EFISIENSI PEMBELAJARAN

 
Dalam mengukur efisiensi pembelajaran, indikator utamanya diacukan pada waktu, personalia, dan sumber belajar yang terpakai. Berapa jumlah waktu yang dibutuhkan oleh siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Berapa jumlah personalia yang terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran? Bagaimana penggunaan sumber belajar yang dirancang untuk pembelajaran? Jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan gambaran mengenai tingkat efisiensi program pembelajaran.
Waktu

Bagaimanapun juga, efisiensi belajar hanya bermanfaat apabila dikaitkan dengan siswa secara perseorangan. Oleh karena itu, efisiensi hanya dapat diukur apabila  setiap  siswa  dapat  belajar  sesuai  dengan
jumlah waktu yang dibutuhkannya. Program pembelajaran  biasanya dirancang sesuai dengan alokasi waktu belajar yang disediakan: per semester, kuartal, atau interval waktu tertentu, seperti mingguan, bulanan, dan seterusnya. Alokasi waktu secara ketat seperti ini, di mana setiap siswa harus mulai dan mengakhiri kegiatan belajar dalam waktu yang sama, tidak banyak manfaatnya untuk mempreskripsikan efisiensi belajar.
Pengukuran efisiensi dalam kondisi alokasi waktu ketat biasanya dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan beberapa program yang berbeda dalam jumlah waktu yang sama, kemudian pencapaian tujuan tiap-tiap program dibandingkan. Program  yang dapat mencapai tujuan terbanyak dalam waktu yang telah ditentukan dapat dikategorikan sebagai program yang paling efisien.
Adanya alokasi waktu longgar sesuai dengan kebutuhan tiap-tiap program pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran  yang sama lebih cermat untuk menggambarkan efisiensi. Program yang dapat mencapai paling banyak tujuan dan dalam waktu yang paling singkat, ditetapkan sebagai program yang paling efisien.
Oleh karena itu, efisiensi penting sekali diukur bila program pembelajaran menekankan pada kegiatan perseorangan atau kegiatan belajar yang diorganisasi sesuai dengan kemajuan belajar siswa. Dari sisi siswa, jumlah waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dipakai sebagai ukuran efisiensi. Secara matematik, pengukuran efisiensi dilakukan dengan menghitung rasio jumlah tujuan yang dicapai siswa dibandingkan dengan jumlah waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.
Sebagai contoh, Made mencapai 10 tujuan dalam waktu  3 jam. Dengan membagi jumlah tujuan yang dicapai oleh Made dengan jumlah waktu yang digunakannya untuk belajar, ditemukan indeks efisiensi 3,3. Putu mencapai kesepuluh tujuan itu dalam waktu 5 jam. Indeks efisiensinya adalah 2. Jadi, makin tinggi indeks, berarti makin tinggi efisiensi belajar. Indeks seperti ini dapat dihitung untuk setiap siswa, dan rata-rata keseluruhan indeks akan mencerminkan efisiensi program pembelajaran.
Personalia
Jumlah personalia yang dilibatkan dalam perancangan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran, juga dapat dipakai untuk mempreskripsikan efisiensi. Berapa personalia yang terlibat dalam suatu pembelajaran? Baik sejak dalam rancangan, pelaksanaan, dan sampai pada penilaian pembelajaran. Atau, dengan ungkapan lebih khusus, berapa rasio guru-siswa. Suatu pembelajaran  melibatkan 2 orang guru dengan 48 orang siswa, maka rasio guru-murid menjadi 2:48, atau 1:24. Apabila suatu sekolah menetapkan rasio standar 1:20, maka pembelajaran  yang dijalankan dengan rasio  guru-siswa 1:24, dan dapat mencapai tujuan yang sama, dikatakan lebih efisien.
Rasio 1:24 yang dikemukakan di atas akan dapat memberi makna lain sebagai ukuran efisiensi, apabila jumlah waktu kerja nyata dari 2 orang guru itu diperhitungkan. Umpamanya, jumlah jam kerja yang digunakan oleh kedua guru tersebut perminggu untuk pembelajaran itu: perancangan, pelaksanaan, dan penilaiannya, adalah  60 jam, sedangkan jumlah waktu yang ditetapkan untuk mengelola pembelajaran  itu adalah 40 jam, maka ditinjau dari penggunaan waktu kerja, pembelajaran  itu tidak efisien.
Sumber Belajar
Penggunaan sumber belajar lain, selain guru, juga dapat dijadikan ukuran tingkat efisiensi pembelajaran, seperti: berapa ruang yang dipakai, apakah melibatkan penggunaan lab, komputer, jumlah bukuteks, penyampaian buku kerja, atau sumber-sumber lain yang ada kaitannya dengan biaya pembelajaran. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk media sekali-pakai, seperti: kapur tulis, tranparansi, serta media sekali-pakai lainnya. Rincian dari penggunaan media ini, serta biaya yang dikeluarkan, dapat menggambarkan tingkat efisiensi suatu pembelajaran.
Cara lain untuk mengukur efisiensi dari sudut penggunaan sumber belajar adalah membandingkan jumlah siswa yang memanfaatkan suatu media dalam kurun waktu tertentu. Makin banyak jumlah siswa yang dapat menggunakan suatu media dalam waktu singkat, berarti semakin efektif penggunaan media itu. Apabila ditinjau dari sudut biaya, menggunakan transparansi untuk menyampaian isi pembelajaran  akan lebih efisien daripada mengetik isi pembelajaran  itu dan menggandakannya sejumlah siswa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2011 PAKAR BANGSA - All rights reserved. PIK REMAJA KECAMATAN PASEKAN INDRAMAYU