GOUT/ PIRAI


Pengertian
Merupakan keadaan heteregenous yang berehubungan dengan defek genetic pada metabolisme purin (hiperuresemia). Pada keadaan ini bisa terjadi ansekresi asam urat atau defek renal yang mengakibatkan penurunan sekresi asam urat atau kombinasi keduanya.


Hiperuresemia
1.      Hiperuresemia primer
Peningkatan kadar asam urat serum dikarenakan kesalahan metabolisme asam urat/ pembentukan langsung asam urat, penyebab : Diet yang ketat, asupan kaya purin yang berlebihan (jeroan).
2.      Hiperuresemia sekunder
Pembentukan kadar asam urat serum yang berlebihan atau sekresi asam urat yang menurun akibat proses penyakit atau efek samping farmakologik (tiasit, furosemid salisilat dosis rendah dan etanol ) yang menyebabkan undersekresi asam urat.

Gambaran Klinis
Di bagi dalam 4 tahap
Tahap 1
Hiperuresemia asimtomatik
-          Nilai asam urat serum meningkat sampai 9-10 mg/100 ml
-          klien tak menunjukkan gejala
-          20 % menjadi gout akut
Tahap 2
Artritis gout akut
-          Awitan mendadak
-          Pembengkakan dan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki atau metatarsopalangeal
-          Bersifat menoartikuler dan menunjukkan peradangan local
-          Mungkin terdapat demam dan peningkatan sel darah putih
-          Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alcohol dan strees emosional
-          Pasien biasanya sering mencari pengobatan
-          Sendi lain dapat terserang
-          Biasanya pulih tanpa pengobtan dan perlu waktu 10-14 hari
Tahap 3
Inter kritis
-          Tidak terdapat gejala pada masa ini beberapa bulan sampai beberapa tahun.
-          Kebanykan klien akan mengalami ulangan serangan gout dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
Tahap 4
Gout kronik
-          Timbunan urat serum bertambah dalam beberapa tahu akibat timbunan asam urat bertambah dan pengobatan tak dimulai
-          Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat akan mengakibatkan nyeri, sakit,  sendi kaku.
-          Pembesaran/ penonjolan sendi yang bengkak
-          Serangan akut artris dapat terjadi apada tahap ini
-          Tofi terbentuk pada masa akut kronik
-          Ukuran Tofi berkaitan dengan kadar asam urat
-          Tempat tofi yang sering : bursa eleokranon, tendon aschiles, permukaan ekstersor lengan bawah, bursa intra patellar dan helik telinga.
Nefropati :
-          Gout dapat merusak ginjal sehingga ekresei asam urat akan bertambah buruk, protein uria dan hipertensi, batu ginjal asam urat

Faktor-faktor yang menyebabkan hiperuresemia
  1. Diet tinggi purin pada orang yang mempunyai kelainan bawaan.
  2. Minum alcohol dapat meningkatkan produksi asam urat, pada peminum alcohol kadar asam laktat darah meningkat, asam laktat menhambat eksresi asam urat oleh ginjal
  3. Sejumlah obat yang menghambta ekresei asam urat (aspirin, kebanyakan diuretic, levodapa, asam nikotinat, asetosolamit dan etambuthol

Patofisiliogi

Diet                                                                             DNA

Purin
Lipoxantin
                                                                                    Xantin Oksidase
      Xantin                                           Ginjal 
                                                                                    Xantin oxidase
    Asam urat                                        Kemih

Kristalisasi dalam jaringan

Fagositosis oleh sel darah putih

                                              Peradangan dan kerusakan jaringan
             
Pembentukan tofi persendian tertentu

Deposit diintersisial ginjal serta kristalisasi pada saluran kemih

Nepropati
Pemeriksaan penunjang
  1. Seru asam urat ; meningkat diatas 7,5 gr/dl
  2. Angka leukosit ; peride akut > 20 ribu/m3, peride asimtomatis normal
  3. Eosinofil sediment rate (ESR) ; meningkat pada serangan akut, menunjukkan proses inflamasi
  4. Urin specimen ; nilai normal asam urat 250-750 mg/24 jam, asam urat > 800 mg/24 jam indikasi peningkatan asam urat
  5. Analisis cairan aspiurasi sendi ; diagnosis definitif gout
  6. Pemeriksaan radiografi ; dilakukan pada sendi yabg terserang
  7. Pada kasus nefropati pewrlu pemeriksaan clearence test

Kompilkasi :
  1. Deformitas pada persendian yang terserang
  2. Urolithasis akibat kristal urat pada saluran kemih
  3. Nefropati akibat defosit kristal urat dalam interstitial ginjal

Penatalaksanaan medis
Tergantung dari tahap penyakitnya
  1. Hiperuresemia asimtomatis tak membutuhkan terapi
  2. Tahap akut diberikan NSAID atau kolkisin dosis tinggi untuk menurunkan peradangan sendi kemudian dosis diturunkan
  3. Gout tofus kronik ; allupurinol untuk menurunkan produksi asam urat dengan  jalan menghambat enzim xantin oksidase, urikosurik meningkatkan eksresi asama urat dan menunrukan reabsorbsi asam urat oleh tubulus ginjal, probenesit dan sulpinpirason urikosurit yang sering digunakan

Masalah keperawatan yang mungkin terjadi pada klien dengan gout :
  1. Nyeri akut
  2. Gangguan mobilitas fisik
  3. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.



   















ASUHAN KEPERAWATAN


PENGKAJIAN
I. Indentitas Klien :
Initial Klien              : Ny. S
U m u r                     : 68 Tahun
Jenis Kelamin           : Perempuan
Pendidikan               : SPG
Pekerjaan                  : Pensiunan Kepala Sekolah SD
Status kawin                        : Kawin
Agama                      : Islam
Suku                         : Jawa
Alamat                     : Mertosari RT 2, RW II Purwonegoro, Banjarnegara

Tanggal Masuk Rumah Sakit           : 2 Agustus 2004
Tanggal Pengkajian                          : 3 Agustus 2004
Sumber Informasi                            : Klien, Suami Klien dan catatan medis.

II.Riwayat Penyakit
1.Keluhan utama  masuk rumah sakit:
      Demam, menggigil dan pucat
2.Riwayat penyakit sekarang :
   Sebelum masuk rumah sakit klien merasa lemah, badan terasa melayang, sempat terhuyung-huyung namun tidak sampai jatuh, kemudian klien merasa demam dan menggigil, menurut suami klien juga pucat sekali, sehingga suami membawa klien untuk berobat ke IGD RS Banyumas.
3.Riwayat penyakit terdahulu :
Sebelum masuk rumah sakit saat ini klien pernah dirawat di beberapa rumah sakit diantaranya RS. Pasar Minggu Jakarta, RS. Harapan Kita Jakarta, RS, Pasar Rebo Jakarta dan terakhir di RS Margono Purwokerto untuk mengikuti program terapi hemodialisa secara rutin  oleh karena klien menderita penyakit gagal ginjal kronis,pelaksanaan terapi hemodialisa sudah dijalani klien lebih kurang  1,5 tahun  dan lebih kurang sudah hemodialisa sebanyak 60 kali. Klien menderita gout sejak tahun 1991 hingga sekarang, penyakit itu menimbulkan benjolan-benjolan pada sekitar telapak kaki dan perseendian tangannya. Selain menderita penyakit gout klien juga pernah menderita penyakit kencing manis namun terkontrol dan pada waktu lalu juga pernah menderita hiperkolesterolemia dan tekanan darah tinggi.
4.Diagnosa Medis pada saat masuk rmah sakit dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan:
a. Dx Medis : Obs. Febris , Gagal ginjal kronik   
b. Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan :
Tanggal 2 Agustus 2004
Pemeriksaan Laboratorium
- Hasil pemeriksaan Darah Rutin:
WBC               : 9,5  103/m3     ( 4 -11 )           MCV   : 82 fl               ( 76 – 96 )
RBC                : 3,05 106/m3    (3,8-5,8)          MCH   : 29,6 Npo       (27,0-32,0)
HGB               : 9,0 gr/dl         (13 – 18)          MCHC: 36,4 Hg/dl     (30,0-35,0)
HCT                : 24,8 %           (40 – 54)          RDW   : 14,1 %           ( 11,6-14,8)
PLT                 : 232 103/m3     (150-450)        MPV   : 7,0 fl              ( 5,3 – 8,7 )
PCT                 : 164%             (100-500)        PDW   : 11,6               (10,0-18,0)
DIFF:
% Lymp          : 12,3 L %       (20,0-40,0)      Lymp   : 1,1 103/m3      (1,2 – 3,2 )
% Mon                        : 3,3 L %         (5,0 – 18,0)      Mon     : 0,3 103/m3      (0,8 – 0,8 )
% Gra              : 84,4 L %       (50,0–70,0)      Gra      : 8,1 103/m3      ( 1,2 – 6,8)
- Kimia darah :
Asam urat        : 8,3 mg/dl       ( 3 – 6 )
Natrium           : 144,2 mg/dl   ( 135-155)
Kalium                        : 5,2 mg/dl       ( 3,6 – 5,5)
Clorida                        : 120 mg/dl      (94 – 111)
Ureum             : 135 mg/dl      ( 20 - 40 )
Cretinin           : 2,5  mg/dl      ( 0,5 – 1,5)      
- Blood Mal        : Negatif
- HBsAg             : Negatif
- Widal               : Titer O : Negatif , titer H : Negatif
c. Program Terapi :
1. Diet                : Diit Rendah garam tim ( RG)
2. Infus NaCl 0,9 %  15 tetes/menit
3. Injeksi ulsikur 2x 1 ampul
4. injeksi vicillin 3x 1 gram
5 Pamol tablet 500mg/6jam

III. Pengkajian saat ini
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien dan keluarga menanyakan kepada perawatan kenapa klien menjadi panas, kira-kira penyebabnya apa, untuk keadaan klien dengan penyakit gout dan gagal ginjal dan pelakasanaan hemodialisa klien dan suami  telah mengetahuinya, klien dan keluarga selalu mempergunakan fasilitas kesehatan untuk pemeliharaan kesehatannya, selama 6 minggu klien tidak menjalani hemodialisa, klien mengatakan keinstitusi pelayanan kesehatan kalau ada gejala yang mengganggunya.
dan mengikuti program hemodilisa bila diperlukan.
2. Pola nutrisi dan metabolic
   - Program diit di Rumah sakit : Diit Rendah garam tim
   - Intake makanan :
Klien menghabiskan  setengah porsi makanan yang disediakan oleh rumah sakit, klien tidak mengkonsumsi makanan selain dari diit rumah sakit, Riwayat intake makanan di rumah klien makanan cukup dan dapat menghabiskan seperti porsi yang disediakan oleh rumah sakit, Makanan yang dipantang saat ini klien tidak makan makanan yang dapat meningkatkan asam urat dan mengganggu ginjalnya misalnya : jerohan, hati, emping mlinjo dan menurunkan konsumsi garam. Saat ini klien mengatakan nafsu makannya menurun, malas dan rasa tidak enak dileher.
- Intake cairan :
Saat ini klien dalam satu hari/24 jam menghabiskan kurang lebih 4 sampa5 gelas air minum dengan jenis minuman air putih dan satu gelas the manis, selain mendapatkan cairan dari intake oral klien juga mendapatkan cairan melalui intravena dengan jenis cairan NaCl 0,9% dengan tetesan 15 tetes/menit.
3. Pola eliminasi
a. B A B          :
Klien dirumah biasa BAB 1 hari satu kali, dengan konsistensi kotoran lunak, warna kuning, klien bisa bab di wc sendiri, saat ini di rumah sakit klien sudah bab 1 kali, konsistensi feses lunak warna kuning, jumlah klien tak bisa mengukur  klien melakukan bab di wc dengan dibantu oleh suaminya klien tidak bisa pergi sendiri ke wc, karena klien merasa lemes dan kakinya sakit.
b.B A K          :
Klien bak dalam satu hari kurang lebih 4 – 5 kali, warna kuning jernih, frekwensi bak akan meningkat bila klien minumnya banyak, jumlah klien tak bisa mengukur.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri
0
1
2
3
4
  1. Makan dan minum
  2. Mandi
  3. Toileting
  4. Berpakaian
  5. Mobilitas di tempat tidur
  6. Berpindah
  7. Ambulasi/ ROM




x

x
x




x


x
x

x


    Oksigenasi : Tanpa menggunakan alat bantu pernafasan atau suplementasi oksigen
 Klien merasa  tersengal-sengal nafasnya setelah aktivitas ke WC
5. Pola istirahat tidur
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya, justru di rumah sakit tidurnya lebih enak, klien biasa tidur dirumah sekitar jam 23.00 dan bangun tidur jam 05.00 pagi dirumah sakit jam 20.00 sudah tidur dan bangun jam 05.00  ditambah tidur siang sekitar 2 jam. klien mengeluhkan banyak tidur Karen abadannya terasa lemes, lebih enak tiduran.
6. Pola perceptual
Fungsi penglihatan, fungsi pendengaran dan fungsi pengecapan tidak ada gangguan, perabaan dan taktil  klien merasakan nyeri pada perabaan dan sentuhan pada areal tumit kaki yang mengalami tofus dan luka.
7. Pola persepsi
Klien mengatakan tidak khawatir dengan kondisi dan keadaan dirinya, klien tidak merasa minder atau khawatir dengan penyakit yang dihadapinya, klien bisa menerima keadaan dirinya

8. Pola sexual dan reproduksi
Klien seorang perempuan, mempunyai suami dan mempunyai 4 orang anak dan 4 orang cucu, mengenai aktivitas sexual klien dan suami mengaku sudah tua dan sudah tak mampu untuk melakukan hal itu sekarang hal itu dipergunakan untuk momong atau mengasuh cucunya.
9. Pola peran dan hubungan
Komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia, hubungan dengan keluarga cukup baik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya kunjungan oleh sanak keluarganya selama klien dirawat di rumah sakit, Masalah pembiayaan selama ia sakit ditanggung oleh anak-anaknya yang telah bekerja  semuanya.
10. Pola manajemen stress dan koping
Pada saat ini dan akhir-akhir ini klien tidak mempunyai masalah yang memerlukan konsentrasi untuk menyelesaikan, klien hanya memikirkan ingin segera pulih kesehatannya, pikiran yang agak mengganggu klien saat ini adalah kalau klien merasa kangen dengan cucunya, sebelum masuk Rumah sakit klien suka melakukan kegaiatan untuk menghilangkan stressnya dengan memberi makan ikan dikolam dan memancing dikolam sendiri.
11. Sitem nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam, Klien termasuk orang yang taat menjalankan ibadah/sholat 5 waktu, namun pada saat ini klien tidak menjalankan sholat karena kondisi sakitnya, klien dirumah rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian yang dilakukan dilingkungan sekitarnya. Klien juga percaya bahwa apa yang dialaminya saat ini harus dihadapi dengan penuh kesebaran dan selalu memohon kepada Yang Kuasa.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keluhan saat dikaji :
-          Klien mengeluh badannya masih agak panas tapi sudah tidak menggigil lagi, klien juga mengeluh kakinya sakit berdenyut-denyut dan lebih sakit lagi bila disentuh atau diraba, Klien mengeluh badannya terasa lemes tak bertenaga.
Kedaan Umum klien         : Kesadaran compos mentis
Tanda vital                        : TD: 130/80mmHg, N: 92x/menit, S: 380C, R: 20x/mnt
                                            BB:  42    Kg             TB:  147     Cm
Kepala :Rambut berwarna hitam dan putih, bersih tak berbau, tekstur kuat, pertumbuhan merata, kulit kepala bersih tak ada lesi dan tak berketombe, muka tampak pucat, tampak meringis-meringis kalau bagian kaki yang sakit digerakkan atau disentuh.
Mata   : Konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterus, tak ada katarak, fungsi penglihatan baik, klien masih bisa membaca Koran dengan jarak baca normal.
Hidung : Hidung tidak ada deviasi septum, bersih fungsi baik
Telinga : Simetris, tak ada dischar bersih, fungsi pendengaran baik
Mulut : Mukosa mulut lembab, agak pucat, tak ada lesi pada mukosa mulut (stomatitis), tak ada masalah dalam hal mengunyah dan menelan, namun klien mengeluh rasa tidak enak makan
Leher : Tak ada deviasi trachea, tak ada pembesaran vena jugularis, tak ada pembesaran kelenjar tiroid
Thorak :
- Insp.     : Dada simetris, tak ada kelainan bentuk, tak ada ketinggalan gerak 
  pernafasan, tak retraksi dari otot-otot dinding dada
- Palp.     : Tak ada nyeri tekan, tak ada pembesaran organ, ictus cordis teraba pada
                  ICS 4 -5
- Perk.   : Suara perkusi pada area paru resonan, batas normal , pada areal jantung timpani, tak ada pembesaran jantung .
- Ausk.     : Suara vesikuler, tak ada suara nafas tambahan, ronchi -, wheezing -, suara jantung BJ I terdengan lebih keras dari BJ II tak suara tambahan.
Abdomen :
- Insp.        : Tidak ada distensi, tidak tampak vena di permukaan dinding abdomen, 
                     tidak bengkak dan kembung.
-Ausk        : Suara peristaltic 6x/menit, kuat dan teratur, bising usus teratur
-Perkusi     : Terdengar timpani pada areal abdomen, perkusi pada retro abdomen klien  
                     tidak merasa nyeri.
-Palp.         : Tak ada nyeri tekan, tak ada pembesaran hati atau limpa dan ginjal tak 
                     teraba
Inguinal     : Tak ada pembesaran kelenjar inguinal, alat kelamin tak ada kelainan dan
                    keluhan
Ekstrimitas :
-          Atas :  Fungsi baik, turgor kulit baik, pada tangan kiri terpasang insersi infuse dengan cairan NaCl 0,9 % dengan tetesan 15 tetes/menit, pada daerah insersiu tak ada tanda-tanda peradangan. pada pergelangan lengan kiri, pergelangan tangan kanan dan lipat siku lengan kanan  terdapat mosaic bekas pembuatan AV Shunt yang dipergunakan untuk Hemodialisa sampai sekarang AV shunt yang masih berfungsi adalah pada lipat siku lengan kanan. fungsi pergerakan normal, kekuatan otot normal, pada jari-jari tangan kanan dan kiri terdapat pembengkaan atau benjolan penimbunan asam urat (tofi)
-          Bawah : Kaki simetris, sekitar telapak kaki terdapat tofus masing-masing kaki sekitar 9 – 10 buah dengan ukuran kurang lebih 2 x 2 cm warna keputih keabuan, ada 3 tofi yang telah pecah dan ada tofi yang terletak di tumit sebelah kanan pecah dan terasa nyeri, nyeri terasa nyut-nyut dan semakin nyeri bila di raba atau disentuh apalagi dibuat berjalan, turgor kulit baik, tak ada odem, kekuatan otot dan pergerakan pada kaki kiri normal pada kaki kanan klien tampak takut menggerakkan karena rasa sakit yang rasakannya. pergerkan atau aktivitas belum bisa dilakukan optimal karena kakinya yang sakit.Perabaan pada kulit teraba panas dan tampak kemerah-merahan pada kulit.
V. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 3 Agustus 2004
Urinalisa :
- Warna                 : Kuning, jernih
- P H                      : Asam
- Berat Jenis          : 1.020
- Glukosa               : ++
- Keton                  : -
- Sedimen              : Leuksit  : 10 – 13 / LP, Eryt : 5-8 /LP, Epit: +, Kristal: -
Tanggal 5 Agustus 2004
- Hasil pemeriksaan Darah Rutin:
WBC               : 6,8  103/m3     ( 4 -11 )           MCV   : 81 fl               ( 76 – 96 )
RBC                : 2,82 106/m3    (3,8-5,8)          MCH   : 28,5 Npo       (27,0-32,0)
HGB               : 8,0 gr/dl         (13 – 18)          MCHC: 35,1 Hg/dl     (30,0-35,0)
HCT                : 22,9 %           (40 – 54)          RDW   : 13,8 %           ( 11,6-14,8)
PLT                 : 219 103/m3     (150-450)        MPV   : 7,3 fl              ( 5,3 – 8,7 )
PCT                 : 159%             (100-500)        PDW   : 11,6               (10,0-18,0)
DIFF:
% Lymp          : 14,4 L %       (20,0-40,0)      Lymp   : 0,9 103/m3      (1,2 – 3,2 )
% Mon                        : 1,9 L %         (5,0 – 18,0)      Mon     : 0,1 103/m3      (0,8 – 0,8 )
% Gra              : 83,7 L %       (50,0–70,0)      Gra      : 5,8 103/m3      ( 1,2 – 6,8)
- Kimia darah :
Ureum             : 122 mg/dl      ( 20 - 40 )
Cretinin           : 2,4  mg/dl      ( 0,5 – 1,5)      
VI. Diagnosa Medis :
-          Cronik Renal Failure
-          Nefropati gout
-          Riwayat HD Rutin
VII. Program Terapi:
Tanggal : 3 Agustus 2004
-          Diit  RG tim
-          Infus NaCl 0,9% 15 Tetes
-           Injeksi ulsikur 2x 1 ampul
-           injeksi vicillin 3x 1 gram
-          Pamol tablet 500mg/6jam
-          Pronalges 1 ampul K/P
Tanggal 4 Agustus 2004
-          Hemapo 1 ml (3000 iu) 2x/ minggu
-          Medixon 2 x 0,5 ml
-          Infus aff
-          Tonas  3 x 1 tab
-          Viliron 1 x 1 tab
-          Algonax
-          Terapi injeksi tanggal 3 agustus distop ganti oral
Tanggal 5 agustus 2004                                        Tanggal 6 Agustus 2004
-          Injeksi Medixon 2 x 0,5 ml                             - Injeksi hemapo 3000 iu
-          Tonas 3 x 1 tab
-          Viliron 1 x 1
ANALISA DATA
 Dengan pertimbangan patofisiologi penyakit

Diet                                                                             DNA

Purin


Lipoxantin
                                                                                    Xantin Oksidase
      Xantin                                           Ginjal 
                                                                                    Xantin oxidase
    Asam urat                                        Kemih


Kristalisasi dalam jaringan


Fagositosis oleh sel darah putih


                                              Peradangan dan kerusakan jaringan               Demam
                                                                                                                                                         Anoreksia

Pembentukan tofi persendian tertentu        Nyeri
                                                                                                                     Mob. fisik

Deposit diintersisial ginjal serta kristalisasi pada saluran kemih
                                                                                                                     Hiperuresemik
                   Hemodialisis                           Nepropati                                     Anemia
                                                                                                                                               
                                                                                                                                                        Intoleransi aktivitas

ANALISA DATA
NO
Data 
Masalah
Penyebab
1




Subyektif :
- Klien menmgeluh badannya panas
Obyektif :
- Suhu 380 C
- Kulit teraba panas dan tampak kemerahan
Hypertermi
Proses peradangan & Kerusakan jaringan
2
Subyektif :
- Klien mengatakan tumit kakinya yang sebelah kanan  nyeri berdenyut-denyut, dan lebih nyeri bila disentuh atau digerakkan
Obyektif :
- Terdapat tofus yang pecah pada tumit  sebelah kanan dengan ukuran ± 2x2 cm, warna putih keabuan
- Pada sentuhan klien tampak kesakitan
Nyeri akut
Agen injuri fisik
3
Subyektif :
- Klien mengatakan sejak tahun 1991 menderita gout dan penyakit itu menimbulkan benjolan pada sekitar telapak kaki kanan dan kiri serta pada  beberapa sendi  jari tangan
Obyektif :
- Terdapat tofus disekitar telapak kaki kanan dan kiri masing-masing sekitar ± 9 - 10 buah, dengan ukuran ± 2 x 2 cm
- Terdapat 3 tofi yang sudah pecah  dan dirasakan nyeri, tofi tampak putih keabu-abuan
- Pemeriksaan laboratorium didapatkan :
   Asam urat darah 8,3 mg/dl.
Kerusakan integritas kulit
Perubahan status metabolisme
4
Subyektif :
- Klien mengeluh badannya lemes tak bertenaga
- Klien mengatakan nafasnya tersengal-sengal  saat aktivitas ke WC
- Klien mengatakan aktifitas mandi toileting dibantu
Obyektif :
- Konjungtiva tampak anemis
- Aktivitas tampak dibantu
- Hasil pemeriksaan lab; Hb 9,0 gr%,Ureum darah 135 mg/dl, cretinin  2,5 mg/dl.
Intoleransi aktifitas

Insufisiensi oksigen dan energi
5.
Subyektif :
- Klien mengatakan badannya lemes seperti tak bertenaga
- Klien mengatakan nafasnya teresngal-sengal sehabis berjalan ke WC
Obyektif:
- Konjungtiva anemis
- Hasil pemeriksaan Laboratorium : Hb 9gr%, HCT 24,8 %, MCHC 36,4 gr/dl
- Riwayat HD 60 x

PK: Anemia

6
Subyektif :
- Klien mengeluh nafsu makannya menurun, malas makan,.
- Klien mengatakan rasa tidak enak makan.
- Mengeluh lemes tak bertenaga
Obyektif :
- Klien hanya menghabiskan ½  porsi makanan yang disajikan oleh rumah sakit.
- BB : 42 kg  TB: 147 Cm
- Konjungtiva tampak anemis, mukosa mulut tampak pucat.
- Peningkatan ureum
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Asupan yang kurang


Prioritas Diagnosa keperawatan
  1. Hypertermi b/d  proses peradangan dan kerusakan jaringan

  1. Nyeri akut  b/d agen injuri fisik

  1. Kerusakan integritas kulit  b/d  perubahan status metabolic

  1. PK : Anemia

  1. Intoleransi aktivitas  b/d kurangnya suplai oksigen dan energi

  1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d Asupan yang kurang.



RENCANA  KEPERAWATAN
NO
Dx.Kep
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Hipertermi b/d proses peradangan dan kerusakan jaringan
Setelah tindakan selama 3x 24 jam normo termi dengan criteria:
1. Suhu antara 36 – 370 C
2. Teridentifikasi faktor penyebab hipertermi
1. Kaji faktor-faktor penyebab hipertermi; dehidrasi & lingkungan yang panas.
2. Monitor tanda-tanda vital


3. Lakukan kompres hangat  pada daerah frontalis



4. Motivasi asupan cairan  ± 6-7 gelas/hari ( @ 200cc), bila tak ada kontar indikasi



5. Hilangkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hipertermi


6. Kelola specimen yang diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium

7. Kolaborasi pemberian antipiretik dan antibiotik
1. Ketepatan intervensi

2. Indikator kenaikan dan penurunan suhu
3.Dilatasi vaskuler meningkatkan evaporasi panas


4. Cairan menetralisir suhu dan dieksresi melalui ginjal bersamaan dengan urine
 5. Faktor-faktor etiologi tak ada hepertermi akan menurun
6. Diketahui etiologi yang pasti intervensi tepat
7.Mematikan kuman dan menurunkan panas untuk antipiretik
2
Nyeri akut b/d agen injuri fisik
Setelah 5 x 24 jam tindakan nyeri terkontrol, denganh criteria hasil :
- Secara verbal mengatakan nyeri berkurang  atau hilang
- Skala nyeri < 2
1. Kaji  nyeri klien  ( P,Q,R,S,T)

2. Kaji pengaruh budaya terhadap respon nyeri


3. Ajarkan tindakan non farmakologis untuk menurunkan respon nyeri diantaranya:
a. Tehnik relaksasi
b. Tehnik distraksi
c. Tehnik relaksasi progresif
d. Tehnik Guide imageri

4. Eliminasi faktor-faktor lingkungan yang dapat meningkat ambang nyeri


5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik
1. Nyeri diketahui  intervensi tepat
2. Budaya tertentu berpengaruh terhadap ambang dan toleransi nyeri
3. Tehnik yang diajarkan bila dipraktekkan akan merangsang endorphin endogenous tubuh yang dapat menurunkan nyeri
4. lingkungan yang tak kondusif dpt meningkatkan ambang nyeri
5. Memblokade prostaglandin dan zat-zat kimia yang lain yang mencetuskan nyeri
3.
Kerusakan integritas kulit b/d Perubahan status metabolik
Setelah tindakan 14 x 24 jam kulit utuh dengan criteria :
1. Timbul granulasi ditepi luka
2. ukuran luka mengecil
3. Tidak timbul luka baru
1. Kaji luas luka dan kondisi luka





2. Rawat luka dengan tehnik aseptic dan anti septic
3. Lakukan elevasi pada bagian yang mengalami kerusakan jaringan kulit
4. Anjurkan mengurangi pergerakan kaki

5. Anjurkan klien/keluarga melakukan perawatan kaki yang meliputi:
a. Mencuci kaki setiap hari dengan sabun dan air hangat
b. Mengeringkan kaki dengan bahan yang lembut dan bersih
c. Menggunakan pelembab/lotion agar kaki tidak kering

d. Melindungi kaki dari trauma dengan jalan menggunakan sandal yang ringan dan sepatu yang tidak ketat
6. Kolaborasi pemberian antibiotika


7. Kolaborasi diit rendah purin
1. Mengethaui kondisi luka dapat memberikan intervensi dan evaluasi kesembuhan
2. Membatasi kuman pathogen
3. Sirkulasi baik kesembuhan +
4. menurunkan proses peradangan

a. Membatasi penumpukan kuman patogen
b. Tidak menimbulkan luka baru
c.Kulit kering meningkatkan mudah timbul iritasi
d. Adanya trauma menimbulkan masalah baru
6. Antibiotikan membunuh kuman pathogen
7.Meminimalisasi timbulnya tofus
4
PK : Anemia
Setelah tindakan 7 x 24 jam perawat dapat mengelola PK : anemia dengan criteria :
- Hb > 7 gr%
- Toleransi terhadap aktivitas
- Konjungtiva tidak anemis
1. Kelola pengambilan sepecimen untuk memantau sel darah merah, Hb, hematokrit dan sel darah yang lain sesuai indikasi
2. Hindari pengambilan specimen darah yang tidak perlua

3. Jelaskan dan tekankan pada klien/ keluarga untuk mencegah terjadinya perdarahan mis; menggunakan sikat gigi yang lembut, melakukan aktifitas yang berlebihan
4. Kolaborasi medikasi untuk pemberian injeksi epo, saplemen besi, asam folat dan multivitamin







5. Kelola pemberian transfuse darah
1. Indikator keadaan anemia & dasar intervensi yang tepat
2. Dapat menurunkan sel darah dalam tubuh
3. Mencegah degradasi sel darah merah lebih cepat dan mencegah perdarahan
4. Merangsang pembentukan seldarah merah dengan merangsang pembentukan eritropoitin dan pembentukan sel darah merah faktor intrinsic
5. Transfusi dapat mengembalikan jumlah darah yang kurang secara langsung
5.
Intoleransi aktifitas b/d insufisiensi oksigen dan energi
Setelah tindakan 5 x 24 jam klien toleran terhadap aktifitas dengan criteria :
a. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat intoleransi
b. Mengalami kemajuan dalam beraktifitas
c. Mempertahankan TD,HR,R, dalam rentang yang diperbolehkan dalam beraktifitas
1. Kaji pengetahuan dan perilaku yang berhubungan dengan ; Eating, Exercise, Exposure, Emotional stress ( 4E ):
* Eating :
a. Jelaskan pentingnya diit rendah garam, rendah protein dan rendah purin
b. Sediakan makanan yang mudah dikunyah dan mudah dicerna
* Exercise:
a. Ajarkan modifikasi aktifitas
b. Instruksikan untuk tidak melakukan atau menghindari pergerakan yang memberatkan, mis; mengangkat beban berat, manuver valsava, mengejan saat BAB
* Exposure:
a. Hindarkan klien terpapar oleh lingkungan  suhu yang ekstrim
b. Modifikasi dan adaptasi lingkungan dengan menggunakan jaket




*Emotional Stress:
a. Bantu klien mengenal stress dan respon emosional yang dialaminya
b. Jelaskan efek stress terhadap gangguan kardovaskuler.


c. Diskusikan manajemen stress 

2. Tingkatkan aktifitas dengan tindakan yang meliputi :
a. Ajarkan tehnik pemantauan mandiri gejala vital; ukur HR saat aktivitas dan istirahat selama 3 menit post latihan
b. Beri kesempatan istirahat dalam setiap episode latihan


c. Buat jadwal latihan secara berkala

d. Tingkatkan aktifitas secra bertahap

e. Evaluasi terhadap penggunaan energi yang mendadak dan peningkatan beban jantung




3. Diskusikan peran tanggung jawab pekerjaan, keuangandengan klien dan keluarga

4. Diskusikan pengaruh pembatasan toleransi aktifitas terhadap kegiatan hubungan sexual
5. Lakukan konseling sexual







a. Mengurangi beban kerja ginjal
b. Mengurangi energi untuk pencernaan
a. Sesuai kemampuan
b. aktifitas yang berlebihan meningkatkan beban tubuh & penggunaan energi


a. Perlu adaptasi yang membutuhkan energi cepat
b. jaket dapat memberikan barier terhadap adaptasi dan pengeluaran energi yan berlebihan
a,b Stress merangsang proses kimia dalam tubuh  untuk  disekresi akan mempengaruhi kerja organ vital
c. Pengelolaan stress yang efektif


a. Pengetahuan yang cukup meningkatkan kemandirian
b. Memberi kesempatan adaptasi dan resolusi
c. Pemantauan kemajuan
d. Adaptasi kondisi intoleransi
e. Peningkatan energi yang mendadak beban bagi otak dan jantung dpt. m,enimbulkan kegawatan.
3.Beban emasi meningkatkan beban kerja organ tubuh
4.Aktifitas sexual membutuhkan tenaga dan energi
5.Pengetahuan yang cukup meningkatkan usaha preventif intoleransi
6
Ketidak seimbangan nutrisi kurang  dari kebutuhan b/d
asupan yang kurang
Setelah tindakan 3 x 24 jam status nutrisi adekuat dengan criteria:
1. Diit dari rumah sakit dihabiskan
2. BB tetap atau meningkat
1. Manajemen nutrisi
a. Jelaskan jenis diit yang diberikan



b. Dorong klien mengkonsumsi diit yang disediakan




c. Catat makan kesukaan dan catat adanya pantangan atau adanya alergi




d. Anjurkan klien makan dalam porsi kecil dan sering dan sajikan diit dalam keadaan hangat



2. Monitoring nutrisi:
a. Monitoring BB setiap hari

b. Monitoringlingkungan saat klien makan



c.Jadwalkan tindakan dan terapi tidak bersamaan dengan jam makan
d. Monitoring kekeringan kulit, konjungtiva dan selaput mukosa mulut
e. Monitor perasaan mual dan muntah

f. Monitor kadar Hb, hematokrit, albumin dan protein total
a. Pengetahuan yang cukup motivasi diharapkan meningkat
b. Diit dari RS sudah diukur dan diteliti disesuaikan kondisi klien


c. Meningkatkan dorongan untuk makan dan mencegah akaibat lanjut dari makanan
d. Meningkatkan jml asupan dan mencegah intoleransi terhadap makanan

a. Salah satu indicator kecukupan nutrisi
b. Suasana yang nyaman berpengaruh terhadap selera makan
c. Aktivitas makan terganggu
d. Salah satu indicator kurang nutrisi
e. menurunkan asupan
f. Indikator kecukupan nutrisi

 IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

TGL,JAM
NO
DX

IMPLEMENTASI

EVALUASI
3  Agust 04
08.00







09.30









11.00








12.00
1








1









1








1
1. Menjelaskan tindakan untuk menurukan demam
2. Memberikan kompres hangat
3. Meminta keluarga untuk mengulangi tindakan mengompres dengan air hangat
4. Meminta klien dan keluarg untuk tidak menggunakan selimut yang tebal, baju tebal, menganjurkan untuk memakai pakaian yang dapat menyerap keringat
5. Mengganti botol cairan infuse yang habis, dengan botol infuse yang baru; cairan NaCl 0,9%, memonitor kepatenan dan kelancaran tetesan infuse, serta menghitung tetesan infuse
6.menganjurkan klien mengkonsumsi cairan ± 6-7 gelas/hari
7.Mengganti alat tenun yang kotor


8. Melakukan pembacaan hasil laboratorium
9. Menjelaskan kepada klien /keluarga tentang hasil laboratorium
10.Menganjurkan keluarga untuk meneruskan kompres hangat



11. Mengukur tanda-tanda vital
12. Memberikan injeksi Vicillin 1 gram dan tablet pamol 500mg

S:-Klien dan keluarga menyebutkan dan mengerti penjelasan yang diberikan. 
O:-Keluarga memberikan kompres pada klien.
    -Selimut yang tebal diturunkan.
A:-Masalah belum teratasi.

S:- Klien mengatakan sejak kemarin sudah menkonsumsi minuman ± 5 gelas
- Klien mengatakan tidak sakit pada daerah insersi infus
O: Tetesan infuse lancer, cairan NaCl 0,9%, 15 tetes/ menit, insersi infuse tak ada tanda kemerahan



S: Keluarga mengungkapkan jadi istri saya tidak ada infeksi ya pak,..
O: - Hasil Lab; Widal -, Malaria -, HbsAg –
- Keluarga melanjutkan mengompres klien dengan air hangat


Jam  14.00
S: Klien mengatakan panasnya agak menurun
O: S: 37,50C, N: 96x/mnt, R: 20x/mnt, TD: 130/80 mmHg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
4 Agst 04
07.30







12.00
1








1
1. Membaca hasil pengukuran suhu dinas malam
2. Mengkaji keluhan klien terhadap peningkatan suhu klien





3. Mengukur tanda-tanda vital
4. Memberikan injeksi vicillin 1 gram dan tablet pamol 500mg
S:Klien mengatakan sejak tadi malam badannya sudah tidak panas lagi
O: - S: 370C
- Perabaan pada kulit klien tidak teraba panas
Jam : 14.00
S: Klien mengatakan sudah tidak panas lagi
O: S: 370C, N: 92x/mnt, R: 20x/mnt, TD: 130/80 mmHg
- Perabaan kulit tidak panas
A: Masalah teratasi, Sesuai dengan hasil kunjungan dokter obat injeksi diganti oral
P: Monitor peningkatan suhu, Motivasi untuk melapor bila ada peningkatan suhu.
3 Agst 04
08.20





10.00






11.30
2






2






2
1.Mengkaji kondisi  nyeri yang dialami oleh klien
2. Mengkaji pengaruh budaya terhadap respon nyeri



3. Mengajarkan tehnik relaksasi dengan tehnik  nafas dalam
4. Menganjurkan klien untuk menggunakan tehnik yang telah diajarkan
5. Menganjurkan pada klien untuk melaporkan perasaan nyerinya

6. Mengkaji faktor-faktor lingkungan  yang meningkatkan perasaan nyeri
7. Meminimalisir faktor lingkungan yang menimbulkan nyeri
8. Memberikan analgetik pronalges 1 ampul sesuai hasil kolaborasi dengan dr. Endang
S: Kaki saya nyeri nyut-nyutan, bertambah nyeri bila disentuh dan nyerinya terus-menerus
O: -Klien tampak sering meringis menahan sakit
- Skala nyeri 4

S: Klien mengatakan  terasa saangat nyeri walaupun tak disentuh
O: Klien mendemonstrasikan tehnik relaksasi menarik nafas dalam
- skala nyeri 5
Jam .13.30
S: Klien mengatakan lingkungan yang ramai membuat nyerinya bertambah
- Klien ingin tenang dan rasa nyerinya mereda
O: -Klien tampak meringis-ringis menahan sakit
- Obat telah diberikan tapi belum ada reaksi
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
4 Agst 04
07.30









08.45






09.45
2










2






2

1.Mengkaji rasa nyeri klien
2.Mendorong klien untuk melakukan tehnik relaksasi yang telah diajarkan
3. Memberikan pujian atas kemampuan klien
4. Berdiskusi dengan klien dan keluarga untuk mencoba cara yang lain untuk mengatasi nyeri
5. Mengajarkan tehnik relaksasi progresif


6. Meminta klien untuk memposisikan anggota yang nyeri dengan posisi yang lebih tinggi ( elevasi )
7. Menganjurkan klien mengistirahatkan kakinyan yang sakit


8. Meminta  klien  untuk mengingat dan mendemonstrasikan tehnik progresif yang telah diajarkan
9. Memberikan pujian atas kemampuan klien terhadap tehnik yang telah didemonstrasikan
10. Mengkaji kembali rasa nyeri yang dialami oleh klien



S: Klien mengatakan rasa nyerinya hari ini agak berkurang dibanding kemarin
- Klien dan keluarga menyatakan
bersedia diajarkan tehnik yang baru
O:- Pada areal sekitar tumit yang ada lukanya bila disentuh masih sakit
- Ekspresi wajah terkadang masih meringis-ringis


S: Nyeri masih dirasakan terutama kalau bagian sekitar luka disentuh
O: -Tampak posisi kaki elevasi
- Klien masih tampak sering meringis menahan sakit
Jam 14.00
S:- Nyeri masih dirasakan, bila kakinya disentuh atau ditekan
- Klien akan mempraktekkan dan menggunakan tehnik baru yang telah diajarkan
O:- Klien tampak mendemonstrasikan tehnik yang diajarkan
- Ekspresi wajah kadang masih tampak meringis dan tegang menahan nyeri
A: - Masalah  teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
5 Agst 04
14.30













2









1. Mengkaji rasa nyeri klien
2. Meminta klien untuk mendemonstrasikan tehnik mengatasi nyeri yang telah diajarkan pada klien
3. Memberikan pujian atas tindakan yang telah dilakukan oleh klien
4. Mendorong klien untuk mempergunakan tehnik yang telah diajarkan untuk mengatasi rasa nyeri secara kontinyu




Jam . 19.00
S: Klien mengatakan “ Nyeri saya sudah jauh berkurang “
- Klien mengatakan akan selalu mempergunakan tehnik-tehnik yang diberikan
O: - Klien tampak lebih rileks
- Klien dapat mengantisipasisentuhan yang ringan
- Pada sentuhan dengan tekanan yang agak keras klien masih kesakitan
- Pada saat bagian yang nyeri ditekan klien tampak meringis
- Skala nyeri 3
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
6 Agst 04
08.30
2
1. Mengkaji rasa nyeri klien
2. Mengingatkan klienuntuk melakukan tindakanm mengatasi nyeri dengan tehnik yang diajarkan bila nyerinya muncul kembali
3. Menganjurkan kepada klien untuk melakukan latihan ROM
Jam 11.00
S: Klien mengatakan nyerinya jauh berkurang, untuk menapak sudah bisa namun kalau keras sekali masih sakit
O:- Skala nyeri 2
- Ekspresi wajah tampak rileks
- Klien mengatakan hari ini boleh pulang
P: Dorong klien untuk selalu mempergunakan tehnik mengatasi neyrinya dirumah bila nyeri muncul atau dirasakan, Siapkan dischar planning



3 Agst 04
08.30
3
1. Mengkaji luas luka dan kondisi luka/kerusakan kulit
2. Merawat luka dengan tehnik aseptic dan antiseptic, mengompres luka dengan revanol
3. Menganjurkan untuk sementara kakinya diistirahatkan dulu
S: Klien mengatakan lukanya sakit dan basah
O: Luka pada tumit karena tofus
-Luka tampak putih keabuan, mengeluarkan cairan agak kemerahan
- Jumlah tofus sekitar 9-10 pada setiap telapak kaki dan ada 3 buah yang tidak intak, pada bagian tumit tofus terbuka mengeluarkan cairan kemerahan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan tindakan
4 Agst 04
08.30




12.00
3
1. Merawat luka dengan cairan NaCl 0,9% dan mengompres dengan revanol
2. Melakukan posisi elevasi danmenganjurkan pada klien dan keluarga untuk mempertahankan posisi elevasi
3. Memberikan injeksi Vicillin 1 gram
S: Klien dan keluarga mengucapkan terimakasih telah dirawat
O: Luka tampak masih mengeluarkan cairan merah kekuningan khususnya didaerah tumit
- Luka dibagian tofus yang lain tampak menmgering
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan tindakan
5 Agst 04
16.00
18.00
3
1. Melakukan perawatan luka
2. Melakukan pengkajian kondisi luka
3. Memberikan obat oral
S: Klien menatakan lukanya sudah agak kering
O: Luka dibeberapa tofus sudah kering
- Luka pada tumit masih agak basah dan nyeri
A: Masalah sudah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
6 Agst 04
08.30
3
1. Mengkaji kondisi luka
2. Melakukan perawatan luka
3. Menjelaskan kepada klien dan keluarga cara merawat luka
S: Klien mengatakan luka saya sudah agak kering, klien mengatakan akan pulang
O: Luka pada tumit sudah agak mongering pembalut kering
- Tofus yang lain tampak intak
A: Masalah teratasi sebagian, Klien diperbolehkan pulang pulang
P: Berikan dischard  Planing perawatan kaki

3 Agst 04
13.00
4
1.Menjelaskan hasil laboratorium yang berhubungan dengan keadaan anemia yang dialami klien yaitu tentang nilai normal Hb
2. Menjelaskan pada klien dan keluarga untuk menghindari adanya perdarahan dengan cara menggunakan sikat gigi yang berbulu lembut.
S: Klien menagatakan hari ini saya masih lemes.
O: Hb 9,0 gr%,
- Konjungtiva anemis
A: Masalah belum teratasi
P:  Lanjutkan intervensi
4 Agst 04
13.30
4
1. Menjelaskan tujuan pemberian obat yang akan diberikan yaitu  hemapo 3000 IU
2. Memberikan injeksi 3000 IU
3. Meminta klien untuk melaporkan bila ada gejala atau efek samping obat
S: Klien dan keluarga mengatakan “ ya saya mengerti dan mau disuntik , ya nanti bila ada gejala saya akan panggil “
O: - Klien bersedia disuntik  di bokong kanan
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

5 Agst 04
18.00
4
1. Mengingatkan klien dan keluarga untuk mencegah terjadinya perdarahan
2. Memberikan Obat Viliron peroral  1 tablet
S:-
O: Obat telah diminum
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intevensi

6 Agst 04
09.00
4
1. Mengkaji perasaan klien yang berhubungan dengan gejala-gejala anemia
2. Memberikan penguatan terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh klien dalam mencegah perdarahan
3. Membaca hasil pemeriksaan laboratorium
4. Memberikan Injeksi Hemapo 3000 IU SC
S: Klien mengatakan kadang masih lemes, Saya diijinkan pulang.
O: Hb 8,0 %
-          Konjungtiva tampak anemis
A: Hb. menurun
P: Dischard Planing
3 Agst 04
10.30
5
1.Mengkaji tingkat aktifitas klien
2.Menganjurkan klien untuk tidak banyak melakukan aktivitas dan mejelaskan tujuannya
S:- Klien mengatakan Saya lebih senang tidur karena merasa lemas dan sesak nafas kalau duduk lama, lebih sesak lagi kalau saya berak ke WC
O: Klien tampak lemah, Suhu badan panas,
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
4 Agst 04
10.00

5
1.Mengkaji tingkat toleransi aktivitas klien
2. Menghindarkan klien dari terpajan oleh suhu yang ekstrim; menginmgatkan saat mandikan air tidak terlalu panas dan terlalu dingin
3. Menganjurkan klien untuk latihan ROM Pasif dan aktif  sesuai kemampuan
4. Menganjurkan klien untuk latihan duduk dan aktivitas secara bertahap
S:KLien menagtakan masih lemas
O: KLien tampak masih pucat
- Klien berusaha menggerakan ekstrimitasnya untuk latihan ROM
- Tanda Vital setelah latihan ROM :
Nadi : 96 x/mnt, R: 24x/mnt
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi, monitor kondisi klien
5 Agst 04
15.00










17.00
5











5
1.Mengkaji tingkat toleransi klien terhadap aktivitas
2 Mengajarkan tehnik pemantauan mandiri terhadap aktifitas ( nafas,HR post latihan)
3. Menganjurkan klien untuk latihan bertahap mulai dari duduk berdiri dan berjalan
4. Melakukan monitor tanda peningkatan HR dan R


5. Mendorong klien untuk melakukan latihan bertahap sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
6. Melakukan observasi selama klien mengadakan latihan
7. Memonitor vital sign terutama nafas dab nadi post melakukan aktivitas
8. Mendorong klien untuk terus melakukan aktivitas bertahap
S: KLien mengatakan masih lemes, kalau duduk sudah bisa tapi kalau 1 jam ya capek, lemes ngos-ngosan
O:- Klien bisa duduk dan berdiri selama ± 20 menit
- Nafas 24 x/mnt
-Respirasi 96x/mnt


Jam. 19.00
S: Klien  mengatakan saya harus istirahat setelah berjalan dari  kamar mandi, agak sesak kalau ndak istirahat
O: Klien tampak mampu berjalan dari kamar mandi ketempat tidur dengan jarak ± 3 meter tanpa istirahat
- R 24x/mnt,N 96x/mnt, TD 130/80mmHg
- Kondisi klien cukup stabil
A:Toleransi terhadap aktifitas mengalami kemjuan
P: Lanjutkan penguatan dan latihan yang lebih meningkat bebannya


6 Agst 04
08.00
5
1. Menanyakan aktivitas yang dilakukan oleh klien dan bagaimana kondisi klien setelah melakukan aktivitas
2. Mendorong klien untuk meningkatkan latihan dan jangan lupa untuk istirahat
3. Mengukur tanda vital post latihan
S: KLien mengatakan “ saya sudah dapat berjalan kemar mandi bolak-balik dan sesak sedikit , saya sudah bisa mandi di kamar mandi sendiri
O: KLien tampak cerah, klien dapat duduk lama ± 30 menit dengan kaki berjuntai , Klien tampak berjalan kekamar mandi sendiri
- Tanda vital N: 92x/mnt
- Nafas : 20x/mnt
A: Toleransi terhadap aktivitas meningkat, klien rencana pulang
P: Lakukan dischard planning
3Agst 04
07.15







11.30
6








6
1. Menggali pengetahuan klien dan keluarga tentang gizi
2. Mengukur BB
3. Mengkaji selera makan dan nafsu





4. Menyajikan makanan
5. Mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan yang disediakan
S: Klien menyebutkan bahwa gizi itu penting untuk kesembuhannya
- Klien mengatakan nafsu makannya menurun
O: BB: 42 Kg
- Diit yang disajikan oleh rumah sakit cuma ½ dikonsumsi
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

4 Agst 04
07.20







11.30
6








6
1. Menanyakan kemampuan klien menghabiskan diit, mengukur berat badan
2. Mengajurkan keluarga untuk memberikan makan pada saat masih hangat
3. Menganjurkan makan porsi sedikit tapi sering
4. Menjelaskan diit yang diberikan
5. Menyajikan makanan
6. mendorong klien dan memberikan motivasi agar diit dihabiskan
S: KLien mengatakan saya cuma makan sedikit saja, mulut saya rasanya tidak enak
O: Diit pagi masih tersisa ½ porsi
-          BB : 42 Kg
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
5 Agst 04
17.30
6
1. Menanyakan kemampuan klien untuk makan menimbang BB
2. Menyajikan makanan dan menmdorong klien untuk mengkonsumsi diit mumpung masih hangat
3. Memberikan pujian atas kemampuan klien untuk mengkonsumsi makan yang telah disediakan RS
S: Saya makan sudah agak enak sekarang, itu lihat tinggal sedikit
O: KLien makan ¾ diit yang disediakan, BB 42 Kg
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan motivasi.

6 Agst 04
6
1. Menanyakan kemampuan klien untuk menghabiskan makanan yang disediakan
2. Mengukur berat badan klien
3. Memberikan pujian atas kemampuan yang telah dicapaiu oleh klien
4. Mendorong klien untuk mempertahanklan dan meningkatkan asupan
5 Anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar purin dalam darahnya ( dischard planning )
S: Saya sudah cukup banyak makan, sudah enak rasa tenggorokkan saya
O: Diit yang disediakan tinggal 1/3
- BB 42 Kg
A: Masalah teratasi
P: Beri penguatan dan penjelasan untuk dischard planing


 Discharge  Planing
1. Diagnosa I:
    Menganjurkan perawatan   dirumah bila klien demam a.l
            a. Kompres hangat
            b. Makanan Lunak
            c. Asupan cairan 6-8 gelas/hr, bila tak ada bengkak/oedema
            d. Kontrol ke Rumah Sakit Bila demam tidak turun
2. Diagnosa II:
    Menganjurkan menggunakan tehnik relaksasi yang pernah diajarkan
a.       Tehnik nafas dalam
b.      Tehnik relaksasi progresif
c.       Tehnik distraksi
d.      Tehnik Guide Imageri
    Menganjurkan control teratur
3. Diagnosa III:
    a. Mengajarkan cara merawat luka dirumah
    b. Menganjurkan perawatan kaki:
- Cuci kaki  dengan air hangat dan sabun,
- Keringkan kaki dengan lap yang lembut
- Beri lotion, Merawat luka
- Menggunakan alas kaki/sepatu yang tidak sesak
-  Mencegah trauma
     c Menganjurkan melakukan senam kaki
4. Diagnosa IV:
    a. Menganjurkan mengkonsumsi obat secara teratur
    b. Menganjurkan mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan anjuran
    c. Minum obat teratur
    d.Bila obat habis control
5. Diagnosa V :
    a. Menganjurkan klien melakukan kegiatan sesuai toleransi
    b. Istirahat bila sudah merasa capek untuk mencegah pingsan
    c. Menganjurkan BAB jangan sampai keras
6. Diagnosa VI :
    a. Menganjurkan mengkonsumsi rendah garam,rendah protein dan rendah purin
    b. Mengkonsumsi multivitamin yang diberikan
    c. Menganjurkan kotrol secara rutin

Kesimpulan keperawatan
1. Diagnosa I  : Tanggal 4 Agustus 2004  Masalah teratasi
2. Diagnosa II : Tanggal 6 Agustus 2004 Masalah teratasi sebagian,
2. Diagnosa III: Tanggal 6 Agustus 2004 Masalah teratasi sebagian,
2. Diagnosa IV : Tanggal 6 Agustus 2004 Masalah teratasi sebagian,
2. Diagnosa V : Tanggal 6 Agustus 2004 Masalah teratasi
2. Diagnosa VI : Tanggal 6 Agustus 2004 Masalah teratasi


Daftara Pustaka

Capernito, L.J, 2000, Dx Keperawatan, Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta

Doengoes, Marlyn E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Alih bahasa, Imade
                   kairasa,dkk, EGC Jakarta

Mc. Closky, J.L. Buschek G M 1996, Nursing Intervention Clasification (NIC), Mosby
                   St. Lois

Nanda, 2001, Diagnosa keperawatan, Definisi dan Klasifikasi, Alih bahasa, PSIK-UGM
                   2002, Yogyakarta

Price. SA, 1995 Patofisiologi Kosep klinis, Proses ppenyakit , alih bahasa Peter Anugrah,
                   EGC Jakarta.

Saifullah Nur. et al, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Gaya baru Jakarta

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2011 PAKAR BANGSA - All rights reserved. PIK REMAJA KECAMATAN PASEKAN INDRAMAYU