SPM dan SOP OBGIN, suatu pedoman bagi klinisi untuk melakukan pelayanan dan melakukan tindakan di bidang kebidanan dan kandungan , biasanya kita pilih 10 kasus terbanyak yang ditangani, di UGD, rawat jalan, rawat , menurut standar akreditasi RS ada format khusus seperti berikut.
ABORTUS
| ||||
STANDAR PELAYANAN MEDIS
|
No.Dokumen
…………….
|
Revisi 0
|
Halaman
1 dari 2
| |
Tanggal Terbit :
…………………
|
Ditetapkan,
Direktur
| |||
Definisi
|
:
|
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 1000 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
Abortus Infeksiosus:
Abortus yang mengalami infeksi
| ||
Kriteria Diagnosa
|
:
|
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu . Pendarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis.
| ||
Diagnosa Banding
|
:
|
| ||
Pemeriksaan penunjang
|
:
|
Diperlukan pada abortus imminens, abortus habitualis dan missed abortion
a. pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup, menentukan prognosis
b. Pemeriksaan darah
| ||
Standar tenaga
|
:
|
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
| ||
Perawatan RS
|
:
|
| ||
Terapi
|
I. Abortus imminens
a. Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
b. Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat diberikan untuk menenangkan penderita.
c. Tokolitik
d. Preparat progesterone 2-3x 1 tab setiap 8-12 jam
e. Antiprostaglandin 3x500mg
II. Abortus insipiens :
Bila kehamilan >12 minggu kuret atau drip oksitosin
Methylergometrin maleat 3×1 5 hari
Amoxycicillin 4×500 5 hr
III. Abortus inkompletus
1. Perbaiki KU
2. Kosongkan uterus
3. Methylergometrin maleat 3×1 5 hari
4. Amoxycicillin 4×500 5 hr
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya banyak mengandung protein, vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
Mengeluarkan jaringan nekrosis
v Pemeriksaan faal hemostasis
| |||
Penyulit
|
Ada 3 penyulit:
a. Anemia
Biasanya anemia post hemorragia. Pengobatannya adalah pemberian darah atau komponen darah.
b. Infeksi
Kasus abortus yang datang dalam keadaan infeksi harus mendapat payung antibiotik dulu, sebelum dilakukan evakuasi. Sedangkan tindakan evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi. Untuk itu perlu diberikan antibiotika profilaksia.
c. Perforasi
Merupakan komplikasi tindakan kuretase
Untuk mencegah perforasi :
| |||
Informed Consent
|
Perlu, sebelum dilakukan kuretase
| |||
Konsultasi
|
Tidak ada
| |||
Lama Perawatan
|
Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat, kecuali ada komplikasi
| |||
Masa Pemulihan
|
Pasien abortus dapat diberikan cuti sakit paling lama 2 minggu
| |||
Output
|
Sembuh
| |||
PA
|
Jaringan konsepsi dapat dikirim ke lab, Patologi anatomi bila fasilitas memungkinkan
| |||
Otopsi
|
-
| |||
Referensi
|
1. Cuningham F.G.MD, Mac Donald P.C.MD, Garet N.F.MD, Abortion, William Obstetric 18ed, Applenton & Large Connecticut p.489-509
2. Jones, G.C. Jones H.W. Infertility recurret dan spontaneous abortion, In: Novak’s Textbook of Gynaecology, tenth edition, p.659-730 William & Wilkins, Baltimore/London 1961
3. Pritchard Abortion, In: William Obstetrics (ed by Prichard and Mac Donald 16th ed.537-618, Apleton Century Crofs, New York 1980
Wiknjosastro H. Sumapraja S, Prawirohardjo S. Kelainan dalam lamanya kehamilan In: Ilmu Kebidanan, Edisi II, hal 258-277, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta 1981
4. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSUdr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
|
KEHAMILAN EKTOPIK
| ||||
STANDAR PELAYANAN MEDIS
|
No.Dokumen
…………….
|
Revisi 0
|
Halaman
1 dari 2
| |
Tanggal Terbit :
…………………
|
Ditetapkan,
Direktur
| |||
Definisi
|
:
|
Adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi berimplikasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
Yang termasuk kehamilan ektopik adalah:
a. kehamilan abdominasi
b. kehamilan ampula tuba
c. kehamilan ismus tuba
d. kehamilan intersial tuba
e. kehamilan ovarialal
f. kehamilan intra ligamen
g. kehamilan komu
h. kehamilan serviks
| ||
Kriteria Diagnosa
|
:
|
Anamnesis
a. Amenorea atau terlambat haid
b. Timbul sinkop dan gejala abdomen akut. Keadaan ini disebabkan pendarahan intra peritoneal yang mendadak serta terjadinya hipovolemia pada sirkulasi.
c. Nyeri perut, terutama nyeri unilateral. Gejala ini spesifik untuk kehamilan tuba, tetapi nyeri bisa juga bilateral, dibawah perut pada 20-25% penderita ada juga yang mengeluh nyeri bahu. Keadaan ini timbul jika pendarahan peritoneum sudah mengiritasi diafragma.
d. Pendarahan vagina atau sepoting. Gejala pendarahan dan atau pendarahan bercak ini timbul hampir pada 75% kasus yang timbul 1 atau 2 minggu setelah keterlambatan haid. Sekalipun demikian riwayat keterlambatan haid 6 – 8 minggu sebelum gejala sakit perut atau pendarahan vagina.
e. Gejala tidak spesifik lainnya
Perasaan enek, muntah dan rasa tegang pada mammae serta kadang-kadang gangguan defekasi.
Pemeriksaan fisik:
a. Tanda-tanda syok
b. Abdomen akuta
dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
| ||
Diagnosa Banding
|
:
|
| ||
Pemeriksaan penunjang
|
:
|
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan USG
Terlihat kantong gestasi di luar kavum uteri dan atau deteksi genangan cairan di kavum douglasi pada KE yang telah terganggu.
c. Pemeriksaan Kuldosentesis
Untuk mengetahui dalam kavum douglasi ada darah.
d. Pemeriksaan Laparoskopi
Pemeriksaan laporoskopi kelalinan KET, infeksi pelvik, kisto ovarium segera dapat dibedakan dengan jelas.
| ||
Standar tenaga
|
:
|
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
| ||
Perawatan RS
|
:
|
Segera dirawat
| ||
Terapi
|
Prinsip umum penatalaksanaan:
a. Segera dibawa ke rumah sakit
b. Transfusi darah dan pemberian cairan untuk mengkoreksi anemia dan hipovolemia
c. Operasi segera dilakukan setelah diagnosis dapat dipastikan:
- Historestomi bila telah berumur > 35 tahun.
- Fundektomi bila masih muda untuk kemungkinan masih bisa dapat haid
- Eksisi bila kerusakan pada kornu kecil dan kornu dapat direparasi.
- Bila mudah kantung dan plasenta diangkat
- Bila besar atau susah (kehamilan abdominal lanjut), anak dilahirkan dan tali pusat dipotong dekat plasenta, plasenta ditinggalkan dan dinding perut ditutup.
| |||
Penyulit
|
Syok yang irreversible, perlekatan, obstruksi usus, infertilitas
| |||
Informed Consent
|
Perlu
| |||
Konsultasi
|
Bagian bedah
| |||
Lama Perawatan
|
Tanpa penyulit umumnya pasien pulang hari ke 6
| |||
Masa Pemulihan
|
Optimal 6 minggu
| |||
Output
| ||||
PA
|
Pemeriksaan jaringan yang diangkat waktu operasi
| |||
Otopsi
| ||||
Referensi
|
|
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
| ||||
STANDAR PELAYANAN MEDIS
|
No.Dokumen
…………….
|
Revisi 0
|
Halaman
1 dari 2
| |
Tanggal Terbit :
…………………
|
Ditetapkan,
Direktur
| |||
Definisi
|
:
|
Adalah keadaan dimana penderita muntah-muntah yang berlebihan lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan penderita
| ||
Kriteria Diagnosa
|
:
|
| ||
Diagnosa Banding
|
:
|
Hepatitis dalam kehamilan
| ||
Pemeriksaan penunjang
|
:
|
| ||
Standar tenaga
|
:
|
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
| ||
Perawatan RS
|
:
|
Segera
| ||
Terapi
|
| |||
Penyulit
|
| |||
Informed Consent
|
Perlu
| |||
Konsultasi
|
| |||
Lama Perawatan
|
| |||
Masa Pemulihan
|
Sampai usia kehamilan tinggal 4 minggu
| |||
Output
|
Baik pada umumnya kecuali yang sudah berat betul
| |||
PA
|
Tidak ada
| |||
Otopsi
|
-
| |||
Referensi
|
|
1
|
Nama Penyakit
|
:
|
ABORTUS
|
2
|
Definisi
|
:
|
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri, sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali berturut-turut atau lebih.
|
3
|
Kriteria Diagnosa
|
:
|
Ada terlambat haid atau amenorea kurang dari 20 minggu . Pendarahan per vaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi. Rasa sakit atau keram perut di daerah atas simpisis. Diagnosis abortus imminems ditentukan karena pada wanita hamil.
|
4
|
Diagnosa Banding
|
:
|
|
5
|
Pemeriksaan Penunjang
|
:
|
Diperlukan pada abortus imminens, abortus habitualis dan missed abortion
c. pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup, menentukan prognosis
d. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
|
6
|
Standar Tenaga
|
:
|
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
|
7
|
Perawatan RS
|
:
|
|
8
|
Terapi
|
:
|
I. Abortus imminens
f. Istilah baring, tidur baring merupakan unsur penting dalam pengobatan karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanis.
g. Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat diberikan untuk menenangkan penderita.
II. Abortus insipiens :
Dengan kehamilan < 12 minggu yang biasanya disertai dengan pendarahan. Penanganan terdiri atas pengosongan uterus dengan segera. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum disusulkan dengan kerokan.
III. Abortus inkompletus
Disertai syok karena pendarahan, segera diberikan infus intra vena NaCl fisiologi atau cairan Ringer yang selakas mungkin dan disusul dengan darah. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan pasca tindakan disuntikkan intramuskuler ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus..
IV. Abortus kompletus
Tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya menderita anemis perlu diberikan sulfas ferrosus dan dianjurkan supaya makanannya banyak mengandung protein, vitamin dan mineral.
V. Missed abortion
|
9
|
Penyulit
|
:
|
Ada 3 penyulit:
d. Anemia
Biasanya anemia post hemorragia. Pengobatannya adalah pemberian darah atau komponen darah.
e. Infeksi
Kasus abortus yang datang dalam keadaan infeksi harus mendapat payung antibiotik dulu, sebelum dilakukan evakuasi. Sedangkan tindakan evakuasi sendiri dapat menimbulkan infeksi. Untuk itu perlu diberikan antibiotika profilaksia.
f. Perforasi
Merupakan komplikasi tindakan kuretase
Untuk mencegah perforasi :
|
10
|
Informed Concent
|
:
|
Perlu, sebelum dilakukan kuretase
|
11
|
Konsultasi
|
:
|
Tidak ada
|
12
|
Lama Perawatan
|
:
|
Pasca kuretase pasien tidak perlu dirawat, kecuali ada komplikasi
|
13
|
Masa pemulihan
|
:
|
Pasien abortus dapat diberikan cuti sakit paling lama 2 minggu
|
14
|
Output
|
:
|
baik
|
15.
|
PA
|
:
|
Jaringan konsepsi dapat dikirim ke lab, Patologi anatomi bila fasilitas memungkinkan
|
16
|
Otopsi
|
:
|
-
|
KETUBAN PECAH DINI
| ||||||||
STANDAR PELAYANAN MEDIS
|
No.Dokumen
…………….
|
Revisi 0
|
Halaman
1 dari 2
| |||||
Tanggal Terbit :
…………………
|
Ditetapkan,
Direktur
| |||||||
Definisi
|
:
|
eksternum.
b. Kertas Nitrazin merah akan jadi biru.
| ||||||
Kriteria Diagnosa
|
:
|
| ||||||
Diagnosa Banding
|
:
|
| ||||||
Pemeriksaan penunjang
|
:
|
Dokter Umum, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
| ||||||
Standar tenaga
|
:
|
Dokter umum atau dokter spesialis kebidanan dan kandungan
| ||||||
Perawatan RS
|
:
|
Harus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban berhenti atau setelah perawatan dari tindakan terminasi kehamilan selesai
A. Konservatif :
B.Aktif:
a. Bila pelvik skor < 5, diakhiri persalinan dengan seksio sesarea.
Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, partus per vaginam.
| ||||||
Terapi
|
| |||||||
Penyulit
|
Untuk tindakan operatif perlu
| |||||||
Informed Consent
| ||||||||
Konsultasi
|
Seksio sesarca :7/ hari.
| |||||||
Lama Perawatan
|
3-5 hari
| |||||||
Masa Pemulihan
|
2 minggu
| |||||||
Output
|
Sembuh total
| |||||||
PA
|
-
| |||||||
Otopsi
|
-
| |||||||
Referensi
|
| |||||||
PERSALINAN PRETERM
| ||||||||
STANDAR PELAYANAN MEDIS
|
No.Dokumen
…………….
|
Revisi 0
|
Halaman
1 dari 2
| |||||
Tanggal Terbit :
…………………
|
Ditetapkan,
Direktur
| |||||||
Definisi
|
:
|
Persalinan neonatus pada usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Mayor :
- Kehamilan multiple
- Hidramnion
- Anomaly uterus
- Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu
- Serviks mendatar kurang dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu.
- Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
- Riwayat persalinan preterm sebelumnya
- Operasi abdominal pada kehamilan preterm
- Riwayat operasi konisasi
- Iritabilitas uterus
Minor :
- penyakit yang disertai demam
- perdarahan per vaginam setelah kehamilan 12 minggu
- riwayat pielonefritis
- merokok lebih dari 10 batang/hari
- riwayat abortus trisemester II
- riwayat abortus trisemester I lebih dari 1 kali.
- Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai: 1 atau lebih faktor resiko mayor; atau 2 atau lebih faktor risiko minor; atau keduanya.
| ||||||
Kriteria Diagnosa
|
:
|
- usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari.
- Kontraksi uterus (his) teratur, sedikitnya setiap 7-8 menit sekali
- Pemeriksaan serviks berkala menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-80%, atau terbuka sedikitnya 2 cm.
- Selaput ketuban seringkali telah pecah
- Merasakan gejala seperti : rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi;rasa tekanan intrapelvis, nyeri bagian belakang
- Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin bercampur darah
| ||||||
Diagnosa Banding
|
:
|
- Kontraksi pada kehamilan preterm
- Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat.
| ||||||
Pemeriksaan penunjang
|
:
|
- USG : Usia kehamilan, besar janin, aktifitas biofisik, cacat bawaan, letak dan maturasi plasenta, volume cairan amnion, kalainan uterus
- Kardiotokografi : kesejahteraan janin, frekuensi dan kekuatan kontraksi
- Pemeriksaan berkala dilatasi/pemendekan serviks
- Pemeriksaan surfaktan (amniosentesis)
- Pemeriksaan diagnosis bakterial vaginosis (pH vagina, pewarnaan Gram, KOH)
- Pemeriksaan kultur urin
- Pemeriksaan gas dan pH darah janin
| ||||||
Standar tenaga
|
:
|
Dokter Umum, Dokter Kebidanan dan Kandungan
| ||||||
Perawatan RS
|
:
|
Semua persalinan preterm harus dirawat
| ||||||
Terapi
|
- istirahat baring
- Deteksi dan penanganan terhadap factor resiko persalinan preterm
- Pemberian obat tokolitik :
Per infus : 20-50 µg/menit
Per oral : 4 mg, 2-4 kali/hari (untuk rumatan)
1.
Per infus : 10-25 ug/menit (maksimal 80 ug/menit)
Subkutan : 250ug setiap 6 jam
Per oral : 5-7,5 mg setiap 8 jam (rumatan)
Efek samping : Hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemia miokardial, edema paru.
Parenteral : 4-6 g/iv : pemberian bolus selama 20-30 menit infuse 2-4 g/jam (rumatan)
Efek samping : edema paru, letargia, nyeri dada, depresi pernapasan (pada ibu dan bayi)
- Kontraindikasi penundaan persalinan
1.
- Pemeriksaan kesejahteraan janin : USG, KTG
Cara Persalinan : janin presentasi kepala : per vaginam, dengan episiotomi lebar dan perlindungan forseps terutama pada bayi < 35 minggu.
Indikasi seksio sesaria :
- Janin sungsang
- Taksiran berat janin kurang dari 1500 garm
- Gawat janin, bila syarat per vaginam tidak terpenuhi
- Infeksi intrapartum bila syarat per vaginam tidak terpenuhi
Kontra indikasi partus per vaginam lainnya (letak lintang, plasenta previa, dll). Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan suhu 36-37هC
| |||||||
Penyulit
|
Pada bayi :
- sindroma gawat napas
- perdarahan intracranial
- trauma persalinan
- paten duktus arteriosus
- sepsis
- gangguan neurology
| |||||||
Informed Consent
|
Perlu, tertulis
| |||||||
Konsultasi
|
- Dokter Spesialis Anak
- Dokter Spesialis kebidanan, khususnya perinatologi
- Dokter spesialis Anestesi
| |||||||
Lama Perawatan
|
Sangat bergantung pada keadaan pasien /usia kehamilan
| |||||||
Masa Pemulihan
|
Untuk Ibu :
Partus spontan à 3-4 hari
Seksio sesarea à 6-7 hari
Untuk Anak : sangat bergantung pada berat / keadaan janin
| |||||||
Output
|
-
| |||||||
PA
|
-
| |||||||
Otopsi
|
-
| |||||||
Referensi
|
1. lab/bag ilmu kebidanan dan penyakit kandungan RSU dr Soetomo Surabaya.Pedoman diagnosis dan terapi Edisi III 2008
2. Cunningham MD MacDonal PC Gamt NF Hypertensiv disorder in pregnancy. William obstetric 20th Ed 718-723, 1997
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar