BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian asensial dari asuhanbayi baru lahir. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermi dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksiasegera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat, dibarengi pula dengan pencegahan hipotermi dan infeksi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari uraian di atas adalah “Bagaimana asuhan pada bayi baru lahir dan neonatus”.
C. Tujuan
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan neonatus, dengan standar pelayanan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir Dan Neonatus
Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha pernapsan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir:
- Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
- Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin.
Proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian asensial dari asuhanbayi baru lahir. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermi dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksiasegera dikenali dan ditatalaksana secara adekuat, dibarengi pula dengan pencegahan hipotermi dan infeksi.
B. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai Asuhan Esensial Neonatal yang meliputi:
1. Persalinan bersih dan aman
Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana sesuai dengan ketentuan atau Indikasi yang tepat.
2. Memulai/inisiasi pernafasan spontan
Begitu bayi baru lahir segera lakukan inisiasi pernafasan spontan dengan melakukan penilaian awal, sebagai berikuta:
a. Nilai bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik)
b. Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan menanyakan 5 pertanyaan sebagai berikut:
- Selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana sesuaidengan ketentuan atau indikasi yang tepat
c. Bila kelima jawaban diatas "YA" maka lakukan asuhan bayi baru lahir normal sebagi berikut:
- Keringkan bayi dengan kain/handuk yang bersih, kering, hangat, kemudian lingkupi tubuh bayi dengan kain /handuk kering dan hangat yang lain. Bersihkan mulut dan hidung bayi ¾secukupnya. Tidak perlu dilakukan penghisapan lendir.
- Hangatkan tubuh bayi (selimuti dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup kepala)
- Berikan bayi pada ibunya untuk membangun hubungan emosional dan pemberian asi secara dini.
d. Salah satu jawaban "TIDAK" maka segera lakukan langkah awal RESUSITASI bayi baru lahir
e. Rangsangan taktil, upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai refleks protektif pada tubuh bayi baru lahir. Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan stimulasi.
3. Stabilitas temperature tubuh bayi/menjaga agar bayi tetap hangat
Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relative hangat. Mekanisme Kehilangan panas pada bayi baru lahir:
a. Evaporasi : Kehilangan panas pada tubuh terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
b. Konduksi : Kehilangan panas melalui kontak langsung antar tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
c. Konveksi : Kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yanglebih dingin.
d. Radiasi : Kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Upaya untuk mencegah kehilangan panas:
- Keringkan bayi secara seksama
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain - ¾bersih, kering dan hangatkan
- Tutupi kepala bayi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir
- Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
- Saat melakukan persiapan untuk memandikan bayi, ikuti rekomendasi-rekomendasi berikut:
ü Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir, sebelum memandikan bayi.
ü Sebelum memandikan bayi pastikan bahwa temperature tubuh bayi telah stabil (temperature aksila antara 36,5 C-37,5 C)
ü Jangan memandikan bayi yang mengalami masalah pernafasan
ü Sebelum memandikan bayi, pastikan ruangan tersebut hangat dan tidak ada hembusan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk menyelimuti bayi setelah dimandikan
ü Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
ü Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
ü Ganti handuk yang basah dan segera selimuti kembali bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi ditutupi dengan baik
ü Tempatkan bayi di tempat tidur yang lama dengan ibunya dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya, segera setelah lahir bayi harus ditempatkan bersama ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi .
4. ASI Dini dan Eksklusif
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam 30 menit setelah bayi tahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat diklem dan dipotong. Tenteramkan ibu bahwa penolong akan membantu ibu menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai dikerjakan.
· Keuntungan pemberian ASI secara dini:
a. Merangsang produksi ASI
b. Memperkuat refleks menghisap (reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.
c. Mempromosikan hubungan emosional antar ibu dan bayinya
d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum
e. Merangsang kontraksi uterus
Pedoman Umum Untuk Ibu Menyusuia. Mulai menyusui segera setelah lahir, dalam 30 menit pertama.
· Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air madu, larutan air gula atau pengganti air susu ibu) kecuali ada indikasi yang jelas (atas alasan-alasan medis). Jarang sekali para ibu tidak cukup memiliki air susu sehingga bayi memerlukan asupan susu buatan tambahan (Enkin, et at, 2000).
· Berikan ASI saja selama enam bulan pertama kehidupan.
· Berikan ASI pada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.
5. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
a. Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan penanganan bayi baru lahir.
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau sterile. Jika menggunakan bola karet penghisap pakai yang bersih dan baru (Jangan pernah menggunakan boal karet penghisap dari satu bayi ke bayi yang lain).
d. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
e. Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, steteskope dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontarninasi, cuci, dan keringkan setiap kali setelah digunakan). Dalam waktu satu jam setelah kelahiran berikan obat tetes mata /salep pada bayi baru lahir untuk mencegah oftalmia neonatorum, salep mata yang bisa dipakai yaitu tetrasikilin 1%, larutan perak nirat 1% atau eritromisin 0,5%. Biarkan obatnya tetap dimata bayi jangan dibersihkan salep atau obat mata yang berada di sekitar roata.
C. Jadwal Kunjungan Ulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar