi agar pasien mau melakukan mobilisasi yang akan mempercepat proses
penyembuhan.
c.
Ajarkan mobilisasi secara bertahap.
Rasional : Mobilitas
secara bertahap akan lebih berhasil menuju proses penyembuhan.
d.
Motivasi pasien untuk mobilisasi secara bertahap.
Rasional : Motivasi
dan bantuan perawat sangat dibutuhkan pasien dalam proses penyembuhan.
e.
Mobilisasi pasien (seharusnya keluarga) untuk membantu
pasien memenuhi kebutuhannya.
Rasional : Peran
keluarga sangat membantu tugas perawat sebagai motivator bagi pasien.
3. Diagnosa Keperawatan III :
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme sekunder
terhadap luka post operasi, pemasangan infuse dan DC.
Kriteria Hasil :
-
Memperlihatkan pengetahuan tentang faktor resiko
yang berkaitan dengan infeksi dan melakukan tibdakan pencegahan yang tepat
untuk mencegah infeksi.
Intervensi :
a.
Kaji tanda-tanda infeksi.
Rasional : Semakin
cepat tanda infeksi ditemukan/terdeteksi, dan semakin cepat ditangani maka
semakin tinggi kemungkinan infeksi dapat diatasi.
b.
Monitor tanda-tanda vital.
Rasional : Sebagai
tanda petunjuk adanya/terjadinya infeksi.
c.
Lakukan perawatan luka dengan teknik septik dan
aseptik.
Rasional : Melakukan
perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik dapat mengurangi resiko
terjadinya infeksi.
d.
Lakukan dressing (seharusnya redressing) infuse.
Rasional : Untuk
menjaga kebersihan daerah pemasangan infuse.
e.
Berikan perawatan kebersihan daerah vagina dan kateter.
Rasional : Mikroorganisme
dapat masuk melewati suatu lubang dan bersarang di tempat tersebut sehingga
perlu dibersihkan daerah-derah yang mempunyai potensi untuk hidupnya
mikroorganisme.
f.
Kolaborasi medis tentang pemberian obat untuk mencegah
infeksi/antibiotik.
Rasional : Untuk
mencegah timbulnya infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Dhanardono, Denny. (2006). Kenali tumor
kandungan mioma uteri. Terdapat pada :
http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=2&id=243235&kat_id=105&kat_id1=150&kat_id2=204.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2006.
Iskandar, Sugi S. (2006). Mengenal kista,
mioma, dan endometritis. Terdapat pada : http://tabloidnova.com/articles.asp?id=9220&no=1.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2006.
Iskandar, Sugi S. (2006). Mengenal kista,
mioma, dan endometritis. Terdapat pada : http://oetjipop.multiply.com/reviews/item/10.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2006.
Juanita, Vivi. (2006). Jangan pandang
enteng tumor otot rahim. Terdapat pada : http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0305/kes4.html.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2006.
Mansjoer, Arif. (1999). Kapita selekta
kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta
: Media Aesculapius.
Manuaba, I.B.G. (2001). Kapita selekta
pelaksanaan rutin obstetric ginekologi & KB. Jakarta : EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. (1991). Ilmu
kandungan. Jakarta
: Yayasan Bina Pustaka.
Price, Sylvia A. (1995). Patofisiologi :
konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta
: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar