Pendahuluan
Demam
Berdarah dengue adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegepty. Penyakit ini sering menyerang anak,
remaja an dewasa yang ditandai oleh panas, malaise, sakit kepala, mual, nyeri,
pegal seluruh tubuh, adanya petekia. Pada pasien rejatan berat, volume plasma
dapat berkurang sampai 30% atau lebih dan jika tak segera ditangani maka akan
terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Gangguan Hemostatis
pada DBD menyangkut 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia dan
gangguan koagulasi. Prinsip utama dalam penatalaksanaan adalah tirah baring,
pemberian makanan lunak dan minum banyak, serta kolaborasi dokter dalam
pemberian obat obatan antipiretik, konsulti, antibiotik kortikosteroid dan anti
koagulasi.
Etiologi
Penyebab DBD ini adalah
virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4.
Penularan DBD ini melalui cara :
- Manusia sebagai
host virus dengue
- Vektor perantara
: nyamuk aedes aegepty (nyamuk rumah)
dan aedes albopictus (nyamuk kebun)
Patofisiologi
v Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk aedes aegepty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai factor
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma
melalui endotel dinding itu.
v Terjadinya tromboitopenia, menurunnya fungsi trombosit
dan menurunnya factor koagulasi (protrombin, Faktor V, VV, IX, X dan
fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama
perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF).
v Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya
permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya
hipotensi, trombositopenia dan diatesis hemoragik. Renjatan terjadi secara
akut.
v Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya
plasma, melalui endotel pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma, klien
mengalami hypovolumik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoksia jaringan,
asidosis metabolic dan kematian.
Infeksi virus dengue


Kompleks virus- antibody
depresi sumsum tulang


Aktivasi
komplemen
perdarahan, trombositopenia


Antihistamin
dilepaskan PK
Perdarahan

Permeabilitas membran
meningkat

Kebocoran
plasma

Hipovolemi

Renjatan
hipovolemi, hipotensi

Asidosis metabolik
Tanda dan Gejala
- Panas, biasanya
langsung tinggi dan terus menerus. Sebab tidak jelas dan hampir tidak
bereaksi dengan pemberian antipiretik. Panas berlangsung 2-7 hari.
- Malaise, mual,
muntah, diare, konstipasi, sakit kepala, anoreksia, kadang batuk
- Tanda tanda
perdarahan seperti petekia, perdarahan gusi, epiktasis, hematemesis melena
- Muka kemerahan ,
leukopenia.
- Nyeri otot,
tulang sendi, abdomen dan ulu hati
- Pembengkakan
sekitar mata
- Pembesaran hati,
limpa, dan kelenjar getah bening
- Tanda tanda rejatan
adalah sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari2 detik, nadi cepat dan lemah
Gambaran klinis yang tidak khas dan sering dijumpai
adalah :
1. keluhan pada saluran pernafasan : batuk, pilek, sakit waktu
menelan
2. keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah,
anoreksia, diare, konstipasi
3. Keluhan system tubuh yang lain : sakit kepala, nyeri otot
tulang sendi, nyeri ulu hati, nyeri perut, pegal pegal, kemerahan pada kulit,
pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fotofobia
4. Pada pasien yang mengalami dialysis perifer, kulit terasa
lembab, dingin, tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah.
5. Adanya pembesaran hati, limpa dan pembesaran kelenjar
getah bening
Tanda penting dari DBD ini
adalah adanya kebocoran plasma
a. Hematokrit meningkat lebih dari 20%
b. Pada kebocoran plasma terjadi perpindahan aliran plasma
dari kapiler masuk ke ruang interstitial seperti palpebra, perut, skrotum,
sebagian ke pleura, dengan manifestasi klinis :effusi pleura, asites, edema
palpebra, hidroproteinemia
Klasifikasi
Berdasarkan beratnya penyakit, dibagi menjadi :
a.
Derajat I
Demam disertai gejala klinis, tanpa perdarahan
spontan, uji torniket positif, trombositopenia dan hemokonsentrasi
b.
Derajat II
Derajat I disertai perdarahan spontan pada
kulit atau tempat lain
c.
Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah,
nafas dangkal, hipotensi, kulit lembab dan dingin, gelisah
d.
Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi dan tekanan
darah tak dapat diukur
Diagnosis
1.
Berdasarkan criteria WHO 1997
Cirri klinis :
-
demam 207 hari
-
perdarahan
-
pembesaran hati
-
syok dan nyeri
Ciri
laboratorium :
-
Trombositopenia (< 100.000/ul)
-
Hemokonsentrasi (> 20%)
2.
Sitologi
Dilakukan untuk
mencari LPB (limfosit Plasma biru), banyak dijumpai pada sakit hari ke 3-7.
jika LPB > 4%, maka indikasi DBD
3.
Serologi
4.
antibody monoclonal
5.
virology
6.
Pemeriksaan molekuler
Pemeriksaan penunjang
Darah :
-
IgG dengue positif
-
Trombositopenia
-
Hematokrit meningkat lebihd ari 20 merupakan indicator
akan timbulnya rejatan
-
Hb meningkat lebih dari 20%
-
Leukopenia pada hari 2 dan 3
-
Masa perdarahan memanjang
-
Hipoproteinemia
-
Hiponatremia
-
Hipokloremia
-
SGOT dan SGPT meningkat
-
Ureum, Ph darah bisa meningkat
Urine :
Albuminuria
Foto thorax
: effusi pleura
Komplikasi
- Perdarahan usus
- Shock/rejatan
- Effusi pleura
- Penurunan kesadaran
Penatalaksanaan
Prinsip
penatalaksanaan secara umum :
- Tirah baring
- Makanan lunak dan minum 2 liter/24 jam
- Pemberian cairan melalui infus
- Pemberian obat obatan (antipiretik dan konvulsif)
- Minum banyak 1,5-2 liter perhari dengan air the, gula atau susu
Pengkajian
v Kaji riwayat keperawatan
v Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda tanda
perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan
sendi, dan adanya tanda tanda rejatan
Diagnosa Keperawatan yang sering muncul :
- Hipertermia b/d
perjalanan penyakit, proses inflamasi
- Defisit volume
cairan b/d peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, intake
kurang, demam
- Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake kurang, tidak nafsu makan,
mual, muntah
- Potensial
terjadi perdarahan b/d trombositopenia
- cemas b/d
hospitalisasi
- Perubahan proses
keluarga b/ kondisi anak
Perencanaan
a. Anak menunjukkan tanda tanda terpenuhinya kebutuhan
cairan
b. Anak menunjukkan tanda tanda perfusi jaringan perifer
yang adekuat
c. Anakmenunjukkan tanda tanda kebutuhan utrisi yang adekuat
d. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif
e. Anak menunjukkan tanda tanda vital dalam batas normal
Implementasi
- Mencegah
terjadinya kekurangan volume cairan
v Mengobservasi tanda tanda vital paling sedikit setiap
empat jam sekali
v Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan :
tirgor tidak elastis, ubun ubun cekung, produksi urin menurun
v Mengobservasi dan mencatan intake dan output cairan
v Memberikan hidrasi yangadekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
v Memonitor nilai laboratorium : eletrolit darah, BJ urine,
serum albumin
v Memonitor dan mencatat berat badan
v Memonitor
pemberian cairan melalui intravena setiap jam
v Mengurangi kehilangan cairan yang tak terlihat
- Perfusi
jaringan adekuat
v Mengkaji dan mencatat tanda tanda vital (nadi, tekanan
darah, capillary refill)
v Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu,
kelembaban dan warna)
v Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada
ekstremitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki
- Kebutuhan
nutrisi adekuat
v Ijinkan anak untukmemakan makanan yang dapat ditoleransi
oleh anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan
anak makan.
v Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake
nutrisi
v Menganjurkan kepada untuk memberikan makanan dengan
tehnik porsi kecil tapi sering
v Menimbang berat badan setiap hari
v Mempertahankan kebersihan mulut pasien
v Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yangadekuat untuk
penyembuhan penyakit
- Mensupport
koping keluarga yang adaptif
v Menkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota
keluarga terhadap situasi penuh stress
v Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon
secara panjang lebar, dan identifikasi factor yang paling mencemaskan keluarga
v Identifikai koping yang biasa digunakan dan seberapa
besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan
v Tanyakan kepada keluarga apa yangdapat dilakukan untuk
membuat anak/keluarga menjadi lebih baik dan jika memungkinkan memberikan apa
yang diminta keluarga
v Memenuhi kebutuhan dasar anak
- Mempertahankan
suhu tubuh normal
v Ukur tanda tanda vital
v Ajarkan keluarga untuk pengukuran suhu
v Lakukan tepid sponge (seka) dengan air biasa
v Tingkatkan intake cairan
v Berikan terapi untuk menurunkan suhu
Perencanaan pemulangan
a. Berikan
informasi tentang kebutuhan melakukan aktivitas sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kondisi fisik anak
b. Jelaskan terapi yang diberikan :dosis, efek samping
c. Menjelaskan gejala gejala kekambuhan penyakit dn hal yang
harus dilakukan untuk mengatasi gejala
d. Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang
ditentukan
Daftar Putaka
Suriadi, Rita
yuliani. -. Asuhan keperawatan pada anak. Edisi 1.
Junadi P, sumasto A, amelsz H. 1989. Kapita
selekta kedokteran. Edisi kedua. Media Aeskulapius. Fakultas kedikteran UI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar