Tenggelam (drowning) adalah suatu suffocation dimana jalan napas terhalang oleh air / cairan sehingga
terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru.
Ada 2 jenis mati tenggelam (drowning) berdasarkan posisi mayat, yaitu :
1. Submerse drowning
2. Immerse drowning
Submerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi sebagian tubuh mayat masuk ke dalam air,
seperti bagian kepala mayat.
Immerse drowning adalah mati tenggelam dengan posisi seluruh tubuh mayat masuk ke dalam air.
Ada 2 jenis mati tenggelam (drowning) berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Dry drowning = mati tenggelam dengan inhalasi sedikit air
2. Wet drowning = mati tenggelam dengan inhalasi banyak air.
Ada 2 penyebab kematian pada kasus dry drowning, yaitu :
1. Spasme laring (menimbulkan asfiksia).
2. Vagal reflex / cardiac arrest / kolaps sirkulasi.
Ada 3 penyebab kematian pada kasus wet drowning, yaitu :
1. Asfiksia.
2. Fibrilasi ventrikel pada kasus tenggelam dalam air tawar.
3. Edema paru pada kasus tenggelam dalam air asin (laut).
Ada 4 cara kematian pada kasus tenggelam (drowning), yaitu :
1. Kecelakaan (paling sering).
2. Undeterminated.
3. Pembunuhan.
4. Bunuh diri.
Ada 2 kejadian kecelakaan pada kasus mati tenggelam (drowning) yang dapat kita jumpai, yaitu :
1. Kapal tenggelam.
2. Serangan asma datang saat korban sedang berenang.
Penyebab mati tenggelam (drowning) yang termasuk undeterminated yaitu sulit kita ketahui cara
kematian korban karena mayatnya sudah membusuk dalam air.
Ada 2 tanda penting yang perlu kita ketahui dari kejadian pembunuhan pada kasus mati tenggelam
(drowning), yaitu :
1. Biasanya tangan korban diikat yang tidak mungkin dilakukan oleh korban.
2. Kadang-kadang dapat kita temukan tanda-tanda kekerasan sebelum korban ditenggelamkan.
Ada 4 tanda penting yang perlu kita ketahui dari kejadian bunuh diri pada kasus mati tenggelam
(drowning), yaitu :
1. Biasanya korban meninggalkan perlengkapannya.
2. Kita dapat temukan suicide note.
3. Kedua tangan / kaki korban diikat yang mungkin dilakukan sendiri oleh korban.
4. Kadang-kadang tubuh korban diikatkan bahan pemberat.
Pada pemeriksaan luar otopsi, tidak ada patognomonis untuk mati tenggelam. Ada 7 tanda penting yang
yang memperkuat diagnosis mati tenggelam (drowning), yaitu :
1. Kulit tubuh mayat terasa basah, dingin, pucat dan pakaian basah.
2. Lebam mayat biasanya sianotik kecuali mati tenggelam di air dingin berwarna merah muda.
3. Kulit telapak tangan / telapak kaki mayat pucat (bleached) dan keriput (washer woman’s hands /
feet).
4. Kadang-kadang terdapat cutis anserine / goose skin pada lengan, paha dan bahu mayat.
5. Terdapat buih putih halus pada hidung atau mulut mayat (scheumfilz froth) yang bersifat
melekat.
6. Bila mayat kita miringkan, cairan akan keluar dari mulut / hidung.
7. Bila terdapat cadaveric spasme maka kotoran air / bahan setempat berada dalam genggaman
tangan mayat.
Ada 5 tanda penting yang yang memperkuat diagnosis mati tenggelam (drowning) pada pemeriksaan
dalam otopsi, yaitu :
1. Paru-paru mayat membesar dan mengalami kongesti.
2. Saluran napas mayat berisi buih. Kadang-kadang berisi lumpur, pasir, atau rumput air.
3. Lambung mayat berisi banyak cairan.
4. Benda asing dalam saluran napas masuk sampai ke alveoli.
5. Organ dalam mayat mengalami kongesti.
Perbedaan Tempat Tenggelam Mayat
Air Laut Air Tawar
Paru-paru besar dan berat * Paru-paru besar dan ringan
Basah Relatif kering
Bentuk besar dan kadang-kadang overlapping Bentuk biasa
Ungu biru & permukaan licin Merah pucat & emphysematous
Krepitasi tidak ada Krepitasi ada
Busa sedikit & cairan banyak Busa banyak
Dikeluarkan dari toraks akan mendatar & ditekan
akan menjadi cekung
Dikeluarkan dari toraks tapi kempes
Mati dalam 5-10 menit, 20 ml/kgbb Mati dalam 5 menit, 40 ml/kgbb
Darah :
- BJ 1,0595 – 1,0600
- Hipertonik
- Hemokonsentrasi & edema paru
- Hipovolemia
- Hipokalemia
- Hipernatremia
- Hiperklorida
Darah :
- BJ 1,055
- Hipotonik
- Hemodilusi / hemolisis
- Hipervolemia
- Hiperkalemia
- Hiponatremia
- Hipoklorida
Resusitasi lebih mudah Resusitasi aktif
Transfusi dengan plasma Transfusi dengan packed red cell
* Berat paru-paru normal 200-300 gram.
Di daerah trofis, tubuh mayat pada kasus mati tenggelam (drowning) mulai membusuk pada hari ke-2
sedangkan di daerah dingin, membusuk setelah 1 minggu. Pembusukan tersebut ditandai oleh
terkelupasnya kulit ari. Jika pembusukannya merata, tubuh mayat akan mengapung di permukaan air.
Keadaan ini disebut floaten. Floaten biasanya terjadi pada hari ke-3 sampai hari ke-6.
Ada 7 tanda intravitalitas mati tenggelam (drowning), yaitu :
1. Cadaveric spasme.
2. Perdarahan pada liang telinga tengah mayat.
3. Benda air (rumput, lumpur, dan sebagainya) dapat kita temukan dalam saluran pencernaan dan
saluran pernapasan mayat.
4. Ada bercak Paltauf di permukaan paru-paru mayat.
5. Berat jenis darah pada jantung kanan berbeda dengan jantung kiri.
6. Ada diatome pada paru-paru atau sumsum tulang mayat.
7. Tanda asfiksia tidak jelas, mungkin ada Tardieu’s spot di pleura mayat.
Pada kasus mati tenggelam (drowning), dapat kita temukan tanda-tanda adanya kekerasan berupa luka
lecet pada belakang kepala, siku, lutut, jari-jari tangan, atau ujung kaki mayat.
Ada 4 macam pemeriksaan khusus pada kasus mati tenggelam (drowning), yaitu :
1. Percobaan getah paru (lonset proef).
2. Pemeriksaan diatome (destruction test).
3. Penentuan berat jenis (BD) plasma.
4. Pemeriksaan kimia darah (gettler test).
Adanya cadaveric spasme dan tes getah paru (lonset proef) positif menunjukkan bahwa korban masih
hidup saat berada dalam air.
Percobaan Getah Paru (Lonsef Proef)
Kegunaan melakukan percobaan paru (lonsef proef) yaitu mencari benda asing (pasir, lumpur,
tumbuhan, telur cacing) dalam getah paru-paru mayat. Syarat melakukannya adalah paru-paru mayat
harus segar / belum membusuk.
Cara melakukan percobaan getah paru (lonsef proef) yaitu permukaan paru-paru dikerok (2-3 kali)
dengan menggunakan pisau bersih lalu dicuci dan iris permukaan paru-paru. Kemudian teteskan diatas
objek gelas. Syarat sediaan harus sedikit mengandung eritrosit.
Evaluasi sediaan yaitu pasir berbentuk kristal, persegi dan lebih besar dari eritrosit. Lumpur amorph
lebih besar daripada pasir, tanaman air dan telur cacing.
Ada 3 kemungkinan dari hasil percobaan getah paru (lonsef proef), yaitu :
1. Hasilnya positif dan tidak ada sebab kematian lain.
2. Hasilnya positif dan ada sebab kematian lain.
3. Hasilnya negatif.
Jika hasilnya positif dan tidak ada sebab kematian lain maka dapat kita interpretasikan bahwa korban
mati karena tenggelam. Jika hasilnya positif dan ada sebab kematian lain maka ada 2 kemungkinan penyebab kematian korban,
yaitu korban mati karena tenggelam atau korban mati karena sebab lain.
Jika hasilnya negatif maka ada 3 kemungkinan penyebab kematian korban, yaitu :
1. Korban mati dahulu sebelum tenggelam.
2. Korban tenggelam dalam air jernih.
3. Korban mati karena vagal reflex / spasme larynx.
Jika hasilnya negatif dan tidak ada sebab kematian lain maka dapat kita simpulkan bahwa tidak ada halhal
yang menyangkal bahwa korban mati karena tenggelam.
Jika hasilnya negatif dan ada sebab kematian lain maka kemungkinan korban telah mati sebelum
korban dimasukkan ke dalam air.
Pemeriksaan Diatome (Destruction Test)
Kegunaan melakukan pemeriksaan diatome adalah mencari ada tidaknya diatome dalam paru-paru
mayat. Diatome merupakan ganggang bersel satu dengan dinding dari silikat. Syaratnya paru-paru
harus masih dalam keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan perifer paru-paru, dan jenis diatome
harus sama dengan diatome di perairan tersebut.
Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu ambil jaringan paru-paru bagian perifer (100 gr) lalu
masukkan ke dalam gelas ukur dan tambahkan H2SO4. Biarkan selama 12 jam kemudian panaskan
sampai hancur membubur & berwarna hitam. Teteskan HNO3 sampai warna putih lalu sentrifus hingga
terdapat endapan hitam. Endapan kemudian diambil menggunakan pipet lalu teteskan diatas objek
gelas.
Interpretasi pemeriksaan diatome yaitu bentuk atau besarnya bervariasi dengan dinding sel bersel 2 dan
ada struktur bergaris di tengah sel. Positif palsu pada pencari pasir dan pada orang dengan batuk
kronik. Untuk hepar atau lien, tidak akurat karena dapat positif palsu akibat hematogen dari penyerapan
abnnormal gastrointestinal.
Penentuan Berat Jenis (BD) Plasma
Penentuan berat jenis (BD) plasma bertujuan untuk mengetahui adanya hemodilusi pada air tawar atau
adanya hemokonsentrasi pada air laut dengan menggunakan CuSO4. Normal 1,059 (1,0595-1,0600); air
tawar 1,055; air laut 1,065. Interpretasinya ditemukan darah pada larutan CuSO4 yang telah diketahui
berat jenisnya.
Pemeriksaan Kimia Darah (Gettler Test)
Pemeriksaan kimia darah (gettler test) bertujuan untuk memeriksa kadar NaCl dan kalium.
Interpretasinya adalah korban yang mati tenggelam dalam air tawar, mengandung Cl lebih rendah pada
jantung kiri daripada jantung kanan. Kadar Na menurun dan kadar K meningkat dalam plasma. Korban
yang mati tenggelam dalam air laut, mengandung Cl lebih tinggi pada jantung kiri daripada jantung
kanan. Kadar Na meningkat dan kadar K sedikit meningkat dalam plasma.
Pemeriksaan Histopatologi
Pada pemeriksaan histopatologi dapat kita temukan adanya bintik perdarahan di sekitar bronkioli yang
disebut Partoff spot.
Sumber : www.klinikindonesia.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar