TIFUS ABDOMINALIS Adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
ETIOLOGI
Salmonella typhosa → basil gram negatif
Ada tiga macam antigen :
- Antigen O ( somatik,terdiri zat kompleks lipopolisakarida )
- Antigen H ( flagela )
- Antigen Vi
Di Indonesia → endemik → biasanya di atas umur satu tahun sudah ditemukan.
Infeksi terjadi di saluran cerna.
Basil diserap di usus halus → basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limpa → sehingga organ – organ membesar. Kemudian masuk kembali ke dalam darah ( bakteremia ) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama kelenjar limfoid usus halus → bisa timbul tungkai di plak Peyeri → bisa perdarahan dan perforasi usus.
Gejala demam → endotoksin.
GEJALA KLINIS :
- Demam → lebih dari 1 minggu ( 3 minggu ). Biasa tinggi pada sore hari, pagi atau siang turun.
- Gangguan saluran pencernaan → lidah ditutupi selaput putih kotor ( coated tongue ), ujung dan tepinya kemerahan.
- Meteorismus Φ
- Hepatosplenomegali Φ + nyeri pada perabaan
- Konstipasi atau diare atau normal
- Gangguan kesadaran
Kadang – kadang menurun walaupun tidak dalam → apatis, jarang sopor atau koma. Pada anak – anak yang agak besar mungkin saja ditemukan epistaksis.
KOMPLIKASI
- Di usus halus : → jarang terjadi , tetapi bila terjadi → fatal
§ Perdarahan usus → banyak → melena dan tanda – tanda shock
§ Perforasi usus → biasanya pada minggu ke – 3
§ Peritonitis
- Di luar usus
§ Meningitis
§ Kolesistitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
- Darah tepi → biasanya leukopeni, limfositosis relatif
- Biakan empedu
- Widal → untuk diagnosa pasti tifus abdominalis
→ adalah reaksi aglutinasi antar antibody ( serum penderita) dan suspensi antigen Salmonella typosa . (+) bila titer O = 1 / 200 atau lebih
DENGUE
ETIOLOGI → virus dengue ( arbovirus) ditularkan oleh nyamuk spesies Aedes ( Aedes Aegypti ).
Ada 4 serotipe virus : Dengue 1,2,3,4
GEJALA KLINIS :
Masa tunas → 3-15hari, rata-rata 5-8 hari.
Timbulnya gejala mendadak dengan gejala prodroma :
· Nyeri kepala
·
Nyeri berbagai bagian tubuh
|
· Anoreksia
· Menggigil
Sindrom trias :
· Demam tinggi
· Nyeri anggota badan
· Timbulnya ruam-ruam mula-mula timbul di dada,tubuh serta abdomen dan menyebar ke anggota gerak, makulopapular, hilang pada penekanan.
DHF (DBD )
DENGUE HEMORAGIC FEVER / DEMAM BERDARAH DENGUE
Manifestasi klinis :
· Demam tinggi
· Perdarahan ( terutama perdarahan kulit )
· Hepatomegali
· Kegagalan peredaran darah ( circulatory failure)
Patofisiologi utama yang membedakan DHF dengan DF ialah :
· Meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah
· Menurunnya volume plasma
·
Trombositopenia
|
Perubahan yang terjadi bisa berupa :
· Petechia
· Purpura
· Ekimosis
· Epistaksis
· Hematemesis / melena
· Perdarahan organ-organ lainnya.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
· Trombositopenia (kurang 100.000/mm³)
· Hemokonsentrasi ( meningkat nilai hematokrit ≥ 20%)
DSS ( DENGUE SHOCK SYNDROME )
Biasanya terjadi pada hari ke 4-7
Terjadi kegagalan peredaran darah, kulit teraba lembek dan dingin, sianosis sekitar mulut, nadi menjadi cepat dan lemah.
PENGOBATAN :
DHF atau DSS pengobatannya bersifat simtomatik dan supportif →
·
Antipiretik
|
· Banyak minum → ±2 liter per hari, bisa berupa air putih, teh, susu, oralit, dll.
DSS → rujuk.
TETANUS
ETIOLOGI
Clostridium tetani → hidup anaerob
Toksin → eksotoksin → bisa menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
GEJALA KLINIS
Masa tunas → 5 – 14 hari, kadang – kadang sampai berminggu – minggu.
TANDA – TANDA YANG TIMBUL
1. Trismus ( kesukaran membuka mulut ) karena spasme otot – otot mastikatoris.
2. Kaku kuduk sampai opistotonus
3. Ketegangan otot dinding perut
4.
Kejang tonik
|
5. Risus sardonikus karena spasme otot muka ( alis tertarik ke atas, sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi)
6. Sukar menelan, gelisah, nyeri kepala, nyeri anggota badan.
7. Bisa terjadi asfiksia dan sianosis bila terjadi serangan kejang pada otot pernapasan dan laring.
8. Panas biasanya tidak tinggi dan terdapat pada stadium akhir.
Menurut beratnya gejala dapat di bedakan menjadi 3 stadium :
1. Trismus ( 3 cm ) tanpa kejang tonik umum meskipun dirangsang.
2. Trismus ( 3 cm ) dengan kejang tonik umum bila dirangsang.
3. Trismus ( 1 cm ) dengan kejang tonik umum spontan.
PENCEGAHAN TETANUS
1. Mencegah terjadinya luka
2. Perawatan luka yang adekuat
3. Pemberian ats dalam beberapa jam setelah luka
4. Antibiotika → PP (peniciline procaine)
|
TERAPI
1. ATS
2. Antikonvulsan
3. P.P.
4. Diet harus cukup kalori dan protein. Bila ada trismus → pasang NGT
5. Isolasi
6. O2 bila perlu.
TETANUS NEONATORUM → sama dengan atas Cuma biasanya gejala terjadi lebih cepat dan berat. Khas : mulut mencucu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar