Pengertian
Hematemesis dan melena adalah perdarahan yang
terjadi pada gastro intestinal. Hematemesis adalah muntah darah
sedangkan melena adalah keluarnya feses gelap
dan pekat diwarnai oleh pigmen
darah atau darah yang telah berubah. Dua penyebab paling umum perdarahan GI
adalah gastritis dan hemoragi akibat ulkus peptikum, selain itu perdarahan GI
atas juga dapat terjadi pada varises esofagus. Ulkus peptikum adalah ekskavasi
(area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa lambung , pylorus, dudenum
atau esofagus. Varises esofagus merupakan pembuluh vena yang berdilatasi,
berkelok – kelok dan biasa dijumpai dalam sub mukosa pada esofagus bagian bawah
; namun varises ini dapat terjadi pada bagian esofagus yang lebih tinggi atau
meluas sampai ke lambung.
Patofisiologi
Ulkus peptikum
Ulkus
peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak
dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida) dan pepsin.
Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam
pepsin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa
yang rusak tidak dapat mensekresi mucus yang cukup bertindak sebagai barier
terhadap asam klorida.
Sekresi lambung : sekresi lambung terjadi pada tiga fase yang
serupa ; (1) fase sefalik yaitu : fase yang dimulai dengan rangsangan seperti
pandangan, bau, atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral
yang pada gilirannya merangsang saraf vagal , (2) fase lambung, yaitu : pada
fase lambung dilepaskan asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan
kimiawi dan mekanis terhadap resptor di dinding lambung, dan (3) fase usus,
yaitu makanan pada usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap sebagai
gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Barier mukosa lambung : merupakan pertahanan utama lambung
terhadap pencernaan yang dilakukan lambung itu sendiri. Faktor lain yang
mempengaruhi pertahanan mukosa adalah suplai darah , keseimbangan asam basa, integritas
sel mukosa dan regenersi sel epitel.
Seseorang mungkin akan mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua faktor ini
, yaitu; (1) hipersekresi asam lambung (2) kelemahan barier mukosa lambung.
Apapun yang menurunkan produksi mucus lambung atau merusak mukosa lambung
adalah ulserogenik ; salisilat, obat
anti inflamasi non steroid, alcohol dan obat antiinflamasi.
Sindrom Zollinger-Ellison : sindrom ini diidentifikasi melalui
temuan ; hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma dalam
pancreas.
Ulkus Stres : merupakan istilah yang diberikan pada
ulserasi mukosal akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah
kejadian penuh stress secara fisiologis. Kejadian stress misalnya ; luka bakar,
syok, sepsis berat dan trauma organ multipel.
Tanda dan gejala
- Nyeri, pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makanan menetralisir asam
- Pirosis
(nyeri ulu hati), beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada
esofagus dan lambung
- Muntah,
dapat terjadi karena obstruksi jalan keluar lambung
- Konstipasi
dan perdarahan, sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut
sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukan gejala
setelahnya.
Kemungkinan komplikasi
- Intraktibilitas
, yaitu ulkus yang membandel, yang berarti bahwa terapi medik telah gagal
mengatasi gejala – gejala secara adekuat. Penderita dapat terganggu
tidurnya oleh nyeri, kehilangan waktu untuk bekerja, sering memerlukan
perawatan di RS atau hanya tidak mampu mengikuti cara pengobatan
- Perdarahan,
feses dapat positif akan darah samar atau mungkin hitam dan seperti ter
(melena). Perdarahan massif dapat mengakibatkan hematemesis (muntah darah), menimbulkan syok dan
memerlukan transfusi darah dan pembedahan darurat.
- Perforasi,
- Obstruksi,
terjadi pada pintu keluar lambung akibat peradangan dan edema.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan fisik dapat
menunjukan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau distensi abdominal. Bising
usus mungkin tidak ada. Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran GI atas
dapat menunjukan adanya ulkus.
Endoskopi GI atas
digunakan untuk mengidentifikasi perubahan inflamasi, ulkus dan lesi. Mukosa dapat secaralangsung dilihat dan
biopsy didapatkan.
Adanya H. pylori dapat
ditentukan dengan biopsy dan histology melalui kultur.
Terapi
Sasaran utama pada pengobatan ulkus peptikum
adalah menghambat dan mendapar sekresi asam untuk menghilangkan gejala – gejala
dan mempermudah penyembuhan. Tindakan – tindakan untuk mencapai tujuan ini
adalah pemberian antasida untuk menetralkan asam lambung dengan
mempertahankan pH cukup tinggi, sehingga pepsin tidak diaktifkan, sehingga
mukosa terlindungi dan nyeri mereda, penatalaksanaan diet ; makan dengan
porsi kecil namun sering juga penting untuk menetralkan asam lambung, antikolinergik
menghambat efek langsung dari saraf vagus terhadap sel – sel parietal yang
mensekresikan asam, selain itu antikolinergik juga menghambat pergerakan dan
waktu pengosongan lambung, penghambat H2 (simetidin,
ranitidin dan famotidin) umtuk mengurangi sekresi asam sekitar 70% dan
istirahat secara fisik dan emosional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar