a. Pengertian
Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi, kepribadian, dan sikap yang berkaitan dengan perilaku seksual dan orientasi seksual. Kata seksualitas berasal dari kata dasar seks yang memiliki beberapa arti:
1)Je n i s k e l am i n : k e a daan bi ol o gi s
manusia yang membedakan perempuan dan laki-laki.
2) Reproduksi seksual: bagian-bagian tubuh tertentu (disebut organ reproduksi) dari laki-laki dan perempuan yang dapat menghasilkan janin dalam kondisi tertentu.
3) Rangsangan atau gairah seksual yang disebabkan perasaan ter tarik yang sangat kuat pada seseorang sehingga terasa ada getaran ‘aneh’ yang muncul dalam tubuh.
4) Hubungan seks.
5) Orientasi seksual adalah kecende- rungan seseorang mencari pasangan seksualnya berdasarkan jenis kelamin. Ada 3 (tiga) orientasi seksual yang dikenal, yaitu heteroseksual (tertarik pada jenis kelamin yang berbeda), homoseksual (lesbian dan gay), serta biseksual (tertarik kepada laki-laki juga perempuan).
Seseorang dapat dikatakan wajar atau normal bila memiliki orientasi seksual yang heteroseksual, dan dikatakan mempunyai p erilaku seksual m enyim pang apab il a m em p uny ai 2 ( dua) orientasi seksual lainnya, yaitu biseksual atau homoseksual (Modul Remaja dan KRR, 2005:9-10).
Definisi lain tentang seksualitas disampaikan oleh Julfita Raharjo (Dwiyanto,ed., 1996:
260). Menurutnya, seksualitas ada kaitannya dengan konstruksi sosial yang membedakan p os isi/ sifa t l a ki- l aki dan p ere m p ua n. Seksualitas adalah suatu konsep konstruksi sosial terhadap nilai, orientasi, dan perilaku y ang b erkaitan deng an seks. Seorang perempuan berperilaku agresif dianggap aib karena menyalahi konstruksi sosialnya, sebaliknya laki-laki harus selalu jantan, agresif, dan harus memimpin.
b . P ub er ta s
Masa puber tas (puber) ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi, baik primer (produksi sperma at au sel telu r) maupun organ reproduksi sekunder (kumis, r am bu t k e m alu an , pay u d ar a). Awal masa puber berkisar antara usia 11–12 tah un (perempuan) dan 13–14 tahun (laki-laki) dan berakhir sekitar usia 17–18 tahun. B at asan um u r in i t idak m u t lak
karena kondisi setiap individu tidak sama, yang antara lain dipengaruhi oleh gizi dan lin gku n gan ke lu ar ga. Masa pu be r t as dicirikan dengan terjadinya perubahan kerja h o r m o n se r t a te r jad iny a h o r m o n y an g d o m in an pad a se t iap je n is k e lam in , estrogen (pada perempuan) dan testosteron (pada laki-laki).
Selain perubahan kerja hormon, pada masa pu be r ju ga t e r jad i pe r u bah an fisik d an psik o lo gis. P e r u b a h a n f i s i k p ad a p er em p uan dip e ng aru hi ol e h hor m on estrog en dan p rogesteron y ang mul ai berperan aktif. Perubahan fisik dimaksud seperti tumbuh payudara, panggul mulai m e l eb a r da n m e m b es ar, ser t a ak an mengalami menstruasi atau haid.
Di samping itu akan mulai tumbuh bulu- bulu halus di sekitar ketiak dan vagina. Sedang kan p ada l aki - l a ki, horm on testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar ketiak, kemaluan, waj ah ( jang g ut dan kum i s) , terj adi perubahan suara pada remaja laki-laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu tertentu akan keluar sebagai mimpi basah.
Sem entara itu, p e r u b a h a n p s i k ol o g i s terjadi disebabkan oleh adanya perubahan- perubahan kebutuhan, konflik nilai antara keluarga dengan dunia luar serta terjadinya perub ahan fisik. Perubahan psikolog is dimaksud seperti remaja menjadi sangat sensitif, sering bersikap irasional, mudah tersinggung, bahkan stres. Remaja yang sedang puber memiliki ciri-ciri tingkah laku sebagai berikut. Pertama, mulai meninggalkan keterg antung an kep ada keluarg a dan ketenang an m asa kecil. Kedua , butuh diterima oleh kelompoknya. Ketiga, mulai banyak menghabiskan waktunya dengan tem an- tem an seb ay a. Keemp at, m ulai mempelajari sikap serta pandangan yang berbeda antara keluarganya dengan dunia luar (tentang moral, seksualitas, dll). Kelima, m ul ai m eng h adap i ko nfl i k da n ha rus memutuskan apa saja norma yang harus diambil dari luar, serta berapa ganyak ajaran orangtuanya yang harus dia tolak. Keenam, mulai muncul kebutuhan akan perilaku.
Ketu juh, m ul ai b utu h kein tim a n d an ekspresi erotik. Kedelapan, memperhatikan penampilan. Kesembilan, ter tarik pada lawan jenis. Kesepuluh, ingin menjalin hubungan yang lebih dekat pada lawan jenisnya.
c . M im p i Basah
Pada masa pubertas laki-laki mulai mengalami mimpi basah, yaitu keluarnya sperma ketika mimpi te nt ang se ks yan g t erjad i secara periodik berkisar setiap 2–3 minggu. Mimpi basah sebenarnya merupakan salah satu cara tubuh laki-laki berejakulasi. Hal ini merupakan pengalaman normal bagi semua remaja laki- laki.
d . M e nst rua si
Pada masa pubertas perempuan mengalami menstruasi (haid). Menstruasi akan berakhir saat perempuan berusia sekitar 45–50 tahun (disebut menopause), di Indonesia menopause terjadi rata-rata di atas usia 50 tahun. Ovarium bayi perempuan yang baru lahir mengandung ratusan ribu sel telur tetapi belum berfungsi. Ketika pubertas, ovarium sudah mulai berfungsi dan terjadi proses yang disebut siklus menstruasi (jarak antara hari pertama menstruasi bulan ini dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya). Dalam satu siklus, dinding rahim menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan.
Sel telur yang matang akan berpotensi untuk dibuahi oleh sperma hanya dalam 24 jam. Apabila ternyata tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati dan terjadilah perubahan pada komposisi kadar hormon yang akhirnya membuat dinding rahim akan luruh disertai pendarahan, yang disebut dengan menstruasi.
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja, terutama yang telah m engalami haid, meny eb abkan sering terjadi kehamilan tidak diinginkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar