Badan PBB yang fokus memerangi kelaparan dan malnutrisi, World Food Programme (WFP), menyasar 845 ribu anak terbantukan setiap tahunnya. WFP dengan berbagai programnya berupaya mengatasi malnutrisi, termasuk di 100 area kawasan timur Indonesia yang menjadi prioritas utama. Dibutuhkan dana 33 juta dollar per tahun untuk menjalankan berbagai program penanggulangan kelaparan.
"Saat ini, sepertiga dari kebutuhan dana terkumpul dari donasi pemerintah dan pihak swasta," kata Mitra Salima Suryono, Public Information Officer WFP, usai penyerahan donasi dari Blue Band kepada WFP, di Hypermart Thamrin City, Rabu (21/7/2010).
Kontribusi dari berbagai pihak dibutuhkan agar semakin banyak anak mampu berkembang dan meningkatkan kapasitasnya. Untuk itu anak lebih dulu harus terbebas dari bahaya kelaparan dan kekurangan gizi. Partisipasi kaum ibu juga memiliki peran tersendiri.
Peggy Melati Sukma, artis dan penggiat aktivitas sosial, mengatakan persoalan malnutrisi pada anak tak lepas dari peran orangtua, terutama ibu.
"Apalagi ibu yang lebih sering berhubungan dengan anak-anak, tanpa mengecualikan peran lelaki untuk mengatasi masalah malnutrisi dalam keluarga," kata Peggy kepada Kompas Female, usai menghadiri penyerahan donasi Blue Band untuk WFP melalui School Meal Program.
Menurut Peggy, sebagai orang dewasa, orangtua memiliki tanggung jawab atas kualitas anak terkait dengan asupan nutrisi. Lebih penting lagi menurutnya, pemahaman orangtua dan keluarga seputar nutrisi anak yang perlu ditingkatkan.
"Untuk menjawab persoalan malnutrisi perlu fokus kepada edukasi, terutama kepada orangtua. Malnutrisi juga menyangkut pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah," imbuhnya.
Namun, kata Peggy, pendapatan orangtua sudah tinggi tak lantas menjamin anak tak mengalami malnutrisi. Sekali lagi, tambahnya, pemahaman tentang malnutrisi dan kebutuhan makanan perlu lebih gencar diberikan kepada orangtua.
Aktivitas sosial Peggy juga menyasar masalah kelaparan, dengan kegiatan rutin mingguan berupa penyediaan makan bergizi untuk anak. Selain aktivitas sosial lain seperti trauma healing atau tenda anak gembira untuk membantu korban bencana alam.
Peran perempuan dan kaum ibu juga dibutuhkan untuk mendukung pemenuhan gizi anak. Setidaknya bisa memulainya dari rumah sendiri dan orang terdekat di sekitar, dengan memastikan asupan gizi anak sudah baik dan mencegah terjadinya kelaparan.
Seperti ditegaskan Mitra, mengatasi malnutrisi akan lebih berdampak pada pengurangan kemiskinan. Namun, mengatasi kemiskinan tidak lantas berdampak besar untuk mengurangi masalah malnutrisi.
"Mengurangi masalah malnutrisi 1 persen berdampak pada mengurangi kemiskinan 4 persen. Sebaliknya, mengurangi kemiskinan 1 persen saja hanya akan berdampak (mengurangi) problem kekurangan gizi 0,025 persen," tandas Mitra.
Cara yang paling mudah dilakukan kalangan ibu adalah berbelanja dengan memilih produk yang mendukung program semacam ini. Selain bertukar informasi yang menjadi cara lain untuk menyebarkan pesan pentingnya pemenuhan gizi anak. Dukungan berbagai pihak, termasuk Anda, dibutuhkan untuk mengatasi malnutrisi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar