DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress
yang lebih besar dari yang dapat diabsorpsinya.
ETIOLOGI
Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya
meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem. Meskipun
tulang patah, jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema
jaringan lunak, perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, rupture tendo,
kerusakan syaraf, dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami
cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis fraktur adalah
nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitus,
pembengkakan local, dan perubahan warna.
KLASIFIKASI
Berdasarkan
ada tidaknya hubungan dengan dunia luar, fraktur dibagi 2:
- Tertutup
Fraktur dimana antara fragmen-fragmen tulang tidak terdapat
hubungan langsung dengan dunia luar.
- Terbuka
Fraktur dimana antara pernah atau terdapat hubungan
antara fragmen-fragmen tulang dengan dunia luar karena ada luka dikulit.
PENATALAKSANAAN
- Recognition
(Penegakan Diagnosis)
Penegakan diagnosis fraktur, dengan pemeriksaan fisik:
Look : Fraktur tertutup---deformitas (udem,
hematom), angulasi, rotasi
Fraktur terbuka---deformitas, vulnus, perdarahan, fragmen
tulang.
Feel :
Nyeri tekan setempat, nyeri tekan sumbu, krepitasi.
Move :
Nyeri pada pergerakan pasif
Nyeri pada pergerakan aktif
Terbatas karena nyeri.
- Reposition
Mengembalikan
kedudukan tulang yang patah ke tempat semula dengan cara manual, traksi, dan
operasi.
- Retaight
(Immobilisasi)
Mempertahankan
agar tulang yang patah tidak banyak melakukan pergerakan yang akan memperlama
proses penyembuhan. Jenis immobilisator: gips, traksi, nail, plate, screw, dll.
- Rehabilitasi
Mempercepat
pengembalian fungsi dan kekuatan normal bagian yang terkena.
KOMPLIKASI
- Shock neurogenik/hipovolemik
- Infeksi
- Emboli lemak
- Trombosis vena
- Dekubitus
- Kekakuan otot dan sendi
- Kompartemen Syndrome
B.
Etiologi
- Adanya benturan kepala yang diam terhadap
benda yang sedang bergerak
mis:
pukulan-pukulan tumpul, kena lemparan benda tumpul
- kepala
membentur benda/objek yang secara relative tidak bergerak
mis:
membentur tanah/mobil
-Kombinasi
keduanya
C. Patofisiologi
D. Manifestasi Klinis
1. Geger
selebral (Komutio selebri)
-Bentuk ringan
-disfungsi
neurologist sementara dapat pulih dengan atau tanpa kehilangan
kesadaran
-pingsan mungkin
hanya beberapa detik/menit
-Gejala lain: sakit
kepala, tidak mampu konsentrasi, pusing, peka
-Amnesia retrogard
2.
Memar otak (kontusio selebri)
Pecahnya pembuluh darah kapiler, tanda dan gejalanya
bervariasi tergantung lokasi dan derajad
-Ptechie dan rusaknya jaringan saraf
-Edema jaringan otak
-Peningkatan
tekanan intracranial (PTIK)
-Herniasi
_Penekanan
batang otak
- Hematoma Epidural
“talk dan die” tanda klasik:
Penurunan kesadaran ringan saat benturan, meripakan
periode lucid (pikiran jernih), beberapa menit s.d beberapa jam, menyebabkan
penurunan kesadaran, neurologist (tanda hernia):
-Kacau mental → koma
-gerakan bertujuan → tubuh dekortikasi atau deseverbrasi
-pupil
isokhor → anisokhor
- Hematoma subdural
Akumulasi
darah di bawah lapisan duramater diatas arachnoid, biasabya karena aselerasi,
deselerasi, pada lansia, alkoholik.
Gejala
biasanya 24-48 jam post trauma (akut)
-perluasan
massa lesi
-peningkatan
TIK
-sakit
kepala, lethargi, kacau mental, kejang
-disfasia
5.
Hematoma Intrakranial
-Penumpukan darah dalam paremkim otak (≥25
ml)
-karena fraktur depresi tulang tengkorak,
cedera penetrasi peluru
-gerakan
aselerasi-deselerasi tiba-tiba.
E. pemeriksaan Diagnostik
- X Ray tengkorak
-CT Scan
-Angiografi
-Pemeriksaan neurologist
F. Penatalaksanaan medis
-Dexamethason/
Kalmethason
-Analgesik
-Larutan
hipertonik, yaitu manitol 20% atau glukosa 40%
-Antibiotik
-Pembedahan
.0pt;l7�hi@}�Aumso-list:l4 level1 lfo5;tab-stops:list 36.0pt'>v
Stadium IV
Setiap T, setiap N, M0
Setiap T, setiap N, M1
Setiap T, N0, M0, T1, N1, M0
T2-4, N1, M0
Setiap T, setiap N, M0
Tipe dan stadium
|
<45 tahun
|
>45 tahun
|
Folikuler
v
Stadium I
v
Stadium II
v
Stadium III
v
Stadium IV
|
Setiap T, setiap N, M0
Setiap T, setiap N, M1
-
-
|
T1, N0, M0
T2-4, N0, M0
Setiap T, N1, M0
Setiap T, setiap N, M0
|
Meduler
v
Stadium I
v
Stadium II
v
Stadium III
v
Stadium IV
|
-
setiap T, setiap N, M0
-
setiap T, setiap N, M1
|
T1, N0, M0
T2-4, N0, M0
Setiap T, N1, M0
Setiap T, setiap N, M1
|
Tdk dapat dikalsifikasikn
v
Stadium I
v
Stadium II
v
Stadium III
v
Stadium IV
|
-
-
-
setiap T, setiap N, etiap M
|
-
-
-
setiap T, setiap N, setiap M
|
Catatan :
Tx :
tumor tidak dapat ditentukan
T0 :
Tidak ada tumor
T1 :
tumor berdiameter terpanjang < 3 cm
T2 :
tumor berdiameter terpanjang >3 cm
T3 :
fikus intraglanduler multiple
T4 :
tumor primer terfiksasi
Metastase Kanker
Nodul tanpa nyeri pada tiroi atau pada leher biasanya
merupakan tanda awal adanya penyakit. Keterlibatan limfonodi servikal sering
timbul pada awal diagnosis. Setiap pembesaran limfonodi servikalis yang tidak
terjelaskan memerlukan pemeriksaan tiroid, yang kadang kadang menderita tumor
primer yang sangat kecil untuk diraba, diagnosisnya didasarkan pada hasil biopsy
limfonodi. Paru paru merupakan tempat metastase yang paling lazim di luar
leher. Mungkin tidakada menifestasi klinis yang dapat diacu padanya, secara
rontgenografis, tumor ini tampak sebagai
infiltrasi nodular atau milies difus, terutama bagian basal. Tumor ini mungkin
terkelirukan dengan TBC, histoplasmosis atau sarkoidosis. Tempat tempat
matastasis lain meliputi mediatinum, tulang panjang, tulang tengkorak dan
aksilla.
Diagnosis
Secara klinis ditegakkan diagnosis struma nodusa dengan
persangkaan jinak atau ganas. Diagnosis yang diperoleh dapat berupa :
- kelainan yang
bukan neoplasma
- neoplasma jinak
- neoplasma ganas.
Bila diagnosisnya suatu proses keganasan tiroid maka harus dinilai apakah
masih operable ataukah sudah inoperable.
Diagnosis pasti dengan histopatologi. Sediaan dapat
diperoleh denganpemerisaan potong beku atau pemeriksaan dengan paraffin coupe
(gold standar).
Pemeriksaan Penunjang
Langkah pertama yang dianjurkan adalah menetukan status
fungsi tiroid dengan memeriksa TSH (sensitive) dan T4 bebas. Pada keganasan
thyroid umumnya fungsi thyroid normal. Tetap abnormalitas fungsi thyroid tidak
dapat dengan sendirinya menghilangkan kemungkinan keganasan.
- Pemeriksaan
laboratorium tidk ada yang spesifik, kecuali pemeriksaan kadar kalsitonin
untuk pasien yang dicurigai karsinoma meduler. Pengukuran kadar human
Thyroglobulin, suatu pertanda tumor untuk keganasan tiroid yang
berdiferensiasi baik terutama untuk monitoring setelah terapi pembedahan
total tiroidektomi.
- Pemeriksaan
ultrasonografi untuk menentukan apakah nodul padat atau kistik dan sebagai
penuntun pada biopsy jarum halu. Nodul padat cenderung ganas.
- Pemeriksaan
sisdik thyroid, dapat dilakukan jika terdapat fasilitas kedokteran muklir.
Bila nodul menangkap yodium sedikit dari jaringan thyroid yang normal
disebut nodul dingin. Bila sama afinitasnya disebut nodul hangat.
Karsinoma thyroid sebagian besar nodul dingin.
- Biopsi jarum
dapat dilakukan dengan cara needle core biopsy atau biopsy jarum halus.
Hasil ketepatan diagnostiknya masih diperdebatkan.
- Pemeriksaan
radiologis dilakukan untuk mencari metastasis. Dilakukan foto paru
posterioanterior, foto polos jaringan lunak leher antero-posterior dan
lateral dengan posisi leher hiperekstensi bila tumornya besar, esofagogram
bila secara klinis terdapat tanda tanda adanya infiltrasi ke esophagus dan
foto tulang bila ada tanda tanda metastasis ke tulang.
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan
dan operable, operasi yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik atau
lobektomi subtotal dengan risiko bila ganas kemungkinan ada sel sel karsinoma
yang tertinggal. Pembedahan umumnya berupa tiroidektomi total. Komplikasi dari
operasi antara lain terputusnya nervus laringeus rekurens dan cabang eksterna
dari nervus laringeus superior, hipotiroidisme dan ruptur esophagus. Setelah
pembedahan, hormon tiroid diberikan dengan dosis supresif untuk menurunkan
kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid
2. Radiasi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien
menolak operasi lagi untuk lobis kontralateral, dilakukan:
a. Radiasi interna dengan I131. hanya tumor tumor
berdiferensiasi baik yang mempunyai afinitas terhadap I131 terutama
yang folikuler. Radiasi interna juga diberikan pada tumor tumor yang telah
bermetastasis atau terdapat sisa tumor
b. Radiasi eksterna, memberikan hasil yang cukup baik untuk
tumor tumor inoperable atau anplastik yang tidak berafinitas terhadap I131.
[pemberian eksterna terapi radiasi menghadapi risiko untukmengalami mukositis,
kekeringan mulut, disfagia, kemerahan mulut, anoreksia, kelelahan.
Prognosis
Prognosis pasien dengan kanker thyroid berdiferensiasi
baik tergantung pada umur, adanya ekstensi, adanya lesi metastasis, diameter
tumor dan jenis histopatologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar